Molybdenum adalah mineral penting yang secara alami terdapat pada susu, keju, biji-bijian, kacang-kacangan, sereal, sayuran berdaun, dan jeroan. Mineral yang satu ini paling sering digunakan untuk mengatasi defisiensi molybdenum.
Molybdenum bekerja dengan cara membantu memecahkan protein dan substansi penting lainnya dalam tubuh. Selain untuk mengatasi kekurangan molybdenum, mineral ini juga bisa digunakan untuk menangani kanker kerongkongan hingga penyakit Wilson.
Tubuh hanya membutuhkan molybdenum dalam jumlah kecil, sehingga kekurangan molybdenum jarang terjadi. Maka itu, kebanyakan orang biasanya tidak membutuhkan suplemen molybdenum, kecuali untuk alasan medis tertentu.
Mengenai Molybdenum
Golongan
Mineral
Kemasan
-
Kandungan
Molybdenum
Manfaat Molybdenum
Meski tidak sepopuler magnesium atau kalium, molybdenum termasuk mineral yang tak kalah penting bagi tubuh. Pasalnya, kofaktor molybdenum berperan untuk mengaktifkan empat enzim esensial sekaligus yang akan memecah racun dalam tubuh. Keempat enzim tersebut meliputi sulfit oksidase, aldehida oksidase, xanthine oksidase, dan komponen pereduksi midoksim mitokondria (mARC).
Berbagai manfaat molybdenum untuk kesehatan adalah sebagai berikut:
- Mencegah kekurangan molybdenum dalam tubuh
- Menangani kanker kerongkongan dan beberapa jenis kanker lainnya
- Mengatasi gejala penyakit Wilson
Akan tetapi, masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan kegunaan molybdenum tersebut bagi kesehatan.
Kontraindikasi
- Pasien dengan defisiensi tembaga
- Pasien yang mendapatkan injeksi murni pada vena perifer (meningkatkan risiko flebitis infus)
Efek samping Molybdenum
Pada dasarnya, konsumsi suplemen molybdenum cenderung aman untuk orang dewasa asalkan sesuai dosis dan aturan penggunaan. Hindari menambahkan dosis tanpa sepengetahuan dokter karena bisa memicu efek samping berupa:
- Gejala asam urat. Dosis molybdenum terlalu tinggi dapat memicu reaksi enzim xantin oksidase, sehingga terjadi penumpukan asam urat.
- Penurunan kepadatan mineral tulang.
- Masalah kesuburan. Peningkatan asupan molybdenum dalam darah diketahui menurunkan jumlah dan kualitas sperma serta kadar testosteron pada pria.
Dosis Molybdenum
Dosis molybdenum bisa berbeda-beda pada setiap orang. Hal ini dipengaruhi oleh usia, tingkat keparahan penyakit, dan respon tubuh terhadap pengobatan.
Dosis molybdenum yang umum diberikan adalah sebagai berikut:
- Usia 0-6 bulan: 2 mcg/hari
- Usia 7-12 bulan: 3 mcg/hari
- Usia 1-3 tahun: 17 mcg/hari
- Usia 4-8 tahun: 22 mcg/hari
- Usia 9-13 tahun: 34 mcg/hari
- Remaja: 43 mcg/hari
- Ibu hamil dan menyusui: 50 mcg/hari
Penggunaan molybdenum lebih dari 10-15 mg/hari dapat memicu asam urat. Oleh karena itu, hHindari konsumsi suplemen melebihi dosis agar tidak membahayakan kesehatan.
Interaksi Molybdenum
Potensi interaksi obat terjadi ketika digunakan bersamaan dengan obat lain, sehingga dapat mengubah cara kerja obat. Sebagai akibatnya, obat tidak dapat bekerja dengan maksimal atau bahkan menimbulkan racun yang membahayakan tubuh.
Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui obat apa saja yang sedang Anda konsumsi dan beri tahukan pada dokter.
Perhatian
Hal-hal yang harus diperhatikan selama menggunakan molybdenum adalah sebagai berikut:
- Beri tahukan dokter jika Anda memiliki riwayat alergi obat atau penyakit tertentu.
- Sampaikan pada dokter bila Anda sedang mengonsumsi obat, suplemen, maupun herbal apa pun sebelum menggunakan molybdenum.
- Penggunaan molybdenum cenderung aman untuk ibu hamil dan menyusui, asalkan tidak melebihi dosis yang dianjurkan (50 mcg/hari). Agar lebih aman, tetap konsultasikan dulu dengan dokter sebelum menggunakannya.
- Hindari menambahkan dosis molybdenum tanpa sepengetahuan dokter. Alih-alih bermanfaat, tindakan demikian justru dapat memicu efek samping yang membahayakan tubuh.
Artikel terkait: