Walau pada umumnya tidak berbahaya, namun mati rasa bisa menyebabkan kematian, khususnya bila itu dipicu oleh penyakit seperti stroke atau tumor.
Mati rasa merupakan kondisi yang pasti pernah dialami setiap orang. Sensasi yang timbul ketika bagian tubuh tertentu mati rasa antara lain kesemutan, perih atau kulit seperti ditusuk-tusuk jarum.
Penyebab Mati Rasa
Ada berbagai penyebab mati rasa. Tapi pada dasarnya, kondisi tersebut muncul ketika cabang saraf tunggal atau beberapa saraf mengalami tekanan, iritasi, atau kerusakan.
Jadi jangan heran jika kaki tiba-tiba mati rasa karena terlalu lama duduk bersila. Penekanan yang dialami kaki dalam waktu tertentu ini memang dapat memicu mati rasa. Akan tetapi, kondisi tersebut tidak berbahaya dan bisa hilang dengan sendirinya.
Selain penekanan pada bagian tubuh tertentu, berikut adalah beberapa kondisi atau penyakit yang juga dapat memicu mati rasa:
1.Gangguan saraf atau otak
Contohnya seperti:
- Stroke
- Stroke ringan atau TIA (Transient Ischaemic Attack)
- Epilepsi
- Aneurisma otak
- Aneurisma aorta(melemah serta membengkaknya area di aorta)
- Tumor otak
- Tumor sumsum tulang belakang
- Cedera sumsum tulang belakang
- Saraf tulang belakang terjepit atau cedera
- Mielitis transversa - radang yang menimpa 1 bagian saraf tulang belakang
- Ensefalitis (radang otak)
- Neuroma akustik (tumor jinak yang mempengaruhi saraf penghubung telinga dalam dengan otak)
- Malformasi arteri - rangkaian pembuluh darah abnormal
- Sindrom Guillain-Barre (penyakit autoimun yang menyerang sistem saraf periferal)
- Herniated disk - kondisi ketika bantalan di antara tulang belakang mencuat dari posisi semula
- Sindrom paraneoplastik
- Cedera saraf perifer
- Neuropati
- Arteriosklerosis (mengerasnya pembuluh darah arteri)
2.Cedera
- Carpal tunnel syndrome yang gejalanya nyeri, kesemutan, hingga mati rasa pada tangan maupun jari
- Frostbite (terkena suhu yang terlalu dingin)
- Cedera Brachial Plexus
3.Gangguan kesehatan kronis
- Penyalahgunaan alkohol kronis
- Amiloidosis (timbunan zat amiloid atau protein abnormal pada organ tubuh)
- Penyakit Charcot-Marie-Tooth (CMT) - sekelompok kelainan genetik yang berdampak pada saraf di lengan dan kaki
- Diabetes
- Penyakit Fabry (penyakit genetik yang membuat tubuh penderita tidak menghasilkan alfa-galaktosidase A, enzim pencerna lemak)
- Multiple sclerosis (penyakit autoimun yang dapat melumpuhkan sumsum tulang belakang maupun otak)
- Porfiria - kelainan genetik akibat tidak sempurnanya proses pembentukan heme (bagian penting protein dalam sel darah merah)
- Penyakit Raynaud - menurunnya aliran darah ke bagian tubuh tertentu
- Sindrom Sjogren - penyakit akibat radang kelenjar air mata, air liur, dan lainnya
- Kerusakan organ tubuh seperti gagal ginjal
- Migrain dengan aura
- Serangan jantung
- Hipotiroidisme
- Tiroiditis Hashimoto
4.Penyakit menular
- Kusta
- Sifilis
- Herpes zoster
- Penyakit Lyme - disebabkan bakteri Borrelia burgdorferi. Penyakit ini menular melalui gigitan kutu yang terinfeksi bakteri tersebut.
5.Efek samping pengobatan
- Kemoterapi
- Terapi radiasi
- Obat anti-HIV
6.Lainnya
- Defisiensi vitamin B, khususnya B12, kalium, kalsium, atau sodium
- Radang pembuluh darah (vaskulitis)
- Keracunan logam berat
- Gigitan serangga
- Racun dalam seafood
Cara meredakan Mati Rasa
Cara paling efektif meredakan mati rasa tentunya dengan mengatasi penyebabnya. Kalau gejala ini timbul karena berada dalam posisi tertentu terlalu lama, maka sering-seringlah mengubah posisi.
Namun bila penyebabnya adalah deretan kondisi di atas, maka mengobati gangguan kesehatan yang diidap dapat meminimalisir gejala mati rasanya.
Saatnya ke Dokter
Walau bisa menyebabkan kematian, namun tak berarti Anda perlu ke dokter setiap kali mengalami mati rasa. Anda baru diimbau pergi ke RS jika mengalami gejala tambahan seperti:
- Mati rasanya tiba-tiba (tanpa sebab jelas)
- Sulit bicara
- Linglung
- Mati rasanya dirasakan seluruh bagian lengan dan kaki
- Pusing atau sakit kepala akut yang datangnya mendadak
- Kejang otot
- Sulit mengontrol tangan atau tungkai
- Sulit menahan buang air kecil atau BAB
- Mati rasa muncul setelah cedera kepala, leher, punggung atau tulang belakang
- Hilang kesadaran (bahkan meski hanya sebentar)
- Gangguan penglihatan
- Sulit bergerak alias lumpuh
- Sensasinya semakin buruk saat berjalan
Penderita mati rasa yang mengalami gejala sampingan barusan mungkin perlu menjalani pemeriksaan fisik, serta CT scan atau MRI (jika pasien diduga menderita tumor otak, stroke, atau baru mengalami cedera otak).
Tapi adakalanya, pemeriksaan lanjutan seperti tes darah, pemeriksaan konduksi listrik saraf, atau analisa cairan otak juga diperlukan untuk mengetahui penyebab mati rasa secara akurat.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.