Nilaflox adalah antibiotik yang digunakan untuk mengobati infeksi saluran kemih (ISK), infeksi saluran pernafasan, infeksi kulit dan jaringan lunak, infeksi tulang dan sendi, infeksi saluran pencernaan, infeksi genital, dan infeksi lain yang disebabkan oleh bakteri yang rentan. Nilaflox mengandung Ciprofloxacin, obat yang termasuk antibiotik golongan fluorokuinolon generasi ke 2.Berikut ini adalah informasi lengkap obat Nilaflox yang disertai tautan merk-merk obat lain dengan nama generik yang sama.
Mengenai Nilaflox
Golongan
Harus dengan resep dokter
Kemasan
Obat Nilaflox dipasarkan dengan kemasan sebagai berikut :
- dos 5 x 10 caplet 500 mg
Kandungan
Tiap kemasan obat Nilaflox mengandung zat aktif (nama generik) sebagai berikut :
- Ciprofloxacin 500 mg/kaplet
Manfaat Nilaflox
Kegunaan Nilaflox (Ciprofloxacin) adalah untuk pengobatan kondisi-kondisi berikut :
- Pengobatan infeksi saluran pernafasan, infeksi saluran kemih, pencernaan, dan infeksi perut, termasuk infeksi oleh baketri gram negatif (Escherichia coli, Haemophilus influenzae, Klebsiella pneumoniae, Legionella pneumophila, Moraxella catarrhalis, Proteus mirabilis, dan Pseudomonas aeruginosa), dan gram positif (Staphylococcus aureus, Streptococcus pneumoniae, Staphylococcus epidermidis, Enterococcus faecalis, dan Streptococcus pyogenes).
- Nilaflox kaplet (Ciprofloxacin) juga digunakan untuk infeksi pada kulit dan jaringan lunak, tulang dan sendi, gonore akut dan osteomielitis akut.
Efek Samping Nilaflox
Kebanyakan efek samping Nilaflox (Ciprofloxacin) bersifat ringan sampai sedang yang akan segera hilang ketika pemberian obat dihentikan. Namun, efek samping serius kadang terjadi. Berikut adalah beberapa efek samping yang bisa terjadi :
- Efek samping yang paling umum seperti mual, diare, tes fungsi hati yang abnormal, muntah, dan ruam pada kulit.
- Obat ini juga meningkatkan resiko tendonitis dan tendon pecah, terutama pada pasien berusia lebih dari 60 tahun, pasien yang juga menggunakan obat-obat golongan kortikosteroid, dan pasien dengan transplantasi ginjal, paru-paru, atau jantung.
- Seperti fluoroquinolones lain, antibiotik ini dapat memicu terjadinya kejang atau menurunkan ambang kejang, dan dapat menyebabkan efek samping terhadap sistem saraf pusat lainnya.
- Sakit kepala, pusing, dan insomnia juga dilaporkan cukup sering terjadi.
- Kejadian yang jauh lebih jarang seperti tremor, psikosis, kecemasan, halusinasi, paranoia, dan percobaan bunuh diri, terutama pada dosis yang lebih tinggi.
- Berbagai efek samping yang sangat jarang namun berpotensi fatal seperti nekrolisis epidermal toksik, sindrom Stevens-Johnson, aritmia jantung (torsades des pointes atau perpanjangan QT), pneumonitis alergi, penekanan sumsum tulang, hepatitis atau gagal hati, dan phototoxicity / fotosensitifitas.
- Obat harus dihentikan jika ruam, sakit kuning, atau tanda lain dari hypersentitivitas terjadi.
- Efek samping yang berpotensi fatal : Reaksi hipersensitivitas, hepatotoksisitas berat, diare dan kolitis terkait Clostridium difficile.
Dosis Nilaflox
Nilaflox (Ciprofloxacin) diberikan dengan dosis berikut :
Infeksi saluran pernapasan bagian bawah; Infeksi saluran pernafasan bagian atas; Infeksi kulit dan jaringan lunak
- dewasa : 500-750 mg 2 x sehari selama 7-14 hari.
Otitis eksternal maligna
- dewasa : 750 mg 2 x sehari selama 7-14 hari sampai 3 bulan.
Sistitis (infeksi kandung kemih) tanpa komplikasi
- dewasa : 250-500 mg 2 x sehari selama 3 hari dilanjutkan 500mg dosis tunggal hingga 3 hari berikutnya
Sistitis dengan Komplikasi : 500 mg 2 x sehari selama 7 hari dilanjutkan 1000mg dosis tunggal hingga 7-14 hari berikutnya
Pyelonephritis (infeksi ginjal) tanpa komplikasi
- dewasa : 500 mg 2 x sehari selama 7 hari dilanjutkan 1000mg dosis tunggal hingga 7-14hari kedepan
Pyelonephritis (infeksi ginjal) dengan Komplikasi : 500-750 mg 2 x sehari minimal 10 hari; bisa dilanjutkan> 21 hari.
- dewasa : 500-750 mg 2 x sehari untuk 2-4 minggu (akut) atau 4-6 minggu (kronis).
Uretritis gonococcal; Cervicitis
- dewasa : 500 -750mg sebagai dosis tunggal.
Penyakit radang panggul
- dewasa : 500-750 mg 2 x sehari minimal 14 hari.
Pengobatan dan profilaksis postexposure anthrax
- dewasa : 500 mg 2 x sehari selama 60 hari setelah terkonfirmasi berdasarkan kultur darah.
- Dosis anak : 10-15 mg / kg berat badan selama 60 hari setelah konfirmasi paparan Bacillus anthracis. Max: 500 mg / dosis.
Infeksi tulang dan sendi
- dewasa : 500-750 mg 2 x sehari sampai max 3 bulan.
Diare
- dewasa : 500 mg 2 x sehari selama 1-5 hari tergantung pada tingkat keparahan dan sifat infeksi.
Demam tifoid/tifus
- dewasa : 500 mg 2 x sehari selama 7 hari.
Infeksi intra abdomen
- dewasa : 500-750 mg selama 5-14 hari.
Penyesuaian dosis
- Pasien hemodialisis atau dialisis peritoneal : 250-500 mg setiap 24 jam setelah dialisis.
- CrCl <30 : 250-500 mg setiap 24 jam.
- CrCl 30-60 : 250-500 mg setiap 12 jam.
Aturan Pakai
- Bisa diminum dengan atau tanpa makanan. Sebaiknya diminum setelah makan untuk meminimalkan ketidaknyamanan saluran pencernaan.
- Jangan diminum dengan produk antasida (biasanya obat maag), Fe (biasanya tonik penambah darah dan suplemen lainnya) atau produk susu.
Interaksi obat
Nilaflox (Ciprofloxacin) berinteraksi dengan obat-obat berikut :
- Penggunaan bersama antasida yang mengandung magnesium hidroksida atau aluminium hidroksida, menurunkan penyerapan Nilaflox (Ciprofloxacin) oleh usus.
- Hal yang sama terjadi jika diberikan bersamaan dengan suplemen zat besi dan multi-vitamin yang mengandung zinc.
- Sebaiknya tidak diberikan bersamaan dengan susu, produk yang kaya kalsium, multivitamin oral dan suplemen mineral yang mengandung kation divalen atau trivalen (misalnya Fe, Zn, Ca) karena bisa menurunkan level Nilaflox (Ciprofloxacin) dalam darah di bawah level yang dibutuhkan.
- Nilaflox (Ciprofloxacin) menunjukkan potensi untuk menghambat kerja enzim yang memecah tizanidine, theophylline, caffeine, methylxanthines, clozapine, olanzapine, dan ropinirole. Hal ini dapat meningkatkan level obat tersebut dalam darah, sehingga menyebabkan efek samping yang lebih potensial.
- Dalam dosis tinggi, penggunaan Nilaflox (Ciprofloxacin) bersamaan dengan anti inflamasi non steroid (NSAID) dapat menyebabkan kejang. beberapa merk-merk obat yang termasuk NSAID misalnya mefinal yang mengandung asam mefenamat, dan voltadex yang mengandung diclofenac.
- Meningkatkan efek antikoagulan oral (misalnya warfarin) dan anti diabetes glibenclamide.
- Meningkatkan toksisitas methotrexate.
- Konsentrasi plasma Nilaflox (Ciprofloxacin) dapat ditingkatkan oleh probenesid.
- Penggunaan bersamaan dengan antiaritmia kelas IA (misalnya quinidine, procainamide), antiaritmia kelas III (misalnya amiodarone, sotalol), TCA, makrolides dan antipsikotik dapat menyebabkan efek aditif pada perpanjangan interval QT.
- Penggunaan bersamaan dengan kortikosteroid (misalnya dexamethasone, betamethasone) dapat meningkatkan risiko gangguan tendon parah.
- Interaksi yang berpotensi fatal : Peningkatan kadar tizanidine dalam serum yang bisa menyebabkan efek hipotensi dan sedatif.
Kontraindikasi
- Jangan menggunakan antibiotik ini pada pasien dengan dengan riwayat hipersensitif atau alergi obat Ciprofloxacin dan antibiotik golongan kuinolon lainnya.
- Sebaiknya juga tidak digunakan untuk ibu hamil, ibu menyusui, anak dan remaja sebelum akhir fase pertumbuhan.
- Nilaflox (Ciprofloxacin) juga kontraindikasi pada pasien dengan epilepsi atau gangguan kejang lainnya.
- Sebaiknya tidak diberikan kepada pasien dengan riwayat tendon pecah.
- Jangan digunakan bersamaan dengan tizanidine karena akan meningkatkan kerusakan liver, menyebabkan penurunan tekanan darah dengan cepat dan mengantuk.
Perhatian
Hal-hal yang harus diperhatikan selama menggunakan obat Nilaflox (Ciprofloxacin) adalah sebagai berikut :
- Penggunaan antibiotik ini untuk pasien dengan penyakit hati harus dilakukan dengan sangat hati-hati.
- Efektivitas dan keamanan pemakaian pada anak-anak, wanita hamil dan menyusui belum terbukti. Obat ini mampu memasuki air susu ibu (ASI) oleh karena itu penggunaan Nilaflox (Ciprofloxacin) untuk ibu menyusui harus mempertimbangkan manfaat dengan risiko pada bayi.
- Nilaflox (Ciprofloxacin) tidak boleh digunakan untuk mengobati penyakit infeksi oleh virus.
- Jangan hentikan pengobatan sebelum dosis dan durasi yang dianjurkan dokter selesai. Jika pengobatan dihentikan sebelum waktunya berpotensi terjadinya resistensi antibiotik.
- Hati-hati menggunakan antibiotik ini untuk pasien dengan epilepsi, riwayat gangguan sistem saraf pusat, defisiensi G6PD, perpanjangan interval QT, memiliki faktor risiko perpanjangan interval QT atau torsades de pointes (misalnya sindrom QT kongenital panjang, ketidakseimbangan elektrolit yang tidak dikoreksi, penyakit jantung).
- Nilaflox (Ciprofloxacin) dapat memperburuk gejala myasthenia gravis.
- Nilaflox (Ciprofloxacin) dapat menyebabkan pusing, sebaiknya tidak mengemudikan kendaraan atau mengoperasikan mesin.
- Pertahankan asupan cairan yang adekuat dan hindari alkalinitas urine yang berlebihan.
- Hindari paparan sinar matahari atau sinar UV buatan.
- Jika selama menggunakan obat Nilaflox (Ciprofloxacin) Anda mengalami tendinitis atau ruptur tendon (misalnya nyeri, bengkak) saat berolahraga, segera istirahat dan hentikan olahraga.
- Antibiotik termasuk Nilaflox (Ciprofloxacin) hanya digunakan untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang rentan. Jangan menggunakan antibiotik ini untuk penyakit yang disebabkan oleh virus, misalnya influenza.
- Buang semua sisa obat Nilaflox (Ciprofloxacin) yang tidak terpakai saat kedaluwarsa atau bila tidak lagi dibutuhkan. Jangan minum obat ini setelah tanggal kedaluwarsa pada label telah berlalu. Obat yang sudah kedaluwarsa dapat menyebabkan sindrom berbahaya yang mengakibatkan kerusakan pada ginjal.
- Gunakan obat Nilaflox (Ciprofloxacin) sesuai dengan aturan. Jangan minum obat ini dalam jumlah yang lebih besar atau lebih kecil atau lebih lama dari yang dianjurkan.
- Jangan berbagi obat dengan orang lain, meskipun mereka memiliki gejala penyakit yang sama dengan Anda.
- Simpan obat pada suhu ruangan. Hindarkan dari kelembaban dan panas.
Penggunaan obat Nilaflox untuk ibu hamil
FDA (badan pengawas obat dan makanan amerika serikat) mengkategorikan Ciprofloxacin kedalam kategori C dengan penjelasan sebagai berikut :
Penelitian pada reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin dan tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada manusia, namun jika potensi keuntungan dapat dijamin, penggunaan obat pada ibu hamil dapat dilakukan meskipun potensi resiko sangat besar.
Meskipun hasil studi pada hewan tidak selalu equivalen dengan hasil pada manusia, namun efek buruk obat ini pada janin hewan harus menjadi pertimbangan serius sebelum menggunakan Nilaflox untuk ibu hamil. Oleh karena obat ini diketahui mampu menembus sawar plasenta, sebaiknya kalaupun harus digunakan harus di bawah pengawasan dokter.