Jika Anda sedang hamil atau menyusui, Anda tidak boleh sembarang minum obat. Pasalnya, ada beberapa obat yang bisa masuk ke plasenta atau ASI sehingga bisa memengaruhi kesehatan bayi. Lantas, apa saja obat batuk pilek yang aman untuk ibu hamil dan menyusui? Simak daftarnya berikut ini.
Kandungan obat batuk pilek
Secara umum, obat batuk pilek mengandung kombinasi bahan-bahan berikut:
- Antihistamin: Berfungsi untuk meringankan hidung gatal, bersin, dan hidung meler. Contohnya brompheniramine, chlorpheniramine, dexchlorpheniramine, diphenhydramine, doksilamin, loratadin, pheniramine, phenyltoloxamine, pyrilamine, prometazin, dan triprolidin;
- Dekongestan: Berfungsi untuk melegakan hidung tersumbat, namun memiliki efek meningkatkan tekanan darah. Contohnya ephedrine, phenylephrine, pseudoephedrine, dan phenilpropanolamin (PPA);
- Antitusif: Meringankan atau menekan reflek batuk sehingga cocok untuk mengatasi batuk kering. Namun, hati-hati, ada beberapa antitusif mengandung narkotika, yaitu codein, dihydrocodeine, hydrocodone, dan hidromorfon. Contoh antitusif non-narkotika adalah carbetapentane, caramiphen, dan dekstrometorfan (DMP). Lebih lanjut: Pilihan Obat Batuk Kering Paling Ampuh;
- Ekspektoran: Mengencerkan dahak di paru-paru sehingga cocok untuk mengatasi batuk berdahak. Contohnya guaifenesin, amonium klorida, kalsium iodida, gliserol iodinasi, Ipecac, kalium guaiacolsulfonate, kalium iodida, dan natrium sitrat. Lebih lanjut: Obat Batuk Berdahak;
- Analgesik: Meringankan rasa sakit dan nyeri yang mungkin terjadi saat flu. Contohnya parasetamol, aspirin atau asam salisilat lain seperti salisilamid dan sodium salisilat.
Obat batuk pilek yang aman untuk ibu hamil
Penggunaan obat flu atau batuk pilek hanya sesekali sebetulnya tidak menyebabkan masalah pada janin atau bayi. Namun, jika digunakan pada dosis tinggi atau untuk jangka panjang, risiko terjadinya efek buruk bisa meningkat.
Agar tidak salah pilih, berikut daftar obat batuk pilek untuk ibu hamil yang aman, antara lain:
- Parasetamol: Aman karena tidak terbukti mengakibatkan cacat lahir;
- Antihistamin: Aman karena tidak terbukti dapat menyebabkan masalah pada manusia. Antihistamin generasi pertama aman untuk digunakan selama kehamilan;
- Kafein: Aman. Studi pada manusia tidak menyebabkan cacat lahir. Namun, studi pada hewan telah menunjukkan bahwa kafein dapat menyebabkan cacat lahir jika diberikan dalam dosis yang sangat besar lebih dari 2 gelas sehari (dosis yang diperbolehkan 150-300 mg);
- Pseudoephedrine: Boleh digunakan dalam waktu singkat pada trimester 2 dan trimester 3. Studi mengenai cacat lahir dengan pseudoefedrin belum dilakukan pada manusia. Namun, studi pada hewan melaporkan bahwa pseudoephedrine tidak menyebabkan cacat lahir tetapi menyebabkan gastrochisis, tidak terbentuknya usus halus (atresia duodenum), usus terburai keluar (gastrochisis), pada janin hewan jika diberikan dalam dosis tinggi. Obat ini tidak disarankan penggunaanya pada trimester pertama;
- Dextrometrophan: Boleh digunakan dalam waktu singkat. Penelitian pada hewan telah menunjukkan bukti efek teratogenik (cacat lahir), namun belum ada penelitian pada kehamilan manusia. Maka itu, obat ini hanya direkomendasikan ketika manfaatnya melebihi risiko yang ditimbulkan.
Jika Anda sedang hamil dan mengalami batuk pilek atau flu, hindari obat-obatan yang mengandung bahan berikut:
- Phenylephrine: Studi pada cacat lahir dengan phenylephrine belum dilakukan, baik pada manusia atau hewan;
- Iodida (misalnya, kalsium iodida dan gliserol iodinasi): Iodida telah terbukti menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid pada janin dan mengakibatkan masalah pernapasan pada bayi baru lahir yang ibunya mengambil iodida dalam dosis besar untuk jangka waktu yang panjang;
- Salisilat (misalnya aspirin): Sebaiknya jangan. Sudah ada penelitian yang menemukan adanya risiko cacat lahir pada manusia akibat penggunaan aspirin, tapi belum dengan salisilamid atau natrium salisilat. Salisilat belum terbukti dapat menyebabkan cacat lahir pada manusia. Namun, salisilat telah terbukti menyebabkan cacat lahir pada hewan;
- Alkohol: Terlalu banyak penggunaan alkohol selama kehamilan dapat menyebabkan cacat lahir;
- Kodein: Sebaiknya jangan. Meskipun studi tentang cacat lahir dengan kodein belum dilakukan pada manusia, belum ada laporan mengenai temuan kodein menyebabkan cacat lahir pada manusia. Kodein belum terbukti dapat menyebabkan cacat lahir pada hewan percobaan, tetapi menyebabkan efek yang tidak diinginkan lainnya. Selain itu, penggunaan narkotika selama kehamilan dapat menyebabkan bayi menjadi ketergantungan obat.
Obat batuk pilek yang aman untuk ibu menyusui
Meskipun bayinya sudah lahir, Anda tetap perlu berhati-hati saat memilih obat batuk pilek saat menyusui. Ingat, ada beberapa kandungan obat yang bisa mengalir ke ASI dan memengaruhi kesehatan bayi dalam dosis tertentu.
Berikut ini daftar obat batuk pilek yang aman untuk ibu menyusui:
- Parasetamol:Belum ada laporan kalau obat ini menyebabkan masalah pada bayi. Dosis maksimal 3000 mg/hari;
- Ibuprofen: Dosis maksimal 600 mg tiap 6 jam;
- Antihistamin: Antihistamin masuk ke dalam ASI, namun jumlahnya hanya sedikit. Oleh karena itu, semua antihistamin dinyatakan aman untuk digunakan selama menyusui dan tidak akan menimbulkan efek buruk pada bayi yang disusui;
- Kafein: Kafein dalam dosis yang dianjurkan biasanya tidak menyebabkan masalah pada bayi menyusui .Dosis maksimal harian yang diperbolehkan 150-300 mg.
Sebelum minum obat batuk pilek saat menyusui, perhatikan kandungan obatnya secara saksama. Jika Anda menemukan bahan-bahan berikut, ada baiknya hindari:
- Dekongestan (misalnya ephedrine, phenylephrine, pseudoephedrine): Phenylephrine belum dilaporkan menyebabkan masalah pada bayi menyusui. Ephedrine dan pseudoephedrine masuk ke dalam ASI dan dapat menyebabkan efek yang tidak diinginkan pada bayi menyusui, terutama pada bayi baru lahir dan prematur. Namun, The American Academy of Pediatrics menganggap pseudoephedrine kompatibel (aman) pada ibu menyusui;
- Iodida (misalnya kalsium iodida dan gliserol iodinasi): Obat ini masuk ke dalam ASI dan dapat menyebabkan efek yang tidak diinginkan, seperti tiroid kurang aktif pada bayi;
- Salisilat (misalnya aspirin): Salisilat masuk ke dalam ASI. Meskipun salisilat belum dilaporkan menyebabkan masalah pada bayi menyusui, efek buruk dapat terjadi jika dikonsumsi dalam dosis besar secara terus-menerus;
- Kodein dan obat batuk narkotika lainnya (misalnya dihydrocodeine, hydrocodone, dan hydromorphone): Tidak aman;
- Dextrometrophan: Tidak ada data bahwa obat ini diekskresi ke dalam ASI. Namun, penggunaan dextrometorfan yang dapat mengurangi produksi air susu.
- Guaifenesin: Dapat mengurangi produksi air susu.
Apa pun keluhan yang Anda alami, terutama jika sedang hamil atau menyusui, sebaiknya konsultasikan dulu ke dokter sebelum memutuskan minum obat. Ingat, ada beberapa kandungan yang berpotensi masuk ke plasenta atau ASI hingga dapat memengaruhi kesehatan bayi. Jika masih bingung, tanyakan lebih lanjut pada dokter mengenai obat batuk pilek yang aman untuk ibu hamil dan menyusui.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.