Methylprednisolone/Methisoprinol merupakan obat yang termasuk dalam golongan kortikosteroid. Golongan obat ini berfungsi meredakan peradangan dan dapat digunakan dalam penanganan berbagai penyakit, terutama penyakit-penyakit berbasis peradangan ataupun penyakit-penyakit di mana radang merupakan salah satu gejala utamanya.
Methylprednisolone biasanya digunakan dalam penanganan Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), Croup, radang sendi, lupus, psoriasis, colitis ulcerosa, alergi, gangguan fungsi kelenjar endokrin, dan gangguan lain pada kulit, mata, paru, lambung, sistem saraf dan juga sel darah.
Mengenai Methylprednisolone
Golongan
Obat keras (K), harus dengan resep dokter
Kemasan
Methylprednisolone biasanya tersedia dalam bentuk tablet 2, 4, 8, dan 16 mg serta bentuk injeksi (Depo-Medrol) 40 mg yang jarang digunakan.
Kandungan
Methylprednisolone
Efek Samping Methylprednisolone
Berikut adalah beberapa efek samping Methylprednisolone/Methisoprinol:
- Reaksi alergi terhadap Methylprednisolone, dapat berupa ruam kulit, rasa gatal dan bengkak pada wajah, bibir dan atau lidah.
- Gangguan mood berupa depresi, kecemasan, euphoria, perubahan kepribadian dan psikosis
- Gangguan pada mata berupa gangguan penglihatan dan nyeri mata.
- Gangguan pada kulit seperti jerawat dan kulit rapuh
- Gangguan hormonal dan penyembuhan luka.
- Kesulitan buang air kecil ataupun berkurangnya produksi air kencing.
- Nyeri pada panggul, punggung, iga, bahu, lengan ataupun tungkai.
- Nyeri kepala, mual dan muntah.
- Turunnya kadar kalium dalam darah.
- Bengkak pada kaki dan tangan.
- Diabetes mellitus (penyakit gula).
- Tekanan darah tinggi.
- Rasa haus berlebihan.
- Kelemahan otot.
Oleh karena itu, sangat tidak dianjurkan untuk memulai pengobatan menggunakan Methylprednisolone tanpa konsultasi dengan dokter. Bila Anda menjalani pengobatan penyakit dengan menggunakan Methylprednisolone, berkonsultasilah secara teratur dengan dokter agar perkembangan kondisi, keluhan serta efek samping yang terjadi dapat diatasi tepat waktu.
Selanjutnya, jika Anda mengalami gejala-gejala seperti di atas, terutama bila gangguannya cukup serius seperti reaksi alergi, segeralah pergi ke fasilitas medis terdekat agar mendapatkan pertolongan yang tepat.
Dosis Methylprednisolone
Methylprednisolone/Methisoprinol diberikan dengan dosis berikut:
- Dewasa : 4-48 mg setiap harinya dan bergantung pada jenis pasien, diagnosis dan kondisinya. Pada anak dan pasien lansia, sangatlah diperlukan pertimbangan dokter sebelum mengkonsumsi obat.
- Dewasa untuk mengobati Multiple Sclerosis: Dosis awalnya 160 mg dibagi ke 1-2 dosis, kemudian setelah 1 minggu, dosisnya dapat diturunkan menjadi 64 mg setiap 2 hari sekali.
Kontraindikasi
Methylprednisolone/Methisoprinol tidak boleh digunakan untuk:
- Penderita kencing manis karena sering ditemukan bahwa gula darah menjadi lebih sulit dikendalikan saat penggunaan Methylprednisolone, sehingga memerlukan penyesuaian dosis obat diabetesnya.
- Pasien dengan infeksi tidak terkontrol, hipersensitivitas terhadap Methylprednisolone, infeksi jamur sistemik, serta penerima vaksin virus hidup yang dilemahkan. Hal ini disebabkan penggunaan steroid dalam jangka panjang dapat melemahkan sistem imun tubuh.
- Penderita tekanan darah tinggi.
Interaksi Obat
Berikut adalah interaksi Methylprednisolone/Methisoprinol dengan obat-obatan lain:
- Vaksin yang dibuat dari virus yang dilemahkan tidak boleh diberikan pada mereka yang menggunakan Methylprednisolone, terutama dalam jangka panjang. Vaksin-vaksin yang termasuk golongan ini antara lain adalah vaksin flu, cacar air, dan MMR (Measles, Mumps, Rubella).
- Cyclosporine, Troleandomycin, Ketoconazole, Aspirin, Warfarin, Heparin, Phenobarbital, Phenytoin dan Rifampin juga sebaiknya tidak digunakan bersama Methylprednisolone/Methisoprinol.
Perhatian
Pada pasien lanjut usia dan pasien dengan kondisi khusus seperti gangguan ginjal dan hati, diperlukan pertimbangan dari dokter yang merawat dan kemungkinan penyesuaian dosis dari obat lainnya.
Penggunaan Methylprednisolone untuk Ibu Hamil
Efek Methylprednisolone/Methisoprinol pada janin dan bayi yang menyusu tidak diketahui secara pasti. Untuk penggunaan Methylprednisolone pada kedua kondisi tersebut, sangat diperlukan pertimbangan dari dokter yang merawat. Apakah manfaat pengobatan dengan Methylprednisolone/Methisoprinol lebih besar dari kemungkinan timbulnya efek yang tidak diinginkan baik pada janin maupun bayi.
Artikel terkait: