Manitol atau yang lebih sering kita dengar dengan nama dagang infusan M20 atau Otsu Manitol Infusion merupakan obat yang menyebabkan suatu keadaan meningkatnya aliran urin disebut diuretik. Penggunaannya terutama pada gangguan neurologis, manitol sebagai obat diuretik osmotik merupakan jenis diuretik yang paling banyak digunakan untuk mengobati pembengkakan otak dan menurunkan tekanan bola mata akibat glaukoma.
Seperti yang diketahui manitol adalah suatu agen hiperosmotik yang digunakan untuk meningkatkan aliran darah otak dan menghantarkan oksigen. Selain itu, manitol membuat darah menjadi lebih pekat saat disaring oleh ginjal, sehingga mengganggu fungsi ginjal untuk menyerap air kembali. Hal ini mengakibatkan tubuh membuang air dalam bentuk urine lebih banyak dan membuat kandungan air di sel otak dan bola mata berkurang, sehingga tekanan menurun.
Obat manitol hanya bisa diberikan melalui infus oleh dokter dan petugas medis. Dokter akan mempertimbangkan jenis kondisi pasien, riwayat kesehatan, usia, dan berat badan pasien sebelum memberikan obat ini. Untuk mengetahui lebih rinci mengenai manitol, silahkan membaca artikel ini.
Mengenai Manitol
Golongan:
Obat resep
Kemasan:
Infus
Kandungan:
Diuretik
Manfaat Obat Manitol
Penggunaan manitol biasanya diindikasikan untuk mengobati berbagai kondisi kesehatan. Terutama obat ini diindikasikan untuk menurunkan tekanan intrakranial yang tinggi (20-25 mmHg) karena edema cerebral atau retensi cairan di otak, meningkatkan diuresis (meningkatkan produksi urin) pada kondisi kelebihan air dalam tubuh dan oliguria yang mungkin disebabkan karena gagal ginjal akut,
Selain itu, obat manitol dapat menurunkan tekanan pada bola mata akibat glaukoma. Pemakaian obat ini harus berdasarkan saran dan anjuran dari dokter setelah pemeriksaan.
Apa kontraindikasi dari penggunaan manitol ?
Pada penggunaan manitol juga harus diperhatikan kondisi kesehatan mana yang memiliki kontraindikasi. Berikut beberapa kontraindikasi dalam pemberian manitol adalah:
- hipersensitif atau alergi terhadap manitol,
- dehidrasi berat,
- anuria atau tidak bisa buang air kecil akibat penyakit ginjal parah atau gagal ginjal,
- disfungsi ginjal setelah pemakaian manitol,
- bengkak atau penyumbatan dalam paru-paru,
- payah jantung atau gagal jantung progresif,
- dan adanya perdarahan dalam otak yang tidak berhubungan dengan operasi.
Efek Samping Dari Penggunaan Manitol
Meski jarang, manitol juga berpotensi memicu beberapa efek samping pada penggunaannya yaitu:
- demam, sakit kepala,
- pusing,
- penglihatan kabur,
- mual muntah,
- gejala dehidrasi (seperti merasa sangat haus, kulit panas atau kering, banyak berkeringat),
- gangguan keseimbangan cairan tubuh dan elektrolit (gejalanya seperti mulut kering, haus meningkat, kebingungan, detak jantung cepat, meningkatnya buang air kecil, nyeri atau lemah otot, bahkan kejang),
- edema paru,
- sesak nafas berat,
- batuk dengan lendir berbusa,
- gangguan pencernaan,
- tromboflebitis,
- bengkak di tangan atau kaki,
- gagal jantung kongestif,
- tanda-tanda masalah ginjal (seperti sedikit atau tidak buang air kecil, sakit atau sulit buang air kecil, bengkak pada kaki, merasa lelah atau sesak nafas).
Dosis Obat Manitol
Mengenai dosis manitol sebenarnya tergantung kondisi pasien yang telah dipertimbangkan oleh dokter.
Beberapa kondisi tertentu seperti pada orang dewasa dengan oligouria dapat diberikan tes dosis fungsi ginjal lebih dulu untuk pengobatan awal dengan manitol 0,2 g/kg intravena dalam 3 – 5 menit dihasilkan dalam urin mengalir setidaknya 30 – 50 ml/jam dan tes dosis kedua dapat dilakukan jika aliran urin tidak meningkat. Apabila tidak ada respon setelah dua kali tes, pasien harus dievaluasi ulang.
Pada orang dewasa dengan edema otak diberikan manitol 0,25 – 2 g/kgBB sebagai 15 – 20% solusi IV sampai setidaknya 30 menit diberikan tidak lebih dari setiap 6-8 jam.
Apa interaksi dari penggunaan manitol ?
Interaksi dari penggunaan manitol dapat terjadi akibat penggunaan pada waktu bersamaan dengan obat-obatan tertentu dan kondisi kesehatan tertentu seseorang. Interaksi ini dapat mempengaruhi cara kerja obat menjadi tidak baik dan meningkatkan risiko efek samping yang berbahaya.
Obat-obatan yang dapat berinteraksi tersebut seperti arsenic trioxide, lithium, cisplatin, digoxin, metaraminol, droperidol, sotalol, levomethadyl, noradrenaline, potassium chloride, sodium chloride, streptomycin sulphate, suxamethonium, tetracycline, tobramycin, licorice.
Sedangkan kondisi kesehatan yang dimaksud adalah penyakit pada paru-paru seperti masalah pernafasan, batuk parah hingga berdarah, infeksi saluran pernapassan bagian atas, pneumothorax, angina atau sakit dada tidak stabil,post operasi, masalah jantung dan pembuluh darah seperti serangan jantung, aortic atau cerebral aneurysm, tekanan darah tinggi tidak terkontrol, stroke, dan penyakit ginjal.