Mesalazine adalah obat yang digunakan untuk mengobati penyakit pada saluran pencernaan, terutama penyakit usus kolitis ulseratif. Penyakit kolitis ulseratif atau ulcerative colitis merupakan peradangan kronis yang terjadi pada usus besar (kolon) hingga ke bagian anus (rektum).
Obat Mesalazine dapat dibeli dengan menggunakan resep dokter dan tersedia dalam beragam bentuk, berupa tablet, enema, maupun suppositoria. Beberapa merk obat yang mengandung Mesalazine dan biasa diresepkan adalah Salofalk, Mezavant, Pentasa, dan Asacol.
Mengenai Mesalazine
Golongan
Obat resep
Kemasan
- Tablet 250 mg dan 500 mg
- Enema 4 gr
- Suppositoria 500 mg
Kandungan
Mesalazine
Manfaat Mesalazine
Obat Mesalazine termasuk ke dalam golongan obat anti inflamasi yang bekerja dengan menurunkan produksi zat kimia tertentu penyebab peradangan, terutama dalam mengatasi penyakit radang usus yang disebut ulcerative colitis. Selain mengurangi gejala peradangan berupa diare, sakit perut hingga perdarahan pada rektum, Mesalazine juga dapat membantu mengurangi rasa nyeri yang terjadi.
Obat Mesalazine sendiri mengandung bahan aktif mesalazine yang merupakan turunan dari asam salisilat (salicylic acid) yang bermanfaat untuk mengobati peradangan pada usus besar, baik kolitis ulseratif (ulcerative colitis) ataupun penyakit Crohn (Crohn's disease).
Kontraindikasi
Walaupun ada manfaat dari obat Mesalazine ini, namun tidak semua orang bisa menggunakan obat ini. Mesalazine tidak boleh digunakan oleh orang dengan kondisi seperti berikut:
- Memiliki riwayat hipersensitif terhadap kandungan obat
- Penderita gangguan fungsi hati atau ginjal yang parah
- Anak-anak di bawah usia 15 tahun
Dosis Mesalazine
Dosis obat Mesalazine harus dikonsumsi secara tepat sesuai dengan rekomendasi dokter setelah mempertimbangkan indikasi penggunaan, kondisi kesehatan, usia, berat badan dan keparahan penyakit yang dialami pasien.
Berikut ini adalah dosis umum penggunaan obat Mesalazine merk Salofalk:
Sediaan tablet
- Penyakit kolitis ulseratif: Dosis 150-300 mg dibagi ke dalam 3 dosis sehari, yaitu pagi, siang, dan malam
- Penyakit Crohn: Dosis 150-450 mg dibagi ke dalam 3 dosis sehari, yaitu pagi, siang, dan malam
Sediaan enema
- 1 kali sehari sebelum tidur
Sediaan suppositoria
- Dosis sebanyak 1 gram digunakan 1-2 kali sehari
Efek Samping Mesalazine
Serupa dengan obat-obatan lainnya, obat Mesalazine juga memiliki beberapa efek samping. Oleh karena itu, untuk menghindari efek samping dari pemakaian Mesalazine, sebaiknya obat diminum sesuai aturan dokter dan segera menghentikannya jika terjadi efek samping atau reaksi alergi terhadap obat.
Efek samping yang umum terjadi dari penggunaan Mesalazine, antara lain:
- Mual dan muntah
- Diare atau konstipasi
- Mulut kering
- Sakit perut
- Sakit kepala
- Ruam pada kulit
- Kelelahan
- Perdarahan pada dubur
Selain efek samping di atas, beberapa efek samping lain yang jarang terjadi adalah terjadinya sesak nafas, nyeri dada, muntah berdarah, feses berwarna hitam, ataupun pembengkakan di bagian tubuh tertentu. Jika mengalami efek samping tersebut, segera periksakan diri ke dokter.
Interaksi obat
Risiko interaksi obat bisa terjadi ketika digunakan bersamaan dengan obat lain karena akan mempengaruhi cara kerja obat dan menyebabkan obat tidak dapat bekerja secara maksimal. Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui kandungan obat yang sedang dikonsumsi.
Beberapa jenis obat lain yang dapat berinteraksi dengan Mesalazine:
- Obat pengencer darah, seperti Warfarin
- Obat anti inflamasi lain, seperti ibuprofen, aspirin dan naproxen
- Obat antasida
- Obat lain seperti Balsalazide, Diclofenac, Sulfasalazine
Gunakan obat Mesalazine sesuai dengan dosis yang diberikan oleh dokter. Karena penggunaan obat yang teratur dan sesuai aturan akan membantu menghindari risiko efek samping dan interaksi obat yang mungkin terjadi.
Perhatian
Sebelum dan selama menggunakan obat Mesalazine, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain:
- Penderita gangguan fungsi ginjal dan hati harus berhati-hati dalam menggunakan obat Mesalazine
- Pemeriksaan fungsi ginjal dan hati harus dilakukan secara teratur untuk mengetahui efek obat pada tubuh
- Ibu hamil, ibu menyusui, ataupun wanita yang berencana hamil sebaiknya berkonsultasi dulu dengan dokter
Artikel terkait: