Beberapa bulan belakangan ini, berita di TV maupun media sosial dipenuhi oleh kabar lonjakan pasien positif virus corona COVID-19. Hanya mendengar atau membaca beritanya saja kadang bikin kita bergidik ngeri, bahkan tak jarang sampai bikin pusing hingga sesak napas.
Anda mengalaminya? Jika iya, jangan panik dulu sebab itu bukan berarti Anda sedang terkena gejala virus corona, tapi merupakan reaksi psikosomatik. Agar tidak mudah panik, yuk, simak cara menjaga kesehatan mental di tengah pandemi COVID-19 pada ulasan berikut ini.
Booking Klinik Pemeriksaan COVID-19 via HonestDocs
Dapatkan diskon hingga 70% paket covid-19 hanya dari HonestDocs. Klik dan booking sekarang!
Apa itu reaksi psikosomatik?
Psikosomatik berasal dari 2 kata, yaitu psiko (psikis atau pikiran) dan soma (tubuh). Maka, psikosomatik adalah suatu kondisi atau gangguan fisik yang terjadi akibat faktor pikiran, misalnya karena stres, marah, cemas, atau sedih.
Di tengah wabah virus corona COVID-19 ini, tentu saja membuat masyarakat jadi khawatir. Ditambah lagi, berita terus bermunculan tanpa henti sehingga perasaan cemas dan takut akan terus menumpuk. Bila terus dibiarkan, hal ini bisa sampai berujung pada sakit fisik.
Saat merasa cemas, otak mengirimkan aktivitas impuls saraf ke berbagai bagian tubuh. Secara bersamaan, tubuh juga akan melepaskan hormon adrenalin ke dalam aliran darah. Kombinasi dua kejadian inilah yang menimbulkan gejala-gejala fisik, seperti sakit perut, sakit kepala, jantung berdebar, tremor (gemetaran), hingga berkeringat.
Baca juga: Sudah Sembuh dari COVID-19, Mungkinkah Kambuh Lagi?
Cara menjaga kesehatan mental di tengah pandemi COVID-19
Merasa khawatir dan cemas adalah hal yang wajar, apalagi di tengah kepungan virus corona COVID-19 yang tak kunjung mereda seperti sekarang ini. Namun, jangan sampai hal ini menyita perhatian Anda sampai menyebabkan reaksi psikosomatik yang mengganggu aktivitas.
Tak hanya fisik saja, kesehatan mental juga perlu dijaga dengan baik. Hati-hati, pikiran yang terus-terusan dibiarkan khawatir akan membuat daya tahan tubuh Anda menurun. Akibatnya, Anda justru rentan terserang penyakit.
Booking Klinik Pemeriksaan COVID-19 via HonestDocs
Dapatkan diskon hingga 70% paket covid-19 hanya dari HonestDocs. Klik dan booking sekarang!
Supaya pikiran tidak mudah stres dan panik, lakukan beberapa cara menjaga kesehatan mental di tengah wabah COVID-19 berikut ini:
1. Batasi nonton berita di TV
Sumber rasa cemas dan kekhawatiran paling banyak umumnya karena berita perkembangan terkini virus corona COVID-19 di televisi. Maka itu, sebaiknya batasi nonton berita di TV supaya perasaan Anda jauh lebih tenang.
Tentukan waktu tertentu untuk mengecek berita terbaru dan pilih satu sumber terpercaya. Setelah Anda mendapatkan berita yang diinginkan, segera matikan TV dan lakukan hal lain supaya tidak terlalu cemas.
2. Istirahat dari media sosial
Selain dari TV, media sosial pun juga dipenuhi dengan kabar seputar virus corona. Jika Anda sudah mendapatkan berita dari TV, sebaiknya hindari mencari tahu perkembangannya lebih dalam lagi lewat media sosial.
Mendengar maupun membaca berita berkali-kali bisa memperparah rasa cemas dan khawatir. Karena itulah, puasa media sosial sangat penting demi menjaga kesehatan mental Anda. Anda boleh-boleh saja berselancar di media sosial untuk sekadar menyapa teman, tapi lakukan seperlunya saja.
Baca selengkapnya: Antisipasi Hoaks, Yuk, Lakukan Detoks Media Sosial!
Booking Klinik Pemeriksaan COVID-19 via HonestDocs
Dapatkan diskon hingga 70% paket covid-19 hanya dari HonestDocs. Klik dan booking sekarang!
3. Lakukan hal-hal favorit di dalam rumah
Agar mental tetap sehat sehingga fisik pun kuat, jangan lupa luangkan waktu untuk bersantai di rumah. Lakukan hal-hal favorit Anda seperti membaca buku, mendengarkan musik, memasak, kumpul bersama keluarga, atau bermain bersama anak-anak.
Aktivitas ini akan membantu Anda melupakan sejenak keresahan akibat gempuran berita virus corona COVID-19. Melakukan kegiatan seru di rumah juga bisa membuat Anda lebih intim bersama keluarga.
4. Perbanyak waktu istirahat
Tak hanya tubuh yang perlu istirahat, pikiran Anda pun demikian. Istirahat akan membantu memulihkan lagi pikiran yang semula jenuh menjadi lebih jernih.
Berikan afirmasi positif pada diri Anda sendiri. Katakan bahwa ini hanyalah kekhawatiran Anda yang belum terjadi dan Anda bisa melewatinya dengan baik.
Baca juga: Coronasomnia: Gangguan Tidur karena Pandemi COVID-19
5. Tetap jaga kesehatan dan kebersihan diri
Selain menjaga kesehatan mental, jangan lupa untuk selalu menjaga kebersihan diri supaya tubuh tetap sehat secara keseluruhan. Hal ini sangat penting demi menurunkan risiko penularan virus corona COVID-19.
Jangan lupa untuk rutin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir setelah menyentuh benda-benda di tempat umum. Konsumsi makanan bergizi seimbang dan minum vitamin juga bisa membantu meningkatkan daya tahan tubuh Anda.
Baca Juga: Perlukah Konsultasi Psikologis Saat Pandemi COVID-19?
Yang tak kalah penting, hindari stres secara berlebihan. Memantau perkembangan kasus virus corona COVID-19 boleh-boleh saja, tapi cukup 1-2 kali sehari demi menjaga kesehatan mental Anda.
Jaga kebersihan diri sendiri dan orang terdekat dari virus Corona (Covid-19) dengan rajin cuci tangan dengan sabun, kenakan masker pelindung, gunakan tisue ketika bersin atau batuk, dan hindari tempat keramaian. Jangan lupa untuk tetap menjaga kesehatan dengan mengonsumsi makanan sehat dan bergizi, berolahraga, istirahat cukup, dan minum air putih serta multivitamin.
Jika mengalami gejala seperti demam, batuk, bersin, atau kondisi lainnya, sebaiknya segera memeriksakan diri ke rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan. Untuk informasi atau laporan mengenai kasus Covid-19, bisa melihat di website resmi www.covid19.go.id atau menghubungi hotline Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) khusus COVID-19 di nomor 119 ext. 9. Pencegahan dan penanganan awal akan membantu mengurangi risiko bahaya atau komplikasi yang lebih parah.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.