Untuk kamu para wanita, mendapati pendarahan pada vagina tentunya bukan hal asing lagi bukan? Ya setiap bulan, wanita yang sudah memasuki usia produktif pasti mengalami pendarahan yang disebut menstruasi.
Namun untuk kamu yang sudah aktif atau pernah berhubungan seksual, apakah kamu pernah mengalami kondisi vagina yang berdarah setelah berhubungan dengan pasanganmu?
Miss V yang berdarah setelah berhubungan seksual umumnya terjadi ketika para wanita pertama kali berhubungan dan kehilangan keperawanannya.
Tapi ternyata pada sebagian wanita, pendarahan tidak hanya terjadi di malam pertamanya namun juga terjadi di malam-malam berikutnya setelah berhubungan seksual.
Dalam dunia kesehatan kondisi ini disebut postcoital bleeding. Untuk kamu yang mengalami kondisi seperti ini, kamu tidak usah buru-buru khawatir karena menurut Columbia University Medical Center, Amerika, Miss V yang mengeluarkan darah setelah berhubungan intim sebenarnya bersifat normal apabilah darah tersebut keluar sesekali saja.
Namun bila darah keluar setiap kali selesai berhubungan intim dan volume darah yang keluar semakin banyak maka itu tandanya kamu harus segera mengkonsultasikan keadaanmu ke dokter ginekolog karena ditakutkan kamu menderita kondisi medis yang serius.
Berikut ini kita akan bahas hal-hal apa saja yang menyebabkan wanita mengalami pendarahan setelah berhubungan seksual.
1. Penetrasi yang Kasar
Gesekan yang terjadi pada saat berhubungan seksual memang wajar adanya namun apabila gesekan tersebut terjadi terlalu keras dan kasar maka akan mengakibatkan pendarahan pada dinding vagina. Bahkan rahim bisa saja berdarah jika tertekan terlalu keras.
2. Kurangnya Cairan Lubrikasi
Gesekan dari kondom yang tak diberi pelumas bisa saja menyebabkan dinding Miss V menjadi lecet sehingga mengeluarkan darah. Hal ini bisa saja terjadi jika Miss V belum 'siap' untuk melakukan penetrasi. Menggunakan lubrikan bisa jadi solusi ideal dan aman
3. Ektropion Serviks
Ialah suatu kondisi pada permukaan leher rahim di mana lapisan dalam serviks menonjol ke bagian vagina. Kondisi ini sering terjadi pada wanita muda, ibu hamil, dan wanita yang mengonsumsi pil kontrasepsi.
Kondisi ini tidak berbahaya dan bisa menghilang dengan sendirinya. Namun ada pula yang membutuhkan perawatan. Ektropion serviks tidak ada hubungannya dengan kanker.
4. Alat KB yang Bergeser
Jika kamu memasang alat KB spiral pada rahim, mungkin saja saat melakukan penetrasi, alat KB kamu bergeser sehingga menimbulkan gesekan pada rahim yang menyebabkan keluarnya darah lewat Miss V.
5. Infeksi pada Vagina
Infeksi jamur dan bakteri pada Miss V, serta aneka infeksi bisa menyebabkan servisitis alias inflamasi pada rahim. Ada baiknya kamu “puasa” atau tidak berhubungan intim terlebih dahulu hingga kondisi Miss V telah ditangani dengan baik. Untuk masalah satu ini sebaiknya kamu segera kunjungi dokter ginekolog terdekat.
6. Vagina Kering
Kasus ini bisa muncul pada perempuan dari berbagai kalangan dan umur. Namun, umumnya hal ini dialami oleh perempuan dengan lanjut usia. Kekurangan hormon estrogen menjadi salah satu pemicunya.
Estrogen sendiri berfungsi untuk membantu kesehatan jaringan vagina, mengatur lubrikasi alami vagina, keasaman dan kelastisitasan vagina. Dengan kondisi vagina kering, sangat mungkin gesekan saat berhubungan seksual dapat menyebabkan pendarahan.
7. Vaginitis
Ialah peradangan yang terjadi pada vagina, sehingga mengakibatkan rasa sakit, gatal, dan keluar cairan yang tidak normal. Penyebabnya berupa adanya ketidakseimbangan antara bakteri baik dan jahat pada vagina. Penurunan kadar estrogen dan menopause juga bisa menjadi penyebabnya.
8. Kanker Servis
Selain tujuh alasan umum diatas, alasan utama yang paling menakutkan mengapa kamu harus berkonsultasi ke dokter ketika darah keluar secara terus menerus setelah berhubungan intim ialah tanda dari penyakit kanker serviks atau penyakit seksual menular lainnya. Ini bisa menjadi sinyal adanya sel abnormal dalam rahim, atau ada sebuah penyakit di dalam Miss V.
Mengatasi Vagina Yang Berdarah
Cara mengatasi vagina yang berdarah setelah melakukan hubungan seksual umumnya berbeda-beda. Untuk itu harus diketahui terdahulu penyebab pastinya dari pendarahan tersebut.
Cara paling mudah dan umum adalah selalu menjaga kesehatan organ intim kamu dengan mencucinya menggunakan cairan antiseptik dengan PH yang seimbang agar terhindar dari bakteri, jamur, infeksi, dan hal buruk lainnya.
Jika kamu mengalami pendarahan akibat kurangnya cairan lubrikasi, kamu bisa meminta pasanganmu untuk memperlama foreplay sebelum melakukan penetrasi atau memakai produk pelumas, disarankan untuk kamu jangan sembarang memakai produk pelumas.
Cobalah untuk konsultasikan dahulu ke dokter mengenai produk pelumas apa yang cocok untuk kamu.
Untuk pendarahan yang disebabkan oleh hal-hal yang bersifat medis, sebaiknya segeralah memeriksakan kondisi kamu ke dokter terdekat karena semakin dini kamu melakukan pemeriksaan, semakin dini pula dokter dapat melakukan pengobatan dan terapi yang cocok agar keadaan kamu dapat cepat teratasi dan sembuh.
Sedikit tips buat kamu, jika kamu mengalami pendarahan, sebaiknya hindari berhubungan seksual pada keesokan harinya.
Beristirahatlah terlebih dahulu 1-2hari, apabila setelah itu masih terjadi pendarahan setelah berhubungan seksual maka segeralah periksakan dirimu ke dokter karena berjaga-jaga dan mencegah suatu penyakit akan lebih baik daripada mengobatinya.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.