Licodexon adalah obat yang digunakan sebagai anti alergi, imunosupresan, anti inflamasi dan anti shock. Licodexon mengandung Dexamethasone, obat kortikosteroid yang sangat kuat (20-30 kali lebih kuat daripada Hydrocortisone dan 5-7 kali lebih kuat daripada prednison).Berikut ini adalah informasi lengkap obat Licodexon yang disertai tautan merk-merk obat lain dengan nama generik yang sama.
Mengenai Licodexon
Golongan
Harus dengan resep dokter
Kemasan
Licodexon dipasarkan dengan kemasan sebagai berikut :
- dos 20 x 10 kaplet 0.5 mg
- pot 1000 kaplet 0.5 mg
- pot 1000 kaplet 0.75 mg
Kandungan
Tiap kemasan obat licodexon mengandung zat aktif (nama generik) sebagai berikut :
- Dexamethasone 0.5 mg / kaplet
- Dexamethasone 0.75 mg / kaplet
Manfaat Licodexon
Kegunaan Licodexon (dexamethasone) adalah untuk pengobatan kondisi-kondisi berikut :
- Obat golongan kortikosteroid seperti licodexon (dexamethasone) digunakan untuk berbagai kondisi inflamasi, misalnya radang reumatik, radang usus, radang pada ginjal, radang pada mata, radang karena asma dan radang pada tempat lainnya.
- Obat ini juga digunakan untuk menangani penyakit-penyakit autoimun seperti rheumatoid arthritis, berbagai jenis alergi, penyakit lupus, bronkospasme, dan idiopatik thrombocytopenic (penurunan jumlah trombosit darah karena masalah kekebalan tubuh). (Baca penjelasan lengkap nyeri sendi)
- Obat ini berguna untuk menangani shock anafilaktik alergi dalam dosis tinggi. (baca juga Kenali Alergi Makanan Dan Cara Mengatasinya Dengan Tepat)
- Obat kortikosteroid termasuk licodexon (dexamethasone) juga digunakan untuk mencegah terjadinya reaksi penolakan tubuh dalam proses pencakokkan organ.
- Bisa juga digunakan untuk pasien kanker, sebagai terapi pendukung kemoterapi. Obat ini bisa menangkal perkembangan edema pada pasien tumor otak. Sebagai agen kemoterapi, obat ini digunakan untuk pengobatan multiple myeloma baik tunggal ataupun dikombinasikan dengan obat-obat seperti thalidomide, lenamide, bortezomidib, kombinasi dari adriamycin dan vincristine atau velcade dan revlimid. Untuk mencegah efek samping mual dan muntah saat kemoterapi, licodexon (dexamethasone) bisa mendukung obat antiemetik seperti ondansetron.
- Sering diberikan pada ibu hamil yang memiliki resiko melahirkan secara prematur. Pemberian obat ini bertujuan untuk mematangkan organ paru-paru janin. Untuk tujuan ini, pengobatan harus dilakukan dengan pengawasan yang ketat dari dokter karena penggunaan obat ini secara tidak tepat dapat meningkatkan resiko kecacatan janin.
- Para pendaki gunung yang mengalami high-altitude cerebral edema (HACE), atau high-altitude pulmonary edema (HAPE), sering menggunakan obat ini.
- Biasa digunakan sebagai pertolongan pada kondisi darurat untuk penyelamatan nyawa.
Kontraindikasi
- jangan menggunakan obat ini untuk pasien yang memiliki riwayat hipersensitif pada obat golongan kortikosteroid.
- Licodexon (dexamethasone), sebaiknya tidak diberikan pada pasien yang menderita tukak lambung, osteoporosis, diabetes melitus, infeksi jamur sistemik, glaukoma, psikosis, psikoneurosis berat, penderita TBC aktif, herpes zoster, herpes simplex, infeksi virus lain, sindroma Cushing dan penderita dengan gangguan fungsi ginjal.
Efek samping Licodexon
Berikut adalah beberapa efek samping yang mungkin terjadi pada penggunaan licodexon (dexamethasone) :
- Obat-obat glukokortikoid termasuk licodexon (dexamethasone), meningkatkan pembentukan glukosa dari protein. Hal ini menyebabkan peningkatan kadar gula dalam darah sehingga pemberian obat ini pada penderita diabetes mellitus sebaiknya dihindari.
- Penggunaan protein dalam proses pembentukan glukosa, juga menyebabkan pengeroposan tulang karena matriks protein penyusun tulang menyusut drastis. Oleh karena itu penggunaan obat ini pada pasien yang memiliki resiko besar seperti usia lanjut sangat tidak dianjurkan. Untuk anak-anak hal ini dapat menghambat pertumbuhan, khususnya pertumbuhan tulang.
- Licodexon (dexamethasone) seperti glukokortikoid lainnya, juga mempengaruhi proses metabolisme lemak termasuk distribusinya di dalam tubuh. Hal ini menyebabkan efek di beberapa bagian tubuh seperti wajah yang kelihatan lebih tembem. Efek samping ini, sering disalahgunakan dengan cara menambahkan obat ini ke dalam produk-produk penambah berat badan ilegal. Pemakai produk ilegal ini mengira dirinya mengalami kenaikkan berat badan, padahal hal itu adalah efek samping dari licodexon (dexamethasone), yang sangat berbahaya jika obat ilegal itu dikonsumsi dalam jangka waktu lama.
- Obat ini menurunkan fungsi limfa yang mengakibatkan sel limfosit berkurang dan mengecil. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya penurunan sistem kekebalan tubuh akibat pemakaian licodexon (dexamethasone).
- Secara umum kumpulan-kumpulan efek samping ini dikenal sebagai Cushing sindrom, yaitu gejala-gejala seperti muka tembem, penebalan seperti selulit pada punggung dan perut, hipertensi, penurunan toleransi terhadap karbohidrat dan gejala-gejala lainnya.
Dosis Licodexon
licodexon (dexamethasone) diberikan dengan dosis sebagai berikut :
- Tablet : 0.5 mg-10 mg / hari dibagi dalam 2-4 kali pemberian.
- Insufiensi adrenal : 0.0233 mg /kg BB/hari.
- Pemakaian jangka lama, dosis harus diturunkan secara bertahap untuk menghindari terjadinya insufiensi adrenal akut.
Interaksi obat
Berikut adalah interaksi licodexon (dexamethasone) dengan obat-obat lain :
- Aminoglutethimide : menurunkan kadar dexamethasone, melalui induksi enzim mikrosomal sehingga mengurangi efek farmakologisnya.
- Agen Kalium-depleting : jika diberikan bersamaan dengan obat-obat kalium-depleting agen (misalnya, amfoterisin B, diuretik), pengamatan ketat harus dilakukan terhadap kemungkinan terjadinya hipokalemia
- Antibiotika makrolida : menurunkan klirens dexamethasone sehingga meningkatkan kadar/efek farmakologisnya.
- Antidiabetik : kortikosteroid dapat meningkatkan konsentrasi glukosa darah, oleh karena itu penyesuaian dosis obat anti diabetes mungkin diperlukan.
- Isoniazid : Konsentrasi serum isoniazid mungkin akan menurun jika diberikan bersamaan dengan licodexon (dexamethasone).
- Cholestyramine dan efedrin : Cholestyramine meningkatkan klirens kortikosteroid sehingga menurunkan kadar/efek farmakologisnya.
- Vaksin hidup : licodexon (dexamethasone) menurunkan sistem imun tubuh sehingga meningkatkan resiko terjadinya infeksi. Penggunaan vaksin hidup pada pasien yang menggunakan licodexon (dexamethasone) sebaiknya dihindari.
- Anti jamur azole seperti ketoconazole : mengurangi metabolisme kortikosteroid sehingga dapat meningkatkan kadar dan efek farmakologisnya.
- NSAID : aspirin atau NSAID lainnya meningkatkan resiko efek samping perdarahan pada saluran pencernaan.
Perhatian
Hal-hal yang harus diperhatikan pasien selama menggunakan obat ini adalah sebagai berikut :
- Penderita gangguan pencernaan seperti tukak lambung dan kolitis ulceratif sebaiknya hati-hati jika menggunakan licodexon (dexamethasone), karena beresiko terjadinya perdarahan pada saluran pencernaan.
- Pasien yang memiliki gangguan fungsi hati dan ginjal misalnya pasien usia lanjut, licodexon (dexamethasone) diberikan dengan dosis terendah dan durasi sesingkat mungkin.
- Jangan menghentikan pemakaian obat ini secara tiba-tiba tanpa sepengetahuan dokter terutama pada penggunaan jangka panjang karena dapat mengakibatkan gejala-gejala seperti mialgia, artralgia dan malaise.
- Sistem kekebalan tubuh yang menurun menyebabkan pasien lebih rentan terkena penyakit cacar dan campak.
- Obat-obat sistemik kortikosteroid diketahui ikut keluar bersama air susu ibu (ASI). Karena efek obat ini bisa menggangu pertumbuhan, mengganggu produksi kortikosteroid endogen, atau efek yang tak diinginkan lainnya, ibu menyusui sebaiknya tidak menggunakan licodexon (dexamethasone).
Penggunaan obat Licodexon untuk ibu hamil
Pada kehamilan trimester pertama obat ini masuk dalam kategori D, yakni ada bukti positif mengenai risiko terhadap janin manusia, tetapi besarnya manfaat yang diperoleh mungkin lebih besar dari risikonya, misalnya untuk mengatasi situasi yang mengancam jiwa.
Apabila dikonsumsi pada kehamilan trimester kedua dan ketiga, dexamethasone masuk dalam kategori C, yakni studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Oleh sebab itu, obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.
Artikel terkait:
- Penyakit Autoimun: Pengertian, Gejala, & Obat
- Penyebab Alergi Kulit, Ciri-Ciri, dan Obatnya
- Apa Saja Dampak Rematik (Rheumatoid Arthritis) Bagi Tubuh?
Dalam pemilihan obat, manfaat yang diperoleh harus dipastikan lebih besar daripada risiko yang mungkin dialami pasien. Oleh karena itu, penggunaan Licodexon harus sesuai dengan yang dianjurkan.