Heparin-induced thrombocytopenia (HIT) adalah komplikasi dari terapi heparin. Ada dua jenis HIT. Tipe 1 HIT muncul dalam 2 hari pertama setelah terpapar heparin, dan jumlah trombosit menjadi normal dengan terapi heparin yang berkelanjutan. HIT tipe 1 adalah kelainan non-imun yang dihasilkan dari efek langsung heparin pada aktivasi trombosit.
HIT tipe 2 adalah kelainan yang diperantarai kekebalan yang biasanya terjadi 4-10 hari setelah terpapar heparin dan memiliki komplikasi trombotik yang mengancam jiwa dan ekstremitas. Dalam praktik medis umum, istilah HIT mengacu pada HIT tipe 2.
Pengobatan Heparin-induced thrombocytopenia dimulai dengan penghentian semua produk heparin. Pasien kemudian harus mulai pengobatan dengan antikoagulan alternatif.
Nah, pada artikel ini akan membahas salah satu obat antikoagulan yang dapat digunakan untuk mengatasi HIT. Obat tersebut yaitu obat Lepirudin. Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai kegunaan, dosis dan efek samping obat Lepirudin. Selamat membaca.
Kegunaan obat Lepirudin
Obat Lepirudin adalah hirudin rekombinan yang merupakan inhibitor trombin langsung. Obat ini diindikasikan untuk antikoagulasi pada pasien dengan trombositopenia yang diinduksi heparin (HIT) dan penyakit tromboemboli terkait untuk mencegah atau mengobati komplikasi tromboemboli lebih lanjut.
Dosis obat Lepirudin
Obat Lepirudin merupakan obat yang didaptkan berdasarkan resep dari dokter. Obat ini tersedia dalam bentuk sediaan injeksi intravena. Berikut dosis obat Lepirudin yang biasa diberikan:
- Dosis Intravena untuk Tromboemboli pada trombositopenia yang diinduksi heparin
- Dewasa: dosis awal, 400 mcg / kg dengan inj IV lambat, diikuti dengan dosis pemeliharaan 150 mcg / kg / jam dengan infus IV kontinu, disesuaikan menurut respons, biasanya selama 2-10 hari. Pantau respons sesuai dengan rasio aPTT untuk mencapai target 1,5-2,5. Kecepatan infus maks: 210 mcg / kg / jam.
Bacalah petunjuk penggunaan obat sesuai yang tertera pada kemasan obat atau resep dokter. Simpan dan letakkan obat pada tempat yang sejuk atau pada suhu ruangan.
Hindari paparan langsung sinar matahari serta jauhkan dari jangkauan anak-anak dan binatang peliharaan. Periksa dan perhatikan selalu tanggal pemakaian sebelum menggunakan obat.
Efek samping Lepirudin
Seiring dengan efek obat yang digunakan, setiap obat-obatan dapat menyebabkan beberapa efek yang tidak diinginkan, yang kadang-kadang menimbulkan efek yang serius.
Namun, setiap orang umumnya dapat menimbulkan reaksi yang berbeda-beda terhadap dosis obat yang sama. Seperti halnya dalam penggunaan obat Lepirudin yang juga memiliki beberapa efek samping, sebagai berikut:
- Pendarahan dari luka dan tempat penyuntikan
- Hematuria
- Anemia
- Demam
- Perdarahan saluran pencernaan atau dubur
Jika setelah menggunakan obat Lepirudin terdapat tanda dan gejala seperti yang telah disebutkan diatas atau terdapat tanda dan gejala lain yang menetap dan memburuk, segera datangi dokter atau layanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan yang lebih lanjut.
Interaksi obat Lepirudin
Beri tahu dokter Anda tentang semua obat-obatan yang Anda saat ini dan apa pun yang Anda mulai atau hentikan penggunaannya, terutama obat-obatan lain yang digunakan untuk mencegah pembekuan darah, seperti:
- Bivalirudin, dabigatran, desirudin
- Fondaparinux, rivaroxaban
- Heparin, dalteparin, enoxaparin, tinzaparin
Perhatian dan peringatan penggunaan Lepirudin
- Hindari penggunaan obat ini untuk penderita yang memiliki riwayat alergi terhadap obat Lepirudin atau riwayat alergi obat-obatan lainnya.
- Sebelum menggunakan obat ini sebaiknya Anda memberi tahu dokter mengenai obat-obatan yang sedang Anda konsumsi baik itu vitamin, herbal, obat dari resep dokter atau tanpa resep dokter. Karena beberapa obat dapat menimbulkan efek samping jika dikombinasikan dengan obat Lepirudin. Seperti obat streptokinase dan penisilin
- Hati-hati penggunaan obat ini pada ibu hamil dan menyusui. Sebaiknya konsultasikan kembali ke dokter mengenai keamanan dan resiko penggunaan obat Lepirudin pada kondisis tersebut.
- Hati- hati penggunaan obat ini saat digunakan pada pasien dengan gangguan hati atau ginjal, pasien yang mengalami perdarahan atau risiko serius perdarahan, kelainan darah hemoragik, pendarahan besar baru-baru ini, kelainan serebrovaskular, endokarditis bakterial, hipertensi berat.
- Pemantauan ketat aPTT penting terutama selama terapi jangka panjang.
- Hindari injeksi intramuskular (IM) karena dapat menyebabkan hematoma lokal.
- Jangan menambah, mengurangi atau menghentikan dosis pengobatan tanpa ada saran dan anjuran dari dokter. Karena hal tersebut dapat memperburuk munculnya efek samping.
Jika setelah menggunakan obat ini tidak terdapat perbaikan atau terjadi perburukan terhadap kondisi kesehatan Anda. Segera konsultasikan kembali ke dokter untuk mendapatkan pengobatan yang lebih baik. Semoga bermanfaat.