Ini adalah review terhadap obat dengan merk mirakap. di bagian akhir review ini juga disertakan tautan untuk mengetahui merk obat-obat lain dengan kandungan yang sama dengan mirakap.
Mengenai Mirakap
Golongan
obat keras
Kemasan
- dos 100 kapsul 500 mg
Kandungan
- thiamphenicol 500 mg / kapsul
Manfaat mirakap
- mirakap (thiamphenicol) digunakan untuk demam tifus, paratifus, infeksi Salmonella sp sp, H. influenzae, terutama infeksi meningeal, Rickettsia, Lympogranulloma psittacosis, bakteri gram negatif penyebab bakteria meningitis, infeksi kuman yang resisten terhadap antibiotik lain.
- mirakap (thiamphenicol) sangat umum digunakan untuk pengobatan infeksi saluran pernafasan, infeksi saluran pencernaan, dan infeksi saluran kemih misalnya gonore
Efek Samping mirakap
- efek samping yang disebabkan oleh pemakaian mirakap (thiamphenicol) adalah reaksi hipersensitivias / alergi, gangguan pada saluran pencernaan seperti mual, muntah, diare.
- obat ini dapat juga menyebabkan sariawan, glositis, ensefalopati, depresi mental, sakit kepala, ototoksisitas, anemia hemolitik dan reaksi jarish-herxheimer.
- jika antibiotik ini digunakan dalam jangka waktu yang panjang dapat menyebabkan pendarahan, neuritis optik dan perifer.
- efek samping mirakap (thiamphenicol) yang berpotensi fatal adalah penekanan pada sumsum tulang belakang, sindrom abu-abu pada bayi baru lahir dan prematur.
- jika tanda - tanda hipersensitivitas muncul segera hubungi pihak medis karena bisa menyebabkan shock anafilaktic yang bisa berakibat fatal.
Dosis mirakap
mirakap (thiamphenicol) diberikan dengan dosis :
Thiamphenicol diberikan dengan dosis berikut:
- Dewasa, 50 mg/kg per hari dalam 3-4 dosis bagi
Dosis untuk penggunaan indikasi tertentu :
- Penyakit menular seksual (diberikan secara oral)
Dewasa : 1.5 g sehari dalam dosis bagi, bisa ditingkatkan sampai 3 g/sehari pada awal pemberian untuk infeksi parah.
- Gonorrhoea (diberikan secara oral)
Dewasa : 2.5 g/hari untuk 1-2 hari. Dosis alternatif, 2.5 g pada hari pertama kemudian diikuti oleh 2 g / hari pada masing-masing dari 4 hari berikutnya.
Interaksi obat
- mirakap (thiamphenicol) dapat meningkatkan efek warfarin dan sulfonylurea.
- juga meningkatkan kadar fenitoin dalam plasma darah.
- metabolisme mirakap (thiamphenicol) meningkat pada pemberian bersamaan dengan fenobarbital dan rifampisin
- Antibiotik tidak boleh digunakan untuk mengobati penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus.
- Pemakaian antibiotik harus sesuai dengan yang diresepkan dokter baik jumlah maupun durasinya. Menghentikan pemakaian obat sebelum waktunya berpotensi menyebabkan terjadinya resistensi.
Kontraindikasi
- mirakap (thiamphenicol) dikontraindikasikan terhadap pasien yang hipersensitf terhadap mirakap (thiamphenicol) dan antibiotik derivat chloramphenicol lainnya.
- Sebaiknya tidak diberikan kepada pasien dengan gangguan fungsi ginjal dan hati.
- jangan menggunakan antibiotik ini untuk pengobatan influenza, batuk pilek dan infeksi lain yang disebabkan oleh virus.
- Penderita depresi sumsum tulang atau diskrasia darah
- Baru saja menjalani imunisasi aktif
- jangan menggunakan antibiotik ini untuk pengobatan influenza, batuk pilek dan infeksi lain yang disebabkan oleh virus.
- Kehamilan dan laktasi
Perhatian
- penderita dengan gangguan fungsi ginjal sebaiknya dosis mirakap (thiamphenicol) dikurangi untuk mencegah terjadinya akumulasi obat.
- selama pemakaian dianjurkan untuk minum minimal 1.5 liter / hari untuk mencegah kristaluria.
- pada pemakaian dalam jangka waktu yang panjang sebaiknya dilakukan pemeriksaan darah secara periodik untuk antisipasi terjadinya diskrasia darah.
- mirakap (thiamphenicol) juga terdeteksi ikut keluar bersama ASI, sehingga jika memungkinkan pemakaian mirakap (thiamphenicol) selama menyusui sebaiknya dihindari
Toleransi terhadap kehamilan
FDA (badan pengawas obat dan makanan amerika serikat) mengkategorikan thiamphenicol kedalam kategori C dengan penjelasan sebagai berikut :
Penelitian pada reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin dan tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada manusia, namun jika potensi keuntungan dapat dijamin, penggunaan obat pada ibu hamil dapat dilakukan meskipun potensi resiko sangat besar.
Hasil studi pada hewan tidak selalu bisa dijadikan ukuran keamanan penggunaan obat pada manusia. Oleh karena penelitian secara klinis yang terkendali dengan baik belum dilakukan, penggunaan obat-obat yang mengandung thiamphenicol untuk ibu hamil harus dikonsultasikan dengan dokter.