Selama 20 tahun terakhir, angka kematian tertinggi bukanlah disebabkan infeksi atau kecelakaan seperti yang terjadi pada 50 tahun terakhir. Hal ini mungkin disebabkan oleh semakin berkembangnya penemuan antibiotik dan semakin ketatnya peraturan lalu lintas, atau mungkin juga karena karena faktor lain seperti penyakit akibat pola hidup yang terus berkembang sehingga menjadi penyebab utama dalam menyebabkan kematian pada masyarakat di seluruh dunia.
Penyakit akibat pola hidup yang paling sering kita jumpai salah satunya adalah penyakit kencing manis atau yang dalam istilah kedokteran dikenal dengan istilah diabetes melitus. Diabetes melitus adalah penyakit yang sebenarnya bisa dicegah dan bisa diobati hanya dengan pola hidup yang sehat.
Pola hidup yang sehat yang dimaksud di sini adalah mengonsumsi asupan gula dalam jumlah yang terkontrol setiap hari diiringi dengan olahraga yang cukup. Sayangnya kedua hal ini sangat sulit dilakukan oleh kebanyakan orang. Oleh karena itu, penggunaan obat anti diabetes seperti Metformin diperlukan untuk mengontrol kadar gula darah dalam tubuh seseorang.
Karena penyakit gula adalah penyakit seumur hidup yang berarti jika Anda didiagnosa menderita sakit kencing manis, maka Anda akan menderita penyakit tersebut seumur hidup yang berarti Anda harus menjalani pengobatan seumur hidup.
Yang menjadi pertanyaan adalah, jika Anda mengonsumsi Metformin sebagai obat untuk mengontrol kadar gula darah Anda seumur hidup, apakah ada efek samping yang dihasilkan? Untuk lebih jelasnya mengenai Metformin, mari disimak artikel yang satu ini.
Mengenal penyakit Diabetes Melitus dan apa saja kegunaan Metformin?
Sebelum mengetahui fungsi dari obat metformin, mari memahami terlebih dahulu apa yang menyebabkan seseorang menderita diabetes melitus agar kita bisa memahami bagaimana obat ini bekerja pada orang yang menderita diabetes.
Diabetes melitus terbagi menjadi 2 tipe yaitu tipe 1 dan tipe 2. Tipe 1 terjadi karena orang tersebut tidak bisa memproduksi hormon insulin di dalam tubuhnya, Hormon insulin adalah hormon yang mengubah gula dalam darah menjadi bentuk lain misalnya gula dalam otot atau gula dalam hati yang dikenal dengan glikogen.
Di dalam tubuh manusia normal, untuk mempertahankan fungsi semua organ, gula darah dalam tubuh manusia normalnya hanya mencapai 100mg/dL atau setara dengan 1 sendok teh gula. Artinya setiap kali Anda mengonsumsi gula lebih dari jumlah tersebut, sisanya harus diubah menjadi gula otot atau yang kita kenal dengan glikogen. Seperti yang kita ketahui sebelumnya proses perubahan ini memerlukan bantuan dari hormon insulin.
Sedangkan pada diabetes tipe 2 karena tubuh sudah sangat lelah dengan pola makan tinggi gula, maka tubuh tetap dapat memproduksi hormon insulin, tetapi sel di dalam tubuh tidak “peka” terhadap insulin tersebut, sehingga seperti layaknya diabetes tipe 1, pada orang dengan diabetes tipe 2, tubuh kehilangan kemampuan untuk menurunkan kadar gula darah dalam tubuh walaupun caranya berbeda dengan diabetes tipe 1.
Di sinilah obat metformin bekerja, metformin dapat merangsang sel yang tidak “peka” terhadap insulin untuk menjadi lebih peka, agar bisa mengubah gula darah menjadi gula otot. Oleh karena itu obat metformin dapat diberikan pada orang dengan diabetes tipe 2 tetapi tidak bisa diberikan pada orang dengan diabetes tipe 1.
Selain itu, metformin tidak hanya menurunkan kadar glukosa darah. Penggunaan dalam jangka panjang juga dapat mengurangi risiko komplikasi diabetes, menurunkan kadar kolesterol darah dan trigliserida dan tidak menyebabkan kenaikan berat badan seperti insulin dan beberapa obat penurun glukosa darah oral lainnya.
Keuntungan lain dari penggunaan metformin adalah bahwa metformin tidak menyebabkan hipoglikemia (glukosa darah rendah) ketika metformin diminum sendirian. Metformin biasanya diminum dua hingga tiga kali sehari dengan dosis 500mg tiap kali minum, setelah makan. Formula extended-release (Glucophage XR) diambil sekali sehari, setelah makan malam.
Apa efek samping yang dapat ditimbulkan dari penggunaan Metformin?
Efek samping yang paling umum dari penggunaan metformin adalah mual dan diare, yang biasanya hilang seiring berjalannya waktu. Efek samping yang lebih serius adalah kondisi yang jarang terjadi tetapi berpotensi fatal yang disebut asidosis laktat, di mana tingkat asam laktat yang sangat tinggi menumpuk dalam aliran darah. Asidosis laktik paling mungkin terjadi pada orang dengan penyakit ginjal, penyakit hati, atau gagal jantung kongestif, atau pada mereka yang memiliki kebiasaan minum alkohol.
Sayangnya, banyak dokter mengabaikan kontraindikasi ini (kondisi yang membuat pengobatan tertentu tidak disarankan) dan meresepkan metformin pada orang yang berisiko tinggi untuk mengalami asidosis laktat. Gejala awal asidosis laktik termasuk kelelahan yang tidak biasa, mual, muntah, kehilangan nafsu makan, nyeri otot, dan kesulitan bernapas.
Jika Anda mengalami gejala-gejala ini saat mengonsumsi metformin, segera hubungi dokter. Terapi metformin harus dihentikan setidaknya 48 jam sebelum operasi dan dilanjutkan hanya ketika Anda dapat makan dengan normal kembali.