Microtina adalah obat yang digunakan untuk mengobati demam tifus, paratifus, infeksi Salmonella sp sp, H.influenzae, terutama infeksi meningeal. Obat yang mengandung kloramfenikol ini juga banyak dimanfaatkan sebagai pengobatan untuk infeksi pada telinga dan mata.
Kloramfenikol adalah antibiotik yang dengan spektrum luas untuk bakteri gram positif maupun negatif. kloramfenikol adalah antibiotika jenis bakteriostatik dan bakteriosidal dengan menghambat sistesis protein dengan cara menghambat aktivitas peptidil transferase dari ribosom 50s bakteri sehingga menghambat pertumbuhan dan membunuh bakteri.
Mengenai Microtina
Pabrik
Pyridam
Golongan
Resep dokter
Kemasan
Dos 100 kapsul
Kandungan
Kloramfenikol 250 mg
Manfaat Microtina
Kegunaan dan manfaat Microtina adalah untuk mengobati berbagai kondisi berikut ini:
- Demam tifus
- Paratifus
- Infeksi Salmonella sp
- Infeksi H.influenzae, terutama infeksi meningeal
- Rickettsia
- Lympogranulloma psitatacosis
- Antrax
- Gas gangrene
- Bakteri gram negatif penyebab bakteria meningitis
- Infeksi kuman yang resisten terhadap antibiotik lain
- Infeksi pada telinga dan mata
Dosis Microtina
Microtina diberikan dengan dosis sebagai berikut:
- Dewasa: 4 x sehari 1-2 kapsul
- Anak: 50-100mg/kbBB/hari dalam 4 dosis terbagi
Efek Samping Microtina
Berbagai efek samping Microtina yang mungkin terjadi antara lain:
- Hipersensitivitas
- Ruam
- Urtikaria
- Mual
- Muntah
- Diare
- Sakit kepala
- Perdarahan saluran cerna
- Optic neuritis
- Gangguan penglihatan hingga kebutaan
- Delirium
- Depresi mental
- Super infeksi
Efek samping yang paling serius dari Microtina adalah anemia aplastik, meskipun jarang tetapi secara umum sangat fatal bila terjadi. Obat ini juga dapat menyebabkan tertekannya sumsum tulang belakang selama pemakaian, dan bisa menyebabkan leukemia (kanker darah atau kanker sumsum tulang) pada pemakaian dalam jangka waktu lama. Pemberian secara intravena bisa menyebabkan sindrom grey pada bayi baru dilahirkan ataupun bayi prematur.
Interaksi Obat Microtina
Potensi interaksi obat terjadi ketika digunakan bersamaan dengan obat lain, sehingga dapat mengubah cara kerja obat. Sebagai akibatnya, obat tidak dapat bekerja dengan maksimal atau bahkan menimbulkan racun yang membahayakan tubuh.
Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui obat apa saja yang sedang Anda konsumsi dan beri tahukan pada dokter. Jenis obat yang dapat berinteraksi dengan Microtina adalah:
- Menurunkan efek zat beri dan vitamin B12 pada pasien anemia
- Phenobarbital dan rifampin dapat menurunkan kinerja obat ini
- Mengganggu kinerja kontrasepsi hormonal pil
- Berpotensi fatal: meningkatkan efek antikoagulan pil, agen penyebab hipoglikemia seperti sulfenilurea, phenytoin.
- Hindari penggunaan dengan obat yang bekerja menekan fungsi sumsum tulang belakang
Perhatian
Hal-hal yang harus diperhatikan selama menggunakan obat Microtina adalah sebagai berikut:
- Tidak disarankan untuk ibu menyusui, sebab Microtina terdeteksi ikut keluar bersama ASI
- Hati-hati memberikan microtina (chloramphenicol) kepada wanita hamil, pasien dengan fungsi ginjal yang buruk, neonatus, dan bayi prematur.
- Tidak untuk pasien yang hipersensitif terhadap kloramfenikol (chloramphenicol) dan derivatnya, mengalami porphyria (pembentukan hemoglobin yang terganggu secara genetik), profilaksis, atau pernah mengalami gangguan sumsum tulang atau diskrasia darah.
- Pemakaian dengan jangka waktu lama perlu dilakukan pemeriksaan hematologik berkala. Hati-hati terhadap kemungkinan super infeksi dengan jamur dan bakteri.
Toleransi terhadap kehamilan
KATEGORI C. Studi pada reproduksi hewan telah menunjukkan kloramfenikol memberikan efek buruk pada janin. Tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada manusia, namun jika potensi manfaat penggunaan obat lebih tinggi pepmebrian pada ibu hamil dapat diberikan meski terdapat potensi risiko.