Setiap orang bisa saja berkata bohong di depan orang lain. Namun kalau sudah bermain dengan lie detector alias alat pendeteksi kebohongan, setiap orang tentu tidak bisa berdalih lagi saat dinyatakan berbohong. Penasaran bagaimana cara kerja alat pendeteksi kebohongan? Simak ulasan lengkapnya berikut ini.
Apa itu alat pendeteksi kebohongan?
Lie detector atau alat pendeteksi kebohongan adalah salah satu rangkaian tes yang sering digunakan oleh pihak berwenang saat melakukan investigasi. Terdiri dari rangkaian sistematis yang sampai saat ini masih digunakan dalam mengungkap fakta dan kebenaran suatu kasus kriminal.
Bagaimana cara kerja alat pendeteksi kebohongan?
Alat pendeteksi kebohongan bekerja secara ilmiah dan hasilnya berkaitan langsung dengan kondisi fisiologis subjek. Juga didukung oleh beberapa pertanyaan yang diberikan oleh penguji. Dengan demikian, bohong dan jujurnya seseorang ketika menjawab setiap pertanyaan akan dibuktikan dengan sikap tubuh pasien.
Tes ini dilakukan untuk melengkapi fakta-fakta yang ada, diharapkan melalui pemeriksaan ini dapat membuktikan fakta baru dan menyelesaikan setiap kasus. Meskipun penggunaannya masih tetap eksis hingga kini, namun sebagian pihak juga turut melontarkan kritik.
Tidak sedikit yang menganggap bahwa keakuratan fakta yang diberikan cenderung lebih lemah untuk dijadikan sebuah bukti baru dan menguatkan sebuah kasus. Hal itu didukung dengan banyaknya orang atau tersangka yang berhasil mengelabui proses dan tes kebohongan ini. Sehingga setiap pertanyaan yang dilontarkan dapat dijawab dengan tenang dan dianggap telah lolos uji.
Tahapan pemeriksaan dengan lie detector
Sebelum menjalani tahapan wawancara dengan menjawab beberapa pertanyaan, maka subjek akan duduk di sebuah kursi yang dilengkapi beberapa alat dan kabel yang melilit sebagian besar bagian tubuhnya. Biasanya terpusat pada saraf, area detak jantung, dan nadi.
Ada beberapa prosedur yang akan dilewati oleh setiap orang yang melakukan alat pendeteksi kebohongan ini, antara lain:
1. Pretest
Anda akan berhadapan langsung dengan penguji yang akan memberikan beberapa pertanyaan, layaknya sedang melakukan ujian lisan. Selain dinilai dari pengaruh detak nadi dan saraf, penguji juga akan melihat reaksi ketika subjek menjawab setiap pertanyaan.
2. Pertanyaan desain
Pada tahap ini, para penguji bertugas untuk menyelidiki beberapa bukti yang kemudian diubah menjadi pertanyaan. Layaknya sebuah interogasi, maka pertanyaan desain biasanya mampu menjebak Anda apabila melakukan kebohongan.
3. In test
Pada tahap in test, Anda akan melakukan ujian yang sebenarnya dengan menerima beberapa pertanyaan dari penguji. Jumlah pertanyaan disesuaikan dengan kebutuhan pemeriksaan, sehingga dapat lebih banyak atau lebih sedikit.
Jenis pertanyaan yang digunakan mencakup pertanyaan kontrol yang bersifat umum. Selebihnya, sebanyak 3 dari 4 pertanyaan yang disajikan berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti.
4. Post test
Rangkaian tes kebohongan ini diakhiri dengan kegiatan post test, bertujuan untuk memeriksa data respon yang diberikan. Dengan demikian, setiap tanggapan yang diberikan subjek dapat menghasilkan sebuah kesimpulan, apakah subjek sedang berbohong atau tidak.
Ada sensor perekam kebohongan
Lie Detector mampu mengetahui dan mendeteksi kebohongan melalui reaksi magnetik dari beberapa titik tubuh terpenting. Sensor yang dipasang di tubuh akan melakukan tracking dan menunjukkan hasil.
Berikut ini beberapa jenis sensor pendeteksi yang digunakan dalam alat pendeteksi kebohongan, antara lain:
1. Sensor pneumonograph
Sensor pneumonograph biasanya diletakkan di sekitar dada dan perut, sehingga dapat mendeteksi kontraksi pada otot dalam tubuh pasien yang sedang diteliti.
2. Sensor blood pressure cuff
Sensor ini berfungsi untuk mengecek perubahan tekanan darah dan detak jantung. Biasanya diletakkan di bagian lengan supaya mampu mendeteksi aliran darah dan suara denyut jantung pasien.
3. Sensor Skin Resistance
Sensor terakhir yang digunakan dalam tes kebohongan yakni sensor skin resistance, fungsinya untuk mendeteksi keringat di bagian tangan. Biasanya diletakkan pada jari tangan sehingga mengetahui kondisi pasien ketika sedang berbohong ataupun terpojok.
Baca Juga: 11 Tanda dan Ciri-Ciri Orang Psikopat yang Dapat Anda Kenali
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.