Anemia atau penyakit 'kurang darah' cukup umum dialami oleh masyarakat Indonesia, salah satunya anemia akibat kekurangan zat besi. Anemia defisiensi besi dapat terjadi ketika kandungan zat besi pada sel darah merah hanya sedikit, sehingga membuat penderitanya gampang lelah, muka pucat, hingga pusing. Cari tahu berbagai penyebab anemia defisiensi besi pada ulasan berikut ini.
Berbagai penyebab anemia defisiensi besi
Anemia defisiensi besi terjadi karena tubuh kekurangan asupan zat besi. Jenis anemia ini juga menyebabkan pasokan hemoglobin dalam tubuh jadi berkurang. Padahal, hemoglobin inilah yang bertugas mengangkut oksigen dalam sel darah merah untuk diedarkan ke seluruh jaringan tubuh. Akibatnya, organ-organ tubuh tidak mendapatkan cukup oksigen sehingga kerjanya tidak maksimal.
Baca juga: Memahami Gejala Anemia Defisiensi Besi dan Cara Mengatasinya
Ada beberapa faktor yang bisa menjadi penyebab anemia defisiensi besi, yaitu:
1. Kurang asupan makanan mengandung zat besi
Ini merupakan penyebab anemia defisiensi besi yang paling umum. Ketika Anda kurang mengonsumsi makanan sumber zat besi seperti daging, telur, atau sayuran hijau, maka tubuh tentu tidak mendapatkan asupan zat besi yang cukup hingga menyebabkan anemia.
Setiap harinya, orang dewasa paling tidak membutuhkan zat besi sebanyak 8 mg. Kebutuhan tersebut bertambah banyak pada anak-anak dan wanita yang berusia 50 tahun, yaitu sekitar 18 mg.
2. Faktor kehamilan
Wanita hamil lebih rentan mengalami anemia akibat kekurangan zat besi. Hal ini karena volume darah dalam tubuh ibu hamil terus meningkat, sehingga membutuhkan asupan zat besi yang cukup. Selain itu, zat besi juga diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hemoglobin untuk mendukung pertumbuhan janin.
3. Perdarahan
Keluarnya darah dari dalam tubuh alias perdarahan bisa membuat seseorang kehilangan sel darah merah. Semakin banyak darah yang keluar, maka semakin berkurang pula zat besi dalam tubuh.
Kondisi ini biasanya dialami oleh wanita yang menstruasinya sering 'banjir' atau darah haid berlebihan. Di samping itu, sejumlah kondisi medis seperti polip pada usus, luka dalam lambung, serta kanker usus, juga bisa mengakibatkan perdarahan di dalam tubuh yang meningkatan risiko terjadinya anemia defisiensi besi.
Perhatikan juga obat-obatan yang sedang Anda konsumsi. Beberapa jenis obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), seperti ibuprofen atau diclofenac, yang dikonsumsi dalam jangka panjang dapat memicu perdarahan pada lambung. Bila terus dibiarkan, hal ini bisa membuat Anda mengalami anemia karena kekurangan zat besi.
4. Malabsorpsi zat besi
Zat besi dalam makanan yang Anda konsumsi diserap dalam usus halus. Adanya gangguan pada usus halus, seperti penyakit celiac atau pasca operasi usus, akan membatasi kemampuan usus untuk menyerap nutrisi dari makanan, termasuk zat besi. Akibatnya, orang-orang yang menderita penyakit tersebut berisiko tinggi mengalami anemia defisiensi besi.
Konsumsi obat maag, teh, kopi, susu, produk makanan dari susu, serta makanan dengan tingkat asam fitat yang tinggi seperti sereal juga bisa menghambat penyerapan zat besi dari makanan. Maka itu, sebaiknya hindari berbagai jenis makanan dan minuman tersebut jika Anda termasuk golongan rentan terkena anemia akibat kekurangan zat besi.
Selain itu, ada beberapa faktor lainnya yang membuat seseorang lebih rentan terkena anemia defisiensi besi, yaitu:
- Vegetarian. Orang yang tidak mengonsumsi daging seperti para vegetarian berisiko lebih tinggi untuk mengalami anemia defisiensi besi. Padahal, beberapa makanan hewani seperti daging, telur, dan ikan mengandung kaya zat besi.
- Wanita pada masa subur. Mengalami menstruasi berlebihan atau sedang hamil membuat wanita berisiko mengalami anemia karena kekurangan zat besi.
- Masalah pada bayi. Bayi yang terlahir prematur, mempunyai berat badan lahir yang rendah (BBLR), atau kekurangan asupan air susu juga berisiko menderita anemia kekurangan zat besi.
- Melakukan donor darah secara rutin. Donor darah secara rutin bisa mengurangi simpanan zat besi dalam tubuh. Hal ini kemudian memicu tubuh untuk mengalami kekurangan zat besi, khususnya jika tidak diimbangi dengan makanan yang kaya zat besi.
Sebelum mencari pengobatan, sebaiknya ketahui dulu penyebab anemia defisiensi besi yang Anda alami. Setelah itu, barulah dokter akan menentukan perawatan terbaik sesuai kondisi dan kebutuhan Anda. Jangan lupa juga untuk mengonsumsi makanan sumber zat besi agar Anda terhindar dari risiko anemia.
Baca juga: Cara Mendeteksi Tubuh Kita Terkena Anemia Defisiensi Besi
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.