Rheumatoid arthritis atau rematik adalah peradangan yang terjadi pada persendian, biasanya menyebabkan rasa nyeri di bagian tangan dan kaki. Sekali gejalanya kambuh, rasanya tentu akan sangat mengganggu.
Eits, tapi jangan buru-buru minum obat dulu, ya! Sebaiknya coba dulu konsumsi beberapa jenis makanan berikut ini yang tak hanya enak, tapi juga bisa dimanfaatkan sebagai obat rematik alami. Kira-kira, apa saja makanan untuk penderita rematik yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi?
Daftar makanan yang berfungsi sebagai obat rematik alami
Minum obat rematik memang menjadi salah satu cara tercepat untuk mengatasi gejala rematik. Akan tetapi, perlu diketahui bahwa keseringan minum obat juga tidak baik bagi kesehatan jangka panjang.
Baca juga: Obat Rematik Paling Ampuh Beserta Terapi Pendukungnya
Sebagai solusinya, ada beberapa bahan alami yang bisa Anda gunakan untuk meredakan gejala rematik yang sedang kambuh. Tenang, makanan untuk penderita rematik ini dijamin enak dan sehat.
1. Ikan
Asam lemak omega-3 merupakan salah satu asupan wajib bagi penderita rematik. Jenis asam lemak yang satu ini dapat membantu mengurangi peradangan dalam tubuh, khususnya di bagian sendi. Selain itu, kadar omega-3 dari makanan juga dapat membasmi kadar kolesterol jahat (LDL) dan trigliserida dalam tubuh.
Sumber omega-3 terbaik ada di ikan salmon, sarden, ikan hering, dan ikan teri. Ikan salmon mengandung omega-3 paling tinggi, yaitu hampir 2 gram per 85 gram daging salmon.
Yang terpenting, perhatikan cara memasak ikan agar kandungan omega-3 di dalamnya tidak hilang. Daripada digoreng, sebaiknya masak ikan dengan cara dipanggang atau dibakar supaya lemak sehatnya tidak luntur dan menjadi obat rematik alami yang manjur
2. Kacang-kacangan
Anda memiliki alergi seafood atau ikan dan khawatir rematik akan cepat kambuh karena tidak bisa mendapatkan omega-3 dari ikan? Tenang, beralihlah ke kacang-kacangan.
Ya, kacang termasuk salah satu makanan yang mengandung kaya omega-3 sehingga bisa dimanfaatkan sebagai salah satu obat rematik alami. Jangan salah, jumlah omega-3 pada kacang kenari dan kacang kedelai tak kalah banyak dari ikan, kok!
Kacang juga unggul dalam hal kandungan seratnya. Tidak hanya baik untuk melancarkan pencernaan, makan kacang juga dapat menurunkan kadar protein C-reaktif (CRP) si pemicu peradangan. Ditambah lagi dengan kandungan protein dalam kacang yang bisa membuat otot-otot di sekitar sendi Anda jadi makin kuat.
3. Sayuran hijau
Terganggu dengan nyeri sendi saat rematik kambuh? Coba atasi dengan memperbanyak konsumsi sayuran hijau seperti bayam, brokoli, hingga pakcoy.
Sayuran hijau mengandung kaya multivitamin serta multimineral, mulai dari vitamin A, C, hingga vitamin K. Keseluruhan vitamin ini dapat membantu melindungi tubuh dari paparan radikal bebas. Sebuah studi juga menemukan bahwa wanita yang rajin makan sayur dan buah lebih rendah kemungkinannya terkena rematik.
4. Buah ceri
Cocok disebut sebagai kecil-kecil cabe rawit, buah ceri memiliki segudang khasiat. Salah satunya untuk penderita rematik.
Baca selengkapnya: 13 Manfaat Kesehatan Buah Ceri yang Menakjubkan Selama Kehamilan
Buah ceri mengandung antosianin, senyawa antioksidan yang dapat membantu meringankan peradangan. Warna ceri yang kemerahan dan cerah ternyata juga dipengaruhi oleh antosianin tersebut.
5. Jeruk dan buah-buahan sitrus
Buah-buahan sitrus seperti jeruk, jeruk bali, dan lemon mengandung kaya vitamin C yang dapat menguatkan sistem imun. Semakin kuat daya tahan tubuh, maka nyeri sendi akibat rematik tentu akan lebih mudah dikendalikan.
6. Teh hijau
Kandungan polifenol pada teh hijau bertindak sebagai antioksidan yang mampu meredakan peradangan. Teh hijau juga memiliki kandungan epigallocatechin-3 (EGCG) yang dapat menghentikan produksi molekul penyebab kerusakan sendi pada rematik.
7. Jahe
Menurut sebuah studi yang dimuat dalam jurnal Arthritis tahun 2014, jahe bisa dimanfaatkan sebagai alternatif obat rematik alami. Jahe memiliki senyawa fitokimia yang diketahui mampu meringankan peradangan dan nyeri sendi, bahkan mengarah pada penyembuhannya.
Para ahli masih terus meneliti manfaat jahe untuk mengembalikan kerusakan pada sendi tubuh yang disebabkan oleh rematik.
8. Kunyit
Bumbu dapur yang memberikan warna kuning-oranye pada masakan ini bekerja dengan cara memblokir protein yang memicu peradangan. Hal ini membuat konsumsi kunyit maupun olahannya dapat membantu meringankan rasa sakit, bahkan sama efektifnya dengan obat NSAID yang biasa digunakan untuk mengobati rematik.
9. Gandum utuh
Gandum utuh bisa menjadi salah satu makanan untuk penderita rematik yang cocok dikonsumsi setiap hari. Selain baik untuk pencernaan, gandum utuh juga dapat membantu menurunkan kadar protein C-reaktif (CRP) dalam tubuh sehingga persendian tak mudah meradang.
Hebatnya lagi, konsumsi makanan yang terbuat dari gandum utuh akan membuat Anda kenyang lebih lama. Ini akan membuat Anda akan lebih mudah mengatur nafsu makan dan berat badan pun lebih stabil. Alhasil, tubuh Anda tidak akan memberikan tekanan ekstra pada persendian sehingga Anda pun terhindar dari nyeri sendi.
10. Minyak zaitun
Jika selama ini Anda memasak dengan minyak kelapa, sebaiknya segera ganti dengan minyak zaitun. Minyak zaitun cenderung lebih sehat, juga diketahui mampu menghentikan produksi kimia yang menyebabkan peradangan.
Minyak zaitun terdiri dari beberapa macam, tapi extra virgin olive oil (EVOO) lebih cocok digunakan sebagai obat rematik alami. EVOO berasal dari hasil pengepresan pertama sehingga kandungan nutrisinya cenderung lebih banyak.
Makanan pantangan rematik yang harus dihindari
Selain memperhatikan makanan untuk penderita rematik, ada beberapa makanan lainnya yang juga harus dihindari supaya nyeri sendi Anda tidak gampang kambuh. Berikut pantangan rematik yang harus dihindari, antara lain:
1. Daging merah
Daging merah mengandung lemak jenuh yang berpotensi memicu peradangan di jaringan lemak. Agar lebih aman, ganti daging merah dengan ikan atau makanan laut (seafood) yang lebih sehat seperti ikan tuna, salmon, makerel, dan sebagainya.
2. Makanan cepat saji
Makanan cepat saji mengandung lemak trans yang bisa meningkatkan risiko peradangan di seluruh tubuh. Belum lagi dengan kandungan kolesterol jahatnya yang bisa berdampak buruk bagi tubuh, bahkan hingga jangka panjang.
Baca selengkapnya: 4 Jenis Zat Aditif Pada Makanan Cepat Saji dan Dampaknya Bagi Kesehatan
3. Garam dan gula
Tanpa disadari, mengalami rematik akan membuat tubuh lebih mudah menangkap garam dalam tubuh. Jika Anda mengonsumsi terlalu banyak garam, maka akan semakin banyak natrium akan menumpuk dalam tubuh dan bisa berakibat buruk pada rematik Anda.
Terlalu banyak asupan gula juga demikian. Ketika tubuh menerima banyak gula, tubuh akan melepaskan senyawa sitokin untuk memulai proses peradangan. Maka itu, selalu baca dulu informasi nilai gizi yang ada pada kemasan dan hindari jika ada kata berakhiran "osa" seperti fruktosa atau sukrosa.
4. Alkohol
Alkohol termasuk pantangan rematik yang wajib dihindari. Pasalnya, konsumsi alkohol akan membuat manfaat obat rematik yang selama ini Anda minum akan jadi sia-sia.
Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), seperti ibuprofen dan naproxen, dapat memicu perdarahan dan luka pada lambung. Hal ini bisa diperparah dengan konsumsi alkohol. Bahkan jika dikombinasikan dengan minum paracetamol, leflunomide, atau methotrexate, alkohol bisa merusak organ hati dengan cepat.
5. Makanan yang digoreng atau dipanggang
Pantangan rematik yang harus dijauhi juga adalah makanan yang digoreng atau dipanggang. Daging yang dimasak pada suhu tinggi, misalnya, dapat meningkatkan kadar advanced glycation end products (AGEs).
AGE adalah protein atau lipid yang terglikasi setelah terkena gula. Secara tidak langsung, senyawa ini akan muncul pada orang-orang yang mengalami peradangan dalam tubuhnya.
Baca juga: 12 Gejala Terkena Rematik dan Tips Pengobatan
Selain mengonsumsi makanan yang bisa menjadi obat rematik alami dan menjauhi pantangannya, pastikan untuk selalu menerapkan pola hidup sehat setiap hari. Seimbangkan dengan olahraga agar sendi-sendi Anda terus bergerak aktif, tapi tetap lakukan dengan hati-hati agar tidak malah menimbulkan cedera baru.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.