Apa itu Megakolon?
Megakolon merupakan salah satu permasalahan kesehatan bagian sistem pencernaan. Megakolon adalah kondisi dimana usus – usus besar (kolon) mengalami pelebaran atau pembesaran yang tidak normal. Pada saat kondisi ini terjadi, maka akan terjadi penumpukan tinja atau kotoran pada usus besar, dikarenakan kotoran atau tinja tersebut tidak dapat bergerak maju ke bagian rektum untuk dikeluarkan melalui anus.
Pelebaran atau pembesaran dari usus besar ini dapat mengenai bagian kolon asenden, kolon sigmoid, ataupun bagian sekum. Secara normal, batasan ukuran pada kolon asenden berkisar 8 cm, kolon sigmoid 6,5 cm, dan bagian sekum 12 cm.
Penyebab terjadinya Megakolon
Biasanya, sumber penyebab terjadinya penyakit megakolon terkait dengan bagian sistem saraf – saraf yang ada pada area usus besar. Selain itu, ada juga beberapa faktor lainnya yang dapat menjadi sumber penyebab, antara lain:
- Faktor genetika. Megakolon merupakan penyakit yang dapat diturunkan dalam keluarga dengan permasalahan serupa.
- Kondisi konstipasi berkepanjangan. Adanya sembelit atau konstipasi dapat menyebabkan seseorang mengalami megakolon ini.
Megakolon, merupakan salah satu komplikasi yang dapat terjadi apabila usus mengalami peradangan. Peradangan tersebut dapat menyebabkan pelebaran ataupun pembesaran pada bagian usus besar. Sebagai akibatnya, maka terjadilah gangguan pembuangan gas dan kotoran / tinja dari dalam tubuh.
Maka, kondisi ini bisa menyebabkan suatu dampak serius berupa pecahnya usus besar atau usus besar mengalami kebocoran karena banyaknya gas atau kotoran / tinja yang tertumpuk pada bagian tersebut. Lebih parahnya lagi, kondisi ini juga meningkatkan resiko seseorang mengalami hal yang membahayakan dirinya.
Pecah atau bocornya bagian usus besar, mengakibatkan kotoran / tinja yang ada menyebar ke bagian ruang perut, hal ini meningkatkan risiko dirinya juga dalam mengalami infeksi luas, pada akhirnya dapat berujung kematian. Menurut jenisnya, Megakolon dapat dibagi menjadi 2, yaitu:
- Megakolon akut. Dapat disebabkan oleh beberapa kasus kesehatan, seperti gangguan neurologis (neuropati diabetik, penyakit Chagas, parkinson), gangguan metabolik (hipertiroidisme, porfiria, hipokalemia), gangguan sistemik (lupus, scleroderma, dermatomyositis / polimiositis), dan gangguan lainnya (penyakit Hirschsprung, sindrom Waardenburg-Shah).
- Megakolon kronis. Biasanya terkait dan disebabkan oleh adanya penyakit metabolik, gangguan elektrolit, dan infeksi.
Tanda dan gejala penyakit Megakolon
Tanda dan gejala pada kondisi ini dapat muncul bervariasi, namun secara umum, yaitu:
- Sembelit / konstipasi
- Perut kembung
- Rasa tidak nyaman pada area perut hingga nyeri perut hebat, terutama pada bagian perut bawah
- Mual hingga muntah
- Sulit untuk membuang gas
- Terdapat kelemahan otot pada bagian anus apabila dalam kasus kronis
- Pasien dapat mengalami diare atau rasa tidak tertahankan untuk membuang tinja
- Nyeri pada saat pengeluaran tinja
- Dapat timbul bab disertai dengan darah
- Jantung berdebar cepat
Setiap individu dapat memiliki tanda dan gejala yang berbeda, serta tidak semua tanda gejala tersebut dapat dirasakan pada setiap orang. Hal ini juga berdasarkan pada jenis megakolon yang terjadi.
Pemeriksaan pada penyakit Megakolon
Megakolon merupakan kondisi yang sebaiknya tidak diremehkan dan dapat diperiksakan secara langsung ke dokter untuk dapat memastikan apakah sumber penyebab masalah kesehatan tersebut yang mendasarinya. Berikut adalah beberapa pemeriksaan yang mungkin dapat dilakukan seorang dokter bila Anda mengalami kondisi ini, yaitu:
- Pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik yang biasa dilakukan adalah tanda – tanda vital, termasuk pemeriksaan fisik terkait terutama area abdomen (perut).
- Pemeriksaan rektal digital. Yaitu dokter dapat melakukan pemeriksaan dengan cara memasukkan jari tangan ke bagian anus untuk dapat menilai adanya massa / tinja / kelainan pada bagian tersebut.
- Pemeriksaan laboratorium. Dapat dilakukan pemeriksaan darah rutin, maupun pemeriksaan elektrolit guna dalam menilai ada – tidaknya infeksi maupun kelainan dalam elektrolit.
- Pemeriksaan radiologi. Seperti CT – Scan dan X – Ray, dapat membantu melihat dan menilai fungsi dari otot – otot rektum.
- Pemeriksaan lainnya. Yaitu seperti anorektal manometri, pudendal nerve latency, dan kolonoskopi. Pemeriksaan tersebut dapat saja direkomendasikan oleh dokter bilamana dinilai dapat membantu dalam penegakkan diagnosa Megakolon.
Anda tidak perlu khawatir dulu mengenai pemeriksaan apa dan mana sajakah yang akan dijalani. Tentunya, pemeriksaan yang nantinya direkomendasikan pada saat pemeriksaan langsung dengan dokter akan disesuaikan dengan kebutuhan Anda.
Pengobatan Megakolon
Ada beberapa pilihan terapi pengobatan kondisi Megakolon ini, yaitu:
- Tindakan bedah. Terapi ini adalah salah satu tindakan yang dapat dilakukan dalam kondisi Megakolon. Jenis operasinya dapat beragam, namun biasanya disesuaikan dengan kebutuhan pasien.
- Metode dekompresi. Dengan cara menggunakan tabung rektal, yang tujuannya untuk mengurangi tekanan pada perut sehingga rasa nyeri dapat mengalami peredaan.
- Obat – obatan. Digunakan sebagai terapi tanda dan gejala yang muncul saat kondisi Megakolon ini terjadi. Hindari pengobatan tanpa adanya indikasi dari dokter. Perlu diketahui juga tidak semua obat aman digunakan bagi ibu hamil / ibu dalam masa menyusui, anak – anak, dan lansia.
Pencegahan Megakolon
Cara pencegahan dari kondisi ini secara umum sebaiknya adalah dengan cara:
- Makan makanan bergizi seimbang, terutama konsumsi banyak serat dari sayur – mayur dan buah – buahan
- Kurangi makanan berlemak / bersantan / berminyak
- Minum air 2 – 3 L dalam sehari
- Dapat melakukan olahraga secara rutin dan teratur
- Istirahat yang cukup
- Manajemen kondisi stres anda
- Sebaiknya hindari merokok / konsumsi kafein / alkohol
Jangan ragu untuk menemui dokter Anda atau pergi ke rumah sakit terdekat apabila kondisi Anda tidak membaik atau memburuk untuk mendapatkan penanganan segera.
Dok saya wanita 44 tahun. Tahun 2010 saya pernah kolonoskopi karena bab berlendir dan ada sedikit darah tapi tidak sakit perut. Saya lampirkan foto dan hasil biopsinya. Selama 9 tahun ini saya pernah kambuh bab berlendir tapi tidak berdarah juga tidak sakit perut. Kadang muncul tapi sering normal...