Ini adalah review terhadap obat dengan merk nufalev. di bagian akhir review ini juga disertakan tautan untuk mengetahui merk obat-obat lain dengan kandungan yang sama dengan nufalev.
Mengenai Nufalev
Golongan
obat keras (harus dengan resep dokter)
Kemasan
strip 10 tablet
Kandungan
levofloxacin hemihidrat setara levofloxacin anhidrat 500 mg
Manfaat nufalev
Kegunaan nufalev (levofloxacin) adalah untuk mengobati infeksi bakteri pada paru (pneumonia, bronkitis), infeksi sinus akut bakterial, infeksi kulit, prostatitis bakterial, infeksi ginjal dan saluran kemih (ISK, pyelonefritis akut).
Efek Samping nufalev
Kebanyakan efek samping nufalev (levofloxacin) bersifat ringan sampai sedang. Efek samping yang biasa muncul (sekitar 1-10% kemungkinan muncul) setelah konsumsi obat ini adalah mual, pusing, diare, insomnia, konstipasi, sakit kepala, gangguan pencernaan, muncul ruam, muntah, nyeri dada, rasa lelah, gatal.
Efek samping yang sangat jarang terjadi (kemungkinan < 1% terjadi adalah :
- Jantung : henti jantung, palpitasi (dada berdebar-debar), gangguan irama jantung (ventricular tachycardia, aritmia)
- Sistem saraf : tremor, kejang, parestesi (hilang sensoris), vertigo, postur tubuh yang aneh, pingsan.
- Metabolik : hipoglikemia, hiperglisemia, hiperkalemia
- Sistem otot dan persendian : nyeri sendi, tendonitis, mialgia (nyeri otot)
- Sistem pencernaan : sariawan, gastritis (sakit lambung), gastroenteritis (infeksi usus)
- Peningkatan fungsi hati
- Kecemasan, bingung, depresi, halusinasi, gangguan tidur
- Reaksi hipersensitivitas, gagal ginjal akut, urtikaria, mimisan
Dosis nufalev
nufalev (levofloxacin) diberikan dengan dosis : dosis oral sama dengan dosis parenteral. pemberian melalui infus dilakukan secara perlahan-lahan. sinusitis maksilaris akut : 500 mg tiap 24 jam selama 10-14 hari. eksaserbasi akut bronkitis kronis : 500 mg tiap 24 jam selama 7 hari; community acquired pneumonia : 500 mg tiap 24 jam selama 7-14 hari. infeksi saluran kemih terkomplikasi, pieloneritis akut : 250 mg tiap 24 jam selama 10 hari. infeksi kulit dan struktur kulit tidak terkomplikasi : 500 mg tiap 24 jam selama 7-10 hari.
Interaksi obat
- Penggunaan nufalev (levofloxacin) bersama antasida yang mengandung magnesium hidroksida atau aluminium hidroksida, menurunkan penyerapan nufalev (levofloxacin) oleh usus.
- Hal yang sama terjadi jika diberikan bersamaan dengan suplemen zat besi dan multi-vitamin yang mengandung zinc.
- Nufalev (levofloxacin) menunjukkan potensi untuk memblokir pemecahan warfarin dan phenprocoumon. Hal ini dapat meningkatkan kerja obat seperti warfarin, sehingga menyebabkan efek samping yang lebih potensial, seperti perdarahan.
- Dalam dosis tinggi, penggunaan nufalev (levofloxacin) bersamaan dengan anti inflamasi non steroid (NSAID) dapat menyebabkan kejang.
- Monitor ketat pada penggunaan nufalev dengan obat acarbose, digoxin, estradiol, ketorolac, insulin, metformin, metilprednisolon.
Kontraindikasi
nufalev (levofloxacin) harus dihindari pada pasien dengan hipersensitivitas terhadap nufalev (levofloxacin) atau antibiotik golongan kuinolon lainnya. nufalev (levofloxacin) juga kontra indikasi pada pasien dengan epilepsi atau gangguan kejang lainnya , dan pada pasien yang memiliki riwayat pemakaian kuinolon terkait tendon pecah .
Perhatian
- Hati-hati pemberian nufalev (levofloxacin) pada pasien dengan penyakit hati. efektivitas dan keamanan pemakaian pada anak-anak, wanita hamil dan menyusui belum terbukti.
- Seperti antibiotik jenis fluroquinolone yang lain, antibiotik ini berhubungan dengan efek samping yang dapat menimbulkan kecacatan pada tendon, otot, sendi, dan saraf.
- Segera hentikan konsumsi obat ini jika terdapat efek samping yang berat.
- Efek samping dapat muncul 1 jam hingga berminggu-minggu kemudian setelah konsumsi obat ini dan dapat berpotensi permanen.
- Obat ikut terekskresikan lewat ASI sehingga tidak dianjurkan dikonsumsi ibu menyusui.
Toleransi terhadap kehamilan
penelitian pada reproduksi hewan menunjukkan levofloxacin memberikan efek buruk pada janin. Tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada manusia , tetapi jika manfaat potensial terhadap ibu lebih besar daripada risiko pada janin maka obat ini bisa diberikan.