Lithium merupakan obat yang digunakan untuk mengobati gangguan mood afektif (suasana hati), termasuk gangguan bipolar.
Gangguan bipolar merupakan gangguan mental yang menyerang kondisi psikis seseorang dimana orang tersebut mengalami perubahan suasana hati secara drastis, misalnya perasaan hati seseorang yang bahagia tiba-tiba bisa menjadi sedih.
Faktor-faktor yang menjadi penyebab gangguan bipolar adalah kondisi otak, turunan genetik, dan pengaruh lingkungan sosial. Lithium harus diberikan bersama dengan makanan.
Cara Kerja obat Lithium
Mekanisme pasti Lithium belum jelas tetapi Lithium mengubah metabolisme intraneuroal katekolamin dan transportasi natrium di neuron dan sel-sel otot. Lithium mudah dan sepenuhnya diserap di saluran penceranaan, kadar serum meningkat dengan makanan.
Puncak konsentrasi plasma setelah 0,5-3 jam (persiapan konvensional) atau 2-12 jam (pelepasan yang dimodifikasi). Lithium didistribusikan ke seluruh tubuh, tulang ,kelenjar tiroid, bagian otak, melintasi plasenta, dan memasuki hati.
Lithium tidak terikat dengan protein dan tidak dimetabolisme. Lithium dieksresikan melalui urin (sebagai obt tidak berubah), kotoran, air liur, keringat (jumlah kecil).
Manfaat dan efek samping Lithium
Lithium bermanfaat untuk mengatasi gangguan mood yang tidak stabil, termasuk gangguan bipolar. Lithium sama seperti obat lain yang memiliki potensi efek samping.
Efek samping yang dapat terjadi antara lain eksaserbasi psoriasis (penyakit kulit menahun), jerawat, ruam, mual, diare, vertio, kelemahan otot, perasaan linglung, kehilangan konsentrasi, tremor, hipotiroidisme, berat badan meningkat, edema, detak jantung tidak teratur, kegelisahan, dan gangguan elektrolit.
Apabila anda merasakan gejalan ini, segera hubungi dokter atau petugas medis terdekat. Lithium termasuk ke dalam kategori kehamilan D yang artinya menunjukkan bukti positif bahwa lithium beresiko terhadap janin.
Dosis pemakaian dari obat Lithium
Dosis lithium yang diberikan untuk menangani gangguan bipolar harus disesuaikan untuk menghasilkan konsentrasi serum lithium 0,4-1 mmol/L.
Dosis Tablet Camcolit® untuk perawatan: Lakukan inisiasi 1-1,5 gram setiap hari, sedangkan untuk pencegahan: Lakukan inisiasi pada 300-400 mg setiap hari.
Dosis Tablet Priadel® untuk perawatan dan pencegahan, awalnya diberikan 400-1200 mg setiap hari dalam 1-2 dosis terbagi.
Sirup Priadel® untuk perawatan dan pencegahan diberikan dosis awal 1,04-3,12 gram setiap hari dalam 2 dosis terbagi.
Dosis Tablet Liskonum® untuk pengobatan diberikan dosis awal 450-675 mg dua kali sehari, sedangkan untuk pencegahan diberikan dosis awal 450 mg dua kali sehari. Dosis harus dibagi sepanjang hari selama periode awal.
Dosis sekali sehari dapat digunakan ketika konsentrasi serum lithium stabil. Sesuaikan dosis awal 4-7 hari setelah memulai berdasarkan hasil konsentrasi serum lithium.
Konsentrasi serum lithium perlu dipantau sekali setiap minggu sampai dosis tetap konstan selama 4 minggu, setelah itu pemantauan dapat dikurangi menjadi sekali setiap 3 bulan.
Dosis lithium untuk anak ≥ 12 tahun pada fase akut, konsentrasi serum 1-1,2 mEq/l. Dosis maksimal: 1,5 mEq/l. Dosis awal yaitu 1,8 gram lithium karbonat setiap hari sebagai kapsul/tablet dalam 3-4 dosis terbagi, atau 30 mL (kira-kira 48 mEq) larutan oral lithium sitrat setiap hari dalam 3-4 dosis terbagi.
Sebagai alternatif, Litihium karbonat 1,8 gram setiap hari sebagai tablet lepas diperpanjang dibagi dalam 2-3 dosis terbagi.
Pada lansia, dosis lithium karbonat yang diberikan ≤ 900 mg setiap hari. Untuk perawatan, konsentrasi serum dipertahankan pada ujung bawah 0,6-1,2 mEq/l. Untuk pasien dengan gangguan ginjal, dosis lithium harus disesuaikan dengan CrCl pasien.
Pasien dengan CrCl <10, dosis yang diberikan 25-50% dari dosis normal. Untuk pasien dengan CrCl 10-50, dosis yang diberikan 50-75% dari dosis normal.
Interaksi obat Lithium
Lithium mengurangi tingkat serum apabila diberikan bersamaan dengan inhibitor karbonat anhydrase, klorpromazin, teofilin, urea. Efek hipotiroid yang ditingkatkan dengan garam yodium.
Peningkatan efek agen penghambat neuromuskular. Interaksi obat yang berpotensi fatal adalah peningkatan risiko toksisitas lithium dengan inhibitor ACE (misalnya kaptopril, lisinopril), loop diuretik (misalnya furosemide), metronidazole, dan fenitoin.
Peningkatan risiko neurotoksisitas dengan karbamazepin, haloperidol, metildopa, fenotiazin, penghambat kanal kalsium (misalnya amlodipine, nifedipin).
Penyimpanan obat Lithium
Lithium dapat disimpan pada suhu 25oC dan terhindar dari sinar matahari langsung. Lihat kondisi penyimpanan pada kemasan.