Orang lanjut usia yang mengalami berbagai penurunan fungsi tubuh dapat menyebabkan turunnya nafsu makan. Bahkan jika terus dibiarkan, bukan tidak mungkin mereka terserang anorexia di usia tua.
Mengapa hal ini bisa terjadi? Bagaimana mengatur pola makan yang tepat? Simak informasinya di bawah ini.
Penyebab lansia kehilangan nafsu makan
Dr. Wisjnu Wardhana, dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo menjelaskan, penyebab hilangnya nafsu makan pada orang berusia lanjut bersifat multifaktor.
Salah satu faktor pemicunya adalah psiko-kognitif atau gangguan di otak, menurunnya saraf pengecap, turunnya produksi air liur, gigi tanggal, gusi menciut dan refleks peregangan dinding lambung berlebihan.
Faktor-faktor ini yang akan menurunkan kemampuan membedakan bau dan rasa, menimbulkan masalah dalam mengunyah dan ada kecenderungan cepat merasa kenyang. Akibat akhirnya adalah asupan makanan yang terus menurun.
Berbagai perubahan biologis yang terjadi pada tubuh ketika usia sudah lanjut, diantaranya:
- Penurunan kadar hormon terkait nafsu makan
- Menurunnya metabolisme tubuh
- Lansia yang mengalami penurunan fungsi saraf, mengakibatkan sulitnya mencium aroma dan mengecap rasa
- Jumlah air liur berkurang, membuat makanan sulit dicerna
- Mengalami kondisi disfagia (sulit menelan)
- Gerakan peristaltik di dalam usus semakin melambat, sehingga menurunkan proses penghancuran makanan
- Menurunnya kemampuan menyerap zat gizi di dalam tubuh
Energi yang dibutuhkan lansia
Pada dasarnya pengaruh usia, jenis kelamin, dan aktivitas fisik menyebabkan perbedaan kebutuhan energi pada masing-masing orang. Satu yang pasti, kebutuhan energi akan menurun seiring bertambahnya usia.
Teorinya, kebutuhan energi akan berkurang 70-100 kalori setiap penambahan usia 10 tahun. Secara perkiraan, kecukupan energi lansia per hari adalah:
- Pria
50-64 tahun: 2300 kalori
58-80 tahun: 1900 kalori
- Wanita
50-64 tahun: 1900 kalori
58-80 tahun: 1550 kalori
Nutrisi apa saja yang dibutuhkan?
Dilansir dari cool health tips, pakar diet Helen Rasmussen PhD dari Human Nutrition Research Center on Aging, Tufts University of Boston merekomendasikan nutrisi berikut ini untuk para lansia:
Lansia biasanya membutuhkan karbohidrat sekitar 45 hingga 65 persen dari kebutuhan total energi harian. Sumber karbohidrat diantaranya adalah nasi, kentang, roti, jagung, sagu, singkong, pasta.
- Protein
Protein diperlukan sebagai zat utama bagi pertumbuhan dan perkembangan sel-sel di dalam tubuh. Kebutuhan protein bagi lansia sebesar 10-35 persen dari total kebutuhan energi. Makanan sumber protein diantaranya yaitu daging-dagingan, ikan, susu, telur.
Sumber nabatinya berupa kacang dan biji-bijian.
- Lemak
Lemak di dalam tubuh berfungsi memberikan rasa kenyang, sebagai simpanan energi jangka panjang, membantu pembentukan hormon, dan mengangkut vitamin A,D, E, K ke seluruh tubuh.
Asupan lemak yang ideal dibatasi sekitar 20-35 persen per hari. Lemak jenuh sebaiknya dihindari. Makanan penghasil lemak jenuh diantaranya adalah gajih, kulit ayam, dan mentega.
Kalium berfungsi untuk menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh dan mengendalikan tekanan darah. Kalium juga penting untuk menjaga fungsi otot dan saraf jantung.
Maka dari itu, lansia yang memiliki hipertensi dianjurkan meningkatkan kadar kalium sembari mengurangi natrium dalam tubuh. Asupan makanan yang kaya kalium diantaranya pisang, alpukat, dan ikan.
- Kalsium dan Vitamin D
Orang dewasa rata-rata membutuhkan 1.000 mg kalsium per hari untuk menjaga kesehatan dan kepadatan tulang. Asupan kalsium ini harus ditingkatkan menjadi 1.200 mg per hari setelah pria memasuki usia 70 tahun dan wanita menginjak usia 50 tahun.
Konsumsi kalsium yang meningkat juga harus diimbangi dengan asupan vitamin D untuk membantu penyerapannya. Sumber makanan penghasil vitamin D adalah minyak ikan cod, salmon, hati sapi, kuning telur, dan makarel.
Sementara untuk kebutuhan air putih, tidak ada perbedaan antara orang muda dan lansia. Idealnya adalah untuk mengonsumsi lebih dari 6 gelas sehari agar mencegah dehidrasi.
Sebagai panduan, setiap 1 mL air dibutuhkan untuk setiap kalori yang dikonsumsi dengan minimal 1500 kkal. Contohnya, untuk orang dengan kebutuhan energi 2000 kkal per hari dibutuhkan air 2000 mL atau 2 L atau setara dengan 8 gelas per hari.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.