Migraine adalah salah satu jenis sakit kepala dengan gejala utama sakit kepala sebelah yang terasa berdenyut, sakitnya berbeda dari sakit kepala biasa. Perlu diketahui bahwa sakit kepala ada berbagai macam tipe, ada yang merasakan sensasi berputar, ada yang sakit kepala menyeluruh, ada yang sakit kepala hanya di salah satu sisi, dan ada juga yang hanya pada lokasi tertentu.
Sakit kepala sebelah akibat migraine (baca: migren) lebih banyak terjadi pada wanita dibandingkan pria, dengan perbandingan 3 : 1. Dan biasanya terjadi pada usia remaja, menginjak dewasa.
Baca juga:
- Jenis-jenis Sakit Kepala dan Gejalanya
- Pilih Obat Sakit Kepala Sesuai Jenis dan Gejalanya
Apa ciri-ciri atau gejala migraine?
Selain sakit kepala yang hanya terjadi di salah satu sisi, bisa di sebelah kanan saja atau sebelah kiri saja. Walaupun mungkin saja dapat terjadi, namun migraine jarang yang menyerang pada kedua sisi. Gejala lain dari migraine antara lain :
- Nyeri kepala yang timbul sangat hebat
- Nyeri pada mata
- Sensitif terhadap cahaya, bau, dan suara
- Mual
- Muntah
Nyeri kepala dikatakan berat, apabila pasien sampai tidak bisa melakukan aktivitas apapun. Biasanya dengan tetap melakukan aktivitas, maka keluhan yang dirasakan pasien akan semakin bertambah berat. Keluhan migraine ini dapat berlangsung selama beberapa jam, namun ada yang sampai beberapa hari.
Sebelum timbul migraine biasanya muncul gejala pendahuluan yang biasa disebut sebagai “aura”. Aura yang timbul dapat berupa seperti melihat cahaya yang silau, muncul bintik buta pada lapang pandang salah satu atau kedua mata, atau kelemahan salah satu sisi tubuh. Gangguan penglihatan atau penglihatan menjadi kabur juga dapat terjadi. Aura tersebut dapat muncul beberapa menit sebelum keluhan migraine muncul, dan dapat berlangsung sampai keluhan hilang. Tidak semua orang yang mengalami migrain didahului dengan aura, mungkin hanya sekitar sepertiga kasus yang mengalami adanya aura.
Apa Penyebab Migraine?
Penyebab pasti dari terjadinya migraine belum diketahui, namun diduga ada kaitannya dengan perubahan neurotransmitter yang bekerja di otak. Neurotransmitter merupakan senyawa kimia yang bertugas mengirimkan sinyal di otak.
Beberapa hal yang dapat memicu terjadinya sakit kepala sebelah akibat migraine antara lain :
- Perubahan hormonal. Sebagai contoh pada saat siklus menstruasi, penggunaan obat kontrasepsi
- Stress.
- Adanya stimulus yang kuat. Seperti bunyi ledakan, bau menyengat, cahaya yang silau.
- Makanan tertentu. Seperti : anggur merah, keju, daging asap yang diawetkan, cokelat, bahan penyedap makanan, produk susu, pemanis buatan
- Terlalu banyak tidur.
- Perubahan tekanan udara di lingkungan.
Penegakan diagnosis
Untuk dapat digolongkan sebagai migrain, maka sakit kepala yang dirasakan oleh pasien harus memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut :
- Sakit kepala berlangsung selama 4 – 72 jam yang tidak membaik dengan pengobatan
- Karakteristik dari sakit kepala yang timbul adalah : hanya pada satu sisi, sakit kepala seperti berdenyut, intensitas nyerinya sedang – berat.
- Dipicu dengan melakukan aktvitas.
- Selama nyeri kepala diikuti dengan keluhan mual / muntah, sensitif terhadap cahaya atau suara.
- Tidak dapat digolongkan sebagai sakit kepala tipe lain.
Oleh karena itu, dokter harus melakukan anamnesis yang lengkap terhadap pasien, mengenai gejala yang timbul sebelum migraine dan gejala yang timbul selama migraine berlangsung.
Dari pemeriksaan fisik, tidak ditemukan adanya perbedaan antara orang yang menderita migrain dengan orang yang normal. Untuk membantu menegakkan diagnosis maka dokter dapat melakukan pemeriksaan penunjang lain seperti : MRI, CT Scan kepala, atau Electroencephalogram (EEG)
Pengobatan Sakit Kepala Sebelah
Pengobatan yang diberikan, tergantung dari seberapa sering serangan migraine timbul dan berapa lama berlangsungnya.
Obat-obat yang migraine dapat diberikan pada pasien, meliputi golongan :
- Acetaminophen (parasetamol)
- Ibuprofen
- Naproxen sodium
- Triptan
- Natrium diklofenak
- Narcotic
Penggunaan obat-obatan yang terlalu berlebihan juga tidak baik, dan dapat menyebabkan frekuensi migraine menjadi bertambah sering bahkan dapat menjadi setiap hari. Oleh karena itu penggunaan obat-obatan di atas tidak boleh sembarangan, harus sesuai dengan saran dan anjuran dokter.
Selain obat-obatan yang digunakan untuk mengurangi keluhan atau gejala, ada juga obat-obatan yang dapat dikonsumsi untuk mencegah terjadinya migraine, biasa diberikan jika frekuensi serangan sudah terlalu sering. Obat preventif tersebut antara lain :
- Obat-obat hipertensi golongan tertentu
- Obat anti-kejang
- Obat anti-depresi
- Pemberian suplemen, terutama magnesium dan riboflavin
Pemilihan penggunaan obat-obatan tersebut tergantung dari kondisi umum pasien, tidak selalu sama antara pasien yang satu dengan pasien yang lain.
Upaya Pencegahan
Langkah yang efektif untuk mencegah terjadinya migrain, selain dengan menggunakan obat-obatan adalah dengan cara :
- Memperbaiki perilaku kehidupan sehari-hari, seperti berolahraga untuk membantu merelaksasi otot-otot dan mencegah terjadinya migraine walaupun adanya faktor pemicu. Sebagai contoh olahraga yoga, meditasi, dan sebagainya.
- Tidak ada makanan khusus yang dapat mengurangi gejela migraine. Akan tetapi memperbaiki pola makan dengan cara menghindari makanan-makanan yang dapat memicu, dapat efektif mengurangi frekuensi serangan.
Migraine selama masa kehamilan
Selama hamil frekuensi terjadinya migraine dapat jauh berkurang karena diyakini bahwa selama proses kehamilan, maka kadar hormon di dalam tubuh wanita menjadi lebih stabil. Oleh karena itu juga, penggunaan obat-obatan pencegahan terhadap migraine dapat dihentikan selama kehamilan. Hal ini juga bertujuan untuk mecegah terjadinya bayi lahir cacat karena efek samping dari obat.
Dok kenapa ya akhir2 ini kpla saya sakit sebelah kanan aja . Kdg sakit kadang gk gt nyutnyut an . Trmaksh dok