N-Ace adalah obat yang digunakan untuk mengobati penyakit-penyakit pada saluran pernapasan yang ditandai dengan hipersekresi dahak atau mukus, misalnya, bronkitis akut atau kronis, emfisema paru, mucoviscidosis, dan bronchieactasis. N-Ace mengandung Acetylcysteine, obat yang termasuk agen mukolitik yang berfungsi mengencerkan dahak.
Acetylcysteine adalah obat yang digunakan sebagai terapi pada orang dengan kondisi paru-paru tertentu seperti cystic fibrosis, emfisema, bronkitis, pneumonia, atau tuberkulosis. Obat ini adalah agen mukolitik yang juga dikenal sebagai N-acetylcysteine atau N-acetyl-L-cysteine (NAC). Tersedia dalam bentuk sediaan intravena, sediaan oral (misalnya tablet), atau nebulasi/inhalasi.
Sebagai agen mukolitik, Acetylcysteine bekerja dengan cara memecah serat asam mukopolisakarida yang membuat dahak lebih encer dan mengurangi adhesi lendir pada dinding tenggorokan sehingga mempermudah pengeluaran lendir pada saat batuk.
Obat ini bisa juga digunakan untuk mengatasi kasus toksisitas paracetamol. Untuk tujuan ini, Acetylcysteine bekerja dengan cara bertindak sebagai agen hepatoprotektif dengan mengembalikan glutathione hati, berfungsi sebagai pengganti glutathione dan meningkatkan konjugasi sulfat beracun dari paracetamol.
Mengenai N-Ace
Pabrik
Fahrenheit/Pratapa Nirmala
Golongan
N-Ace hanya bisa diperoleh dengan resep dokter
Kemasan
N-Ace dipasarkan dengan kemasan sebagai berikut:
- 3 x 10 kapsul 200 mg
- 5 ampul @ 3 ml inhalation solution
Kandungan
Setiap kemasan N-Ace mengandung zat aktif sebagai berikut:
- Acetylcysteine 200 mg/ capsul
- Acetylcysteine 100 mg/mL
Manfaat N-Ace
Kegunaan N-Ace diperuntukkan bagi kondisi-kondisi berikut:
- Mengobati penyakit-penyakit pada saluran pernapasan dimana terjadi banyak lendir atau dahak, seperti emfisema, radang paru kronis, bronkiektasis, eksaserbasi bronkitis kronis dan akut, bronkitis asmatik, asma bronkial yang disertai kesulitan mengeluarkan dahak, serta penyakit radang rinofaringeal.
- Mengobati kasus toksisitas akibat over dosis paracetamol.
Kontraindikasi
- Jangan menggunakan obat ini untuk pasien yang memiliki riwayat alergi atau hipersensitivitas.
- Untuk sediaan granules: intoleransi fruktosa, sindrom malabsorpsi glukosa-galaktosa dan defisiensi sukrosa.
Efek samping N-Ace
Sama seperti obat pada umumnya, penggunaan N-Ace dapat menimbulkan efek samping. Akan tetapi, reaksinya bisa jadi berbeda-beda, tergantung dari dosis obat, usia, dan daya tahan tubuh masing-masing orang.
Sejumlah efek samping N-Ace yang umum terjadi antara lain:
- Efek samping N-Ace yang relatif ringan yaitu gangguan pada saluran pencernaan seperti mual dan muntah.
- Efek samping yang lebih serius tetapi kejadiannya jarang misalnya bronkospasme, angioedema, ruam, pruritus, hipotensi, kulit kemerahan, bengkak pada wajah, dispnea, sesak nafas, sinkop, berkeringat, arthralgia, penglihatan kabur, gangguan fungsi hati, asidosis, kejang dan kadang-kadang demam.
- Pada sediaan inhalasi efek samping yang bisa terjadi misalnya hemoptisis, rhinorrhoea, dan stomatitis.
Dosis N-Ace
Dosis N-Ace bisa jadi berbeda-beda pada setiap orang. Hal ini tergantung dari usia, jenis kelamin, tingkat keparahan penyakit, dan kebutuhan masing-masing orang.
Secara umum, dosis N-Ace adalah sebagai berikut:
N-Ace capsul
- Dewasa dan anak usia > 14 tahun: 2-3 x sehari 1 kapsul.
- Anak usia 6-14 tahun: 2 x sehari 1 kapsul.
- Mucoviscidosis anak berusia 6 tahun: 2 x sehari 1 kapsul.
N-Ace inhalation/nebulize
- Dosis: 1-2 kali sehari 1 amp
Petunjuk penggunaan:
- Durasi terapi 5-10 hari.
- N-Ace diminum bersama makanan
Informasi dosis Acetylcysteine (berbagai formulasi)
Acetylcysteine diberikan dengan dosis sebagai berikut:
Sediaan oral (sebagai mucolytic)
- Dosis dewasa: lozenges (tablet hisap), granul, atau tablet effervescent, 600 mg/hari sebagai dosis tunggal atau dibagi 3 dosis.
- Dosis anak usia > 7 tahun: Sama seperti dosis dewasa.
- Dosis anak usia 2-7 tahun: 2 x sehari 200 mg.
- Dosis anak usia 1 bulan - 2 tahun: 2 x sehari 100 mg.
Sediaan oral (untuk menangani kasus keracunan paracetamol)
- Dosis dewasa: Larutan 5% dosis awalnya 140 mg/kgBB dilanjutkan dengan 70 mg/kgBB setiap 4 jam.
- Dosis anak: Sama seperti dosis dewasa.
Sediaan intravena (untuk menangani kasus keracunan paracetamol)
- Dosis dewasa: Dosis awalnya 150 mg/kg (maks: 16.5 g) dalam 200 mL pengencer selama 60 menit, dilanjutkan dengan 50 mg/kg (maks: 5.5 g) dalam 500 mL pengencer selama 4 jam berikutnya, kemudian 100 mg/kg ( maks: 11 g) dilarutkan dalam 1 L pengencer selama 16 jam berikutnya.
- Dosis anak dengan berat badan <20 kg: Dosis awalnya 150 mg/kg dalam 3 mL/kg pengencer selama 60 menit, dilanjutkan dengan 50 mg/kg dilarutkan dalam 7 ml/kg pengencer selama 4 jam, kemudian 100 mg/kg dalam 14 ml/kg pengencer selama 16 jam.
- Dosis anak dengan berat badan 20-40 kg: Dosis awalnya 150 mg/kg dalam 100 ml pengencer selama 60 menit, dilanjutkan dengan 50 mg/kg dalam 250 ml pengencer selama 4 jam, kemudian 100 mg/kg dalam 500 ml pengencer selama 16 jam.
- Dosis anak dengan berat badan > 40 kg: Sama seperti dosis dewasa.
Sediaan endotracheal (sebagai mucolytic)
- Dosis dewasa: Larutan 10 % atau 20 % diberikan 1-2 ml setiap jam.
- Dosis anak: Sama seperti dosis dewasa.
Sediaan inhalasi / nebulasi (sebagai mukolitik)
- Dosis dewasa: Larutan 10 %: 3-4 x sehari 6-10 ml, bisa ditingkatkan sampai 2-20 ml setiap 2-6 jam. Larutan 20 %: 3-4 x sehari 3-5 ml, bisa ditingkatkan sampai 1-10 ml setiap 2-6 jam.
- Dosis anak: Sama seperti dosis dewasa.
Sediaan untuk mata kering karena produksi lendir yang abnormal
- Dosis dewasa: Larutan 5% sebanyak 1 atau 2 tetes ke mata yang terkena 3-4 x sehari.
Dalam pemilihan obat, manfaat yang diperoleh harus dipastikan lebih besar daripada risiko yang mungkin dialami pasien. Oleh karena itu, penggunaan obat N-Ace harus sesuai dengan yang dianjurkan.
Interaksi N-Ace
Potensi interaksi obat terjadi ketika digunakan bersamaan dengan obat lain, sehingga dapat mengubah cara kerja obat. Sebagai akibatnya, obat tidak dapat bekerja dengan maksimal atau bahkan menimbulkan racun yang membahayakan tubuh.
Jenis obat yang dapat berinteraksi dengan N-Ace adalah:
- Sediaan oral: penggunaan bersamaan dengan antitusif dapat menyebabkan stasis lendir karena obat-obat yang memiliki efek antitusif menekan refleks batuk. Oleh karena itu, kombinasi ini harus digunakan dengan hati-hati.
- Penggunaan bersamaan dengan antibiotik tetracycline harus diberi jarak minimal 2 jam.
- Penggunaan bersamaan dengan gliserol trinitrat (nitrogliserin) dapat menyebabkan peningkatan efek vasodilatasi dan aliran darah.
Perhatian
Hal-hal yang harus diperhatikan selama menggunakan N-Ace adalah sebagai berikut:
- Obat ini harus diberikan setelah asupan makanan pada pasien penderita gastritis.
- N-Ace tidak dianjurkan untuk pasien diabetes melitus, kecuali kadar glukosa darah telah terkontrol pada tingkat normal.
- Pasien yang menderita asma bronkial harus dipantau terhadap kemungkinan terjadinya bronkospasme. Jika bronkospasme terjadi, pengobatan harus segera dihentikan.
- Sediaan aerosol dapat memperburuk batuk pada pasien yang menderita asma bronkial akut.
- Penggunaan N-Ace, terutama pada awal pengobatan, dapat mencairkan sekresi bronkus dan secara bersamaan meningkatkan volumenya. Jika pasien tidak mampu untuk meludah, perlu untuk membersihkan saluran udara dengan drainase postural atau akhirnya oleh bronchosuction untuk menghindari retensi sekresi.
Penggunaan obat N-Ace oleh ibu hamil
FDA di Amerika Serikat, setara BPOM di Indonesia, mengkategorikan Acetylcysteine ke dalam kategori B dengan penjelasan sebagai berikut:
Penelitian pada reproduksi hewan tidak menunjukkan risiko pada janin dan tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada wanita hamil / Penelitian pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin, tapi studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada wanita hamil tidak menunjukkan risiko pada janin di trimester berapapun.
Penelitian pada hewan tidak selalu bisa dijadikan dasar keamanan pemakaian obat terhadap wanita hamil. Belum adanya penelitian klinis yang memadai dan terkendali dengan baik pada ibu hamil membuat pemakaian obat-obat yang mengandung Acetylcysteine selama kehamilan tetap harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter.
Artikel terkait: