Terlalu sering mengantuk? Anda mungkin mengalami kelainan ini!
Ganguan tidur merupakan salah satu keluhan yang paling sering ditemukan pada pasien yang pergi ke dokter. Gangguan tidur dapat dialami oleh semua lapisan masyarakat baik kaya, miskin, berpendidikan tinggi dan rendah maupun orang muda, serta yang paling sering ditemukan pada usia lanjut. Pada orang normal, gangguan tidur yang berkepanjangan akan mengakibatkan perubahan pada siklus tidur seseorang, menurun daya tahan tubuh serta menurunkan prestasi kerja, mudah tersinggung, depresi, kurang konsentrasi, kelelahan, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi keselamatan diri sendiri atau orang lain. Menurut beberapa peneliti gangguan tidur yang berkepanjangan didapatkan 2,5 kali lebih sering mengalami kecelakaan mobil dibandingkan pada orang yang tidurnya cukup Diperkirakan jumlah penderita akibat gangguan tidur setiap tahun semakin lama semakin meningkat sehingga gangguan tidur merupakan masalah kesehatan yang perlu diperhatikan saat ini.
Jika berbicara mengenai gangguan tidur, mungkin yang terpikir oleh Anda adalah kesulitan untuk tertidur di malam hari seperti yang banyak ditemui pada masyarakat. Tetapi apakah pernah terlintas dipikiran Anda, bahwa terlalu banyak tidur juga merupakan gangguan tidur? Untuk lebih jelasnya, mari luangkan waktu Anda sejenak untuk membaca artikel yang satu ini.
Apa itu Narkolepsi?
Narkolepsi adalah gangguan tidur yang ditandai dengan ngantuk yang tidak tertahankan walaupun pada siang hari, biasanya hanya berlangsung 10-20 menit atau selalu kurang dari 1 jam, setelah itu pasien akan segar kembali dan terulang kembali 2- 3 jam berikutnya. Karena seseorang tidak bisa mengontrol siklus tidur dan bangunnya, bahkan saat seseorang terbangun, mereka tetap memiliki tanda-tanda seperti orang tertidur seperti:
- Narkolepsi kataplesia, adalah kehilangan kontrol otot secara tiba-tiba. Hal ini terjadi karena adanya kerusakan pada hipotalamus yang mengatur produksi suatu zat yang disebut hipokretin. Hipokretin berperan dalam membuat seseorang tetap terjaga atau terbangun dari tidur.
- Hypnagogic halusinasi auditorik/visual adalah halusinasi yang terjadi sebelum seseorang tertidur lelap, sehingga orang tersebut kaget dan kembali terbangun dari tidur.
- Sleep paralis adalah otot volunter mengalami paralis pada saat masuk tidur sehingga pasien sadar ia tidak mampu menggerakkan ototnya.
Gangguan ini merupakan kelainan yang diakibatkan oleh penyakit keturunan,yang terjadi pada 1 dari 2000 orang, Penyakit ini dapat menyerang pria dan wanita.
Apa yang menyebabkan seseorang menderita Narkolepsi?
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, narkolepsi terjadi karena adanya kekurangan hormon hipokretin. Tetapi apa yang menyebabkan kekurangan hormon hipokretin ini masih belum diketahui secara pasti.Beberapa penelitian mengindikasikan adanya hubungan antara narkolepsi dengan terpaparnya seseorang terhadap virus H1N1 (flu babi) serta vaksin H1N1. Tetapi belum ada penjelasan lebih lanjut apakah virus tersebut secara langsung memicu terjadinya narkolepsi atau keterpaparan terhadap H1N1 meningkatkan risiko seseorang menderita narkolepsi di kemudian hari. Dalam beberapa kasus, genetik dan penyakit autoimun juga berperan dalam menyebabkan terjadinya narkolepsi.
Gejala Narkolepsi
Gejala umum yang sering ditimbulkan oleh penderita kondisi ini adalah:
- Rasa kantuk yang berlebihan pada siang cari
- Lemah otot
- Penglihatan ganda
- Lemas tungkai
- Serangan tidur
- Halusinasi
- Gangguan memori
- Depresi
- Sakit kepala
- Sleep paralysis (ketindihan)
Diagnosis Narkolepsi
Sebagai langkah awal, dokter akan menanyakan riwayat kesehatan, kebiasaan tidur serta gejala yang dialami. Beberapa tes medis juga perlu dilakukan untuk mendeteksi keparahan gejala, termasuk:
- Epworth sleepiness scale (ESS), bertujuan untuk menilai besarnya kemungkinan pasien tertidur ketika melakukan aktivitas yang berbeda.
- Polisomnografi.
- Multiple sleep latency test (MSLT), digunakan untuk mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh pasien untuk tertidur pada siang hari. Jika pasien dapat tidur dengan mudah dan memasuki fase tidur rapid eye movement (REM) dengan cepat, maka pasien kemungkinan besar menderita narkolepsi.
- Pengukuran tingkat hipokretin. Pemeriksaan kadar hipokretin dilakukan dengan menggunakan sampel cairan otak dan saraf tulang belakang (cairan serebrospinal) yang diambil melalui prosedur pungsi lumbar.
Apa yang dapat Anda lakukan jika Anda menderita Narkolepsi?
Untuk diagnosis narkolepsi diperlukan pemeriksaan tidur khusus. Umumnya pemeriksaan tidur dilakukan malam hari saja, tetapi umtuk narkolepsi diperlukan tambahan pemeriksaan multiple sleep latency test (MSLT) yang dilakukan pagi hingga sore setelah pemeriksaan tidur satu malam. Pemeriksaan tidur dilakukan di laboratorium tidur dengan menggunakan alat berupa polisomnografi (PSG). Polisomnografi sendiri sebenarnya merupakan pemeriksaan EEG (gelombang otak), nafas, oksigen dan jantung (EKG) yang dijadikan satu.
Sampai saat ini belum ada pengobatan yang dapat menyembuhkan narkolepsi. Tetapi beberapa gejala narkolepsi dapat ditangani dengan perubahan gaya hidup dan obat-obatan. Dokter akan meresepkan obat yang bisa mengontrol rasa kantuk di siang hari, mencegah serangan katapleksia, hingga meningkatkan kualitas tidur di malam hari. Tipe obat yang diberikan biasanya berupa stimulan yang dapat bekerja menstimulasi sistem saraf pusat untuk membantu penderita narkolepsi tetap terjaga di siang hari.
Pada kasus yang parah seperti kasus putri tidur Echa tahun lalu, dokter tidak bisa banyak membantu dalam pengobatan narkolepsi itu sendiri, pada kasus Echa, yang hanya dapat dilakukan oleh tenaga medis adalah hanya memastikan penderita narkolepsi mendapatkan nutrisi dan hidrasi yang cukup.