Ini adalah review terhadap obat dengan merk maxicam yang mengandung piroxicam. piroxicam adalah nonsteroidal anti-inflammatory drug ( NSAID ) kelas oxicam yang digunakan untuk meringankan nyeri. piroxicam bekerja dengan cara menghambat kerja enzim siklooksigenase (COX)1 dan siklooksigenase COX 2.
Enzim ini berfungsi untuk membantu pembentukan prostaglandin saat terjadinya luka dan menyebabkan rasa sakit dan peradangan. Dengan menghalangi kerja enzim COX, prostaglandin lebih sedikit diproduksi, yang berarti rasa sakit dan peradangan akan mereda. Karena tidak selektif maka efek samping peningkatan asam lambung atau iritasi lambung mungkin terjadi paska pemakaian obat ini.
Mengenai Maxicam
Golongan
obat keras
Kemasan
maxicam dipasarkan dengan kemasan sebagai berikut :
- dos 5 x 10 kapsul 20 mg
Kandungan
tiap kemasan maxicam mengandung zat aktif (nama generik) sebagai berikut :
- piroxicam 20 mg / kapsul
Manfaat maxicam
- Kegunaan maxicam (piroxicam) adalah untuk mengobati (rematik) reumatoid arthritis dan osteoarthritis , ankylosing spondylitis, dismenorea primer , dan nyeri pasca operasi
- maxicam (piroxicam) digunakan juga sebagai analgetic (penghilang rasa sakit) pada kondisi peradangan.
- Pada tahun 2007, The European Medicines Agency mengeluarkan review dan rekomendasi bahwa penggunaan piroxicam dibatasi hanya untuk pengobatan inflamasi kronis, karena hanya dalam keadaan ini manfaat yang diperoleh dari penggunaan piroxicam lebih tinggi dari resikonya .
Dosis maxicam
maxicam (piroxicam) diberikan dengan dosis :
- Dosis lazim dewasa untuk Osteoarthritis : 20 mg 1 x sehari atau 10 mg 2 x sehari secara oral. Direkomendasikan dosis harian maksimum adalah 20 mg .
- Dosis lazim dewasa untuk Nyeri : 20 mg 1 x sehari atau 10 mg 2 x sehari secara oral. Direkomendasikan dosis harian maksimum adalah 20 mg .
- Dosis lazim dewasa untuk Rheumatoid Arthritis : 20 mg 1 x sehari atau 10 mg 2 x sehari secara oral . Direkomendasikan dosis harian maksimum adalah 20 mg .
- Dosis lazim pediatric untuk Nyeri : 0,2-0,3 mg / kg per oral 1 x sehari . Dosis harian maksimum adalah 15 mg .
- Dosis dievaluasi setelah 14 hari penggunaan
- Pada orang tua dosis diturunkan
Efek Samping maxicam
- efek samping maxicam (piroxicam) yang relatif ringan diantaranya adalah : Anoreksia, nyeri perut, sembelit, diare, dispepsia, perut kembung, perdarahan kotor / perforasi, mulas, mual, ulkus (lambung / duodenum), dan muntah
- efek samping lain dari obat ini misalnya sakit kepala, pusing , gugup , depresi , mengantuk , insomnia , vertigo , gangguan pendengaran ( seperti tinnitus ), dan sensitivitas cahaya (gangguan penglihatan)
- efek samping maxicam (piroxicam) yang lebih berat adalah peningkatan tekanan darah, edema, efek samping pada kulit (termasuk sindrom stevens - johnson dan nekrolisis epidermal toksik, meskipun kejadiannya jarang) dan peningkatan enzim hati
- maxicam (piroxicam) juga bisa menyebabkan gagal ginjal , pankreatitis , kerusakan hati , eosinofilia paru dan alveolitis terutama jika digunakan untuk jangka waktu lama dan dosis yang lebih tinggi
- Anemia kadang-kadang terjadi pada pasien yang menggunakan NSAID, termasuk maxicam (piroxicam)
- maxicam (piroxicam) mempunyai efek samping yang lebih tinggi terhadap saluran pencernaan dan kulit jika dibandingkan dengan obat - obat NSAID lainnya
Kontraindikasi
- jangan menggunakan obat ini untuk pasien yang pernah mengalami reaksi hipersensitivitas terhadap faxiden (piroxicam), aspirin atau NSAID lainnya.
- obat ini juga dikontraindikasikan untuk radang / tukak pada lambung atau usus, riwayat perdarahan saluran cerna
- bersamaan dengan antikoagulan
- faxiden (piroxicam) tidak boleh digunakan untuk pengobatan nyeri perioperatif pada pasien yang menjalani operasi koroner artery bypass graft ( CABG )
Perhatian khusus
Pesien yang memiliki masalah ginjal, hati, pasien yang menderita asma, polip hidung, urtikaria, hipertensi tidak terkontrol, pasien tua, hamil dan menyusui
interaksi obat
maxicam (piroxicam) berinteraksi dengan obat-obat sebagai berikut :
- Aspirin : jika maxicam (piroxicam) diberikan bersamaan dengan aspirin, kadar maxicam (piroxicam) dalam plasma mengalami penurunan sekitar 80% dari nilai normal. Seperti NSAID lainnya, penggunaan secara bersamaan maxicam (piroxicam) dan aspirin umumnya tidak dianjurkan karena potensi efek sampingnya meningkat.
- methotrexate : NSAID menghambat akumulasi methotrexate di ginjal. Ini menyebabkan NSAID termasuk maxicam (piroxicam) bisa meningkatkan toksisitas methotrexate.
- ACE (Angiotensin Converting Enzym) Inhibitor : NSAID dapat mengurangi efek antihipertensi ACE-inhibitor. Pada pasien yang sudah lanjut usia, pemakaian bersamaan maxicam (piroxicam) dan ACE-inhibitor, dapat mengakibatkan kerusakan fungsi ginjal, termasuk kemungkinan gagal ginjal akut. Efek ini biasanya reversibel.
- Diuretik : maxicam (piroxicam) dapat mengurangi efek natriuretik furosemide dan tiazid pada beberapa pasien.
- Lithium : NSAID meningkatkan kadar lithium dalam plasma dan mengurangi klirens lithium dari ginjal. Konsentrasi minimum lithium rata-rata meningkat 15% dan clearance ginjal mengalami penurunan sekitar 20%. Jadi, ketika maxicam (piroxicam) dan lithium diberikan bersamaan, tanda-tanda toksisitas lithium harus diamati secara seksama.
- Warfarin : efek warfarin dan NSAID termasuk maxicam (piroxicam) pada perdarahan Gastrointestinal yang sinergis, sehingga penggunaan kedua obat ini secara bersama-sama memiliki resiko perdarahan lebih tinggi
Perhatian
- maxicam (piroxicam) digunakan setelah makan atau bersama makanan
- Jika terdapat tanda-tanda dan gejala yang konsisten dengan penyakit hati klinis, atau jika manifestasi sistemik terjadi (misalnya, eosinofilia, ruam, dll), maxicam (piroxicam) harus dihentikan
- Pasien pada pengobatan jangka panjang dengan NSAID termasuk maxicam (piroxicam), hemoglobin atau hematokrit mereka harus diperiksa, jika mereka menunjukkan gejala anemia.
- NSAID diketahui memiliki efek terhadap penglihatan, dianjurkan pasien yang mengalami keluhan penglihatan selama pengobatan dengan maxicam (piroxicam) untuk melakukan pemeriksaan mata.
- maxicam (piroxicam) tidak boleh diberikan untuk pasien yang sensitif terhadap aspirin dan harus digunakan secara hati-hati pada pasien dengan asma yang sudah ada sebelumnya.
- Penelitian pada wanita yang menggunakan NSAID menunjukkan penundaan reversibel dalam ovulasi. Oleh karena itu, pada wanita yang mengalami kesulitan hamil atau yang sedang menjalani pemeriksaan infertilitas, penggunaan NSAID termasuk maxicam (piroxicam) harus benar-benar dipertimbangkan.
- NSAID termasuk maxicam (piroxicam), dapat menyebabkan timbulnya hipertensi atau memperburuk hipertensi yang sudah ada sebelumnya. Tekanan darah harus dimonitor selama memulai pengobatan NSAID dan sepanjang perjalanan terapi .
- maxicam (piroxicam) harus digunakan secara hati-hati pada pasien yang mengalami retensi cairan atau gagal jantung .
- NSAID harus digunakan dengan sangat hati-hati pada pasien dengan riwayat penyakit maag, penyakit radang usus (kolitis ulserativa, penyakit Crohn) dan perdarahan gastrointestinal. Resiko perdarahan dapat meningkat jika penggunaan NSAID termasuk maxicam (piroxicam) bersamaan dengan kortikosteroid oral, antikoagulan, penggunaan jangka panjang, merokok, menggunakan alkohol, usia lanjut, dan status kesehatan yang buruk.
- pengobatan dengan maxicam (piroxicam) tidak dianjurkan pada pasien dengan penyakit ginjal. Jika terapi dengan maxicam (piroxicam) harus digunakan, pemantauan ketat fungsi ginjal pasien sangat disarankan.
- Seperti NSAID lainnya , maxicam (piroxicam) harus dihindari pada akhir kehamilan , karena dapat menyebabkan penutupan dini duktus arteriosus .
- NSAID termasuk maxicam (piroxicam) meningkatkan resiko kardiovaskular ( CV ) seperti infark miokard , dan stroke , yang bisa berakibat fatal . Resiko ini semakin meningkat jika digunakan dalam jangka panjang
Toleransi Terhadap kehamilan
FDA (badan pengawas obat dan makanan amerika serikat) mengkategorikan Piroxicam kedalam kategori C (kurang atau hingga usia kehamilan 30 minggu) dengan penjelasan sebagai berikut :
Penelitian pada reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin dan tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada manusia, namun jika potensi keuntungan dapat dijamin, penggunaan obat pada ibu hamil dapat dilakukan meskipun potensi resiko sangat besar.
Hasil studi pada hewan tidak selalu bisa dijadikan ukuran aman atau tidaknya penggunaan obat pada manusia. Oleh karena penelitian secara klinis yang terkendali dengan baik belum dilakukan, penggunaan obat-obat yang mengandung Asam mefenamat untuk ibu hamil harus dikonsultasikan dengan dokter.
KATEGORI D lebih dari 30 minggu