Neutropenia adalah kondisi dimana jumlah sel darah putih jenis neutrofil yang jumlahnya tidak normal yaitu dibawah kadar yang seharusnya. Seperti yang kita ketahui, sel darah putih berfungsi untuk melawan infeksi dengan membunuh kuman yang ada di dalam tubuh.
Jika hasil pemeriksaan darah menunjukkan jumlah yang tidak wajar pada sel darah putih dokter biasanya akan mendeteksi adanya infeksi dalam tubuh penderita. Terdapat beberapa jenis sel darah putih yaitu neutrofil, limfosit, monosit, eosinofil dan basofil.
Kadar normal masing-masing jenis sel darah putih tersebut di dalam tubuh (dalam satuan sel per kubik mm) yaitu neutrofil (3,650), limfosit (2,500), monosit (430), eosinofil (150) dan basofil (30). Neutrofil diproduksi oleh sumsum tulang.
Fungsi khusus neutrofil adalah memakan kuman yang menyerang di dalam tubuh. Seseorang menderita neutropenia jika kadar neutrofil di dalam tubuh kurang dari 2,000 sel per kubik mm. Tanpa neutrofil yang cukup, maka tubuh sulit melawan bakteri dan bisa meningkatkan risiko terjadinya berbagai jenis infeksi.
Penyebab Neutropenia
Terdapat beberapa hal yang dapat meningkatkan resiko menderita neutropenia yaitu:
- Riwayat keluarga atau turunan gen
- Perawatan medis seperti kemoterapi atau radioterapi
- Penggunaan obat seperti penisilin atau aspirin
- Adanya infeksi seperti Hepatitis A dan B, RSV, influenza tipe A dan B, CMV, virus Eipstein-Bar dan HIV
- Masalah pada autoimun seperti hipertiroidisme, radang sendi dan lupus
- Penyakit pada sumsum tulang seperti anemia aplastik dan leukimia akut
- Kekurangan vitamin dan mineral seperti b12, asam folat dan tembaga
Gejala dan Diagnosa
Seseorang yang menderita Neutropenia biasanya memiliki beberapa gejala seperti demam, infeksi sinus, batuk, sesak nafas, jantung berdetak lebih cepat, nyeri pada kulit, mulut atau anus. Demam adalah salah satu gejala yang muncul pada keadaan neutropenia. Selain itu, kondisi ini seringkali dikaitkan dengan kondisi lainnya seperti infeksi telinga, pneumonia dan radang gusi.
Pada penderita neutropenia kongenital berat, biasanya akan timbul gejala yang serius karena infeksi bakteri. Infeksi ini dapat menyerang kulit, sistem pencernaan maupun pernapasan.
Jika tanda-tanda tersebut terjadi pada kamu biasanya ahli kesehatan akan melakukan beberapa tes untuk memastikan kondisi. Beberapa tes yang mungkin dilakukan adalah:
- Tes darah, hasil tes darah akan menunjukkan kadar neutrofil di dalam tubuh. Hal ini juga menunjukkan apakah gejala disebabkan oleh infeksi dan neutropenia berada di tingkat sedang atau parah
- Tes urin, hasil dari tes urin akan menunjukkan apakah infeksi terjadi di ginjal atau kandung kemih
- CT Scan, merupakan pemeriksaan lanjutan untuk mengetahui infeksi atau masalah dari gejala yang muncul. Sebelum pemindaian dilakukan, kamu akan diberi cairan kontras yang berguna menunjukkan lebih jelas infeksi atau masalah pada hasil scan. Katakan pada ahli kesehatan jika kamu memilikigt;alergi pada cairan kontras
Pengobatan untuk Penyakit Neutropenia
Pengobatan untuk Neutropenia diberikan tergantung dari penyebabnya. Ahli kesehatan akan memberikan pengobatan sesuai dengan penyebab infeksi.
Beberapa hal yang perlu kamu lakukan agar pengobatan berjalan efektif yaitu mengubah pola makan agar nutrisi tubuh terpenuhi, berhenti mengonsumsi obat yang menyebabkan neutropenia memburuk dan suplemen yang dapat membantu meningkatkan produksi neutrofil pada sumsum tulang.
Beberapa jenis obat yang dapat membantu mengobati neutropenia yaitu:
- Antibiotik, untuk mengobati infeksi oleh kuman bakteri
- Kortikosteroid
- Immunoglobulin
- Obat imunosupresan
- Obat antiinflamasi nonsteroid
Gunakan obat sesuai anjuran dokter. Jika obat-obatan yang diresepkan memberi efek samping atau kurang efektif menangani gejala sebaiknya katakan pada dokter.
Selain penggunaan obat-obatan diatas, neutropenia juga dapat diobati dengan obat granulocyte-colony stimulating factors(G-CSF) atau faktor stimulasi koloni granulosit. Pengobatan ini berfungsi dalam merangsang tulang sumsum untuk menghasilkan lebih banyak sel darah putih. Cara pemberian obat ini biasanya diberikan sebagai suntikan pada bawah kulit.
Cara mencegah Infeksi
Orang tua selalu mengatakan sebaiknya mencegah daripada mengobati. Berikut adalah beberapa cara untuk mencegah infeksi:
- Membiasakan diri untuk mencuci tangan sebelum menyiapkan makanan, makan dan selesai menggunakan kamar mandi
- Membersihkan diri setiap hari, salah satunya dengan mencukur kumis atau jenggot menggunakan pencukur elektronik untuk menghindari luka
- Gunakan sikat gigi dengan bulu lembut dan sikat gigi dengan perlahan agar rongga mulut tidak terluka
- Hindari keramaian dan orang-orang disekitar yang sedang sakit. Hindari juga air liur, urin dan kotoran hewan. Minta seseorang untuk membersihkan kandang hewan peliharaanmu secara teratur.
- Cuci buah dan sayuran dengan benar. Selain itu masak daging dan telur hingga matang.
- Jika kamu mengalami konstipasi hindari menggunakan supositoria atau enema. Penggunaan alat tersebut dapat mengakibatkan luka pada anus dan membuat jamur masuk dan memperparah infeksi.
- Rutin menggunakan vaksin untuk flu dan pneumonia. Vaksin untuk flu biasanya diberikan setiap tahun. Sementara vaksin untuk pneumonia diberikan setiap 5 tahun sekali
Dok, selama ini saya mengonsumsi obat penggemuk badan yang dijual dipasaran, mungkin sudah bertahun-tahun. Pengaruhnya memang bagus. Dalam tiga bulan berat saya naik dari 49 kg ke 62 kg, badan saya fit, tidur teratur, dan kulit jadi lebih halus. Tapi, saat konsumsinya saya hentikan, saya mulai ke...