Minum obat tidur sering kali dipilih sebagai jalan pintas untuk mengatasi susah tidur alias insomnia. Bagi Anda yang sering susah tidur saat hamil mungkin pernah tertarik ingin mencoba minum obat tidur demi mendapatkan tidur nyenyak malam ini. Namun yang jadi pertanyaan, adakah obat tidur untuk ibu hamil yang tergolong aman? Berikut informasi selengkapnya.
Bolehkah minum obat tidur saat hamil?
Susah tidur merupakan salah satu keluhan saat hamil yang paling umum, terutama pada 12 minggu pertama kehamilan. Ukuran perut yang terus membesar membuat para ibu hamil semakin sulit mencari posisi yang nyaman saat tidur.
Selain itu, perubahan hormon selama kehamilan juga membuat Anda jadi lebih sering bolak-balik ke kamar mandi di tengah malam hanya untuk buang air kecil. Belum lagi dengan masalah sakit punggung dan keluhan-keluhan lainnya yang membuat Anda semakin susah melanjutkan tidur.
Baca Selengkapnya: 15 Keluhan Saat Hamil yang Paling Umum dan Cara Mengatasinya
Anda mungkin sudah mencoba berbagai cara demi bisa mendapatkan tidur nyenyak, tapi nyatanya tidak ada yang ampuh. Anda pun berpikir untuk coba-coba minum obat tidur agar bisa terlelap, setidaknya untuk malam ini. Tapi apa boleh minum obat tidur saat hamil?
Perlu diketahui bahwa masalah tidur adalah hal normal yang terjadi selama masa kehamilan. Jadi, sebetulnya Anda tidak perlu terlalu mengkhawatirkan masalah ini selama janin dalam kandungan Anda tetap sehat.
Obat tidur juga tidak boleh dikonsumsi sembarangan, apalagi oleh ibu hamil. Ingatlah bahwa apa pun yang Anda konsumsi, baik makanan maupun obat, juga akan terserap ke janin dalam kandungan. Hati-hati, konsumsi obat asal-asalan bisa membahayakan tubuh ibu dan janin.
Sebaiknya konsultasikan dulu dengan dokter kandungan Anda sebelum mencoba minum obat tidur saat hamil. Dokter akan menilai kondisi kesehatan Anda terlebih dahulu dan menentukan boleh atau tidaknya Anda minum obat tidur.
Sebelum meresepkan obat tidur, dokter biasanya akan menyarankan cara-cara alami mengatasi susah tidur saat hamil. Contohnya minum susu atau teh herbal sebelum tidur. Bisa juga dengan mandi air hangat supaya tubuh ibu jadi lebih rileks dan cepat tidur.
Daftar obat tidur yang aman untuk ibu hamil
Pada kasus insomnia parah, ada sejumlah obat tidur untuk ibu hamil yang dapat digunakan tapi dengan pengawasan dokter. Pasalnya, beberapa jenis obat tidur belum diuji pada ibu hamil sehingga dikhawatirkan dapat menyebabkan cacat lahir pada bayi (teratogenik).
Karena itulah, obat memiliki kategori-kategori tertentu yang memberitahukan Anda mengenai aman atau tidaknya obat tersebut bagi kesehatan. Semakin tinggi kategori obat, maka obat tersebut semakin berbahaya dan tidak boleh digunakan oleh ibu hamil.
Berikut daftar obat tidur untuk ibu hamil sesuai kategorinya:
Kategori A
Paling aman untuk janin. Penelitian pada hewan tidak menunjukkan adanya risiko pada ibu dan janin pada trimester awal hingga akhir. Sangat rendah kemungkinannya untuk membahayakan janin.
Sejauh ini belum ada obat tidur kategori A bagi ibu hamil.
Baca Juga: 26 Obat Tidur Alami yang Paling Ampuh Menurut Dokter
Kategori B
Aman untuk janin. Penelitian pada hewan tidak menunjukkan adanya risiko pada janin, tapi belum ada penelitian pada wanita hamil.
Bisa juga menunjukkan adanya efek buruk pada janin selama trimester pertama, tapi tidak pada trimester berikutnya.
Daftar obat tidur yang aman untuk ibu hamil insomnia:
Obat golongan Benzodiazepines, contohnya Zolpidem dan Diphenhydramine.
Daftar obat tidur yang aman untuk ibu hamil restless leg syndrome (RLS):
- Obat antiparkinson (Dopaminergics): Bromocriptine dan Cabergoline
- Analgesik narkotik agonis (Opioid): Meperidine, Oxymorphone, Methadone, dan Oxycodone.
Daftar obat tidur yang aman untuk ibu hamil narkolepsi:
- Stimulan: kafein dan Permoline
- Antidepresan dan depresan: Sodium oxybate (Xyrem)
Kategori C
Cukup aman untuk janin. Obat dalam kategori ini dapat berisiko bagi janin, tapi juga bisa digunakan jika perlu.
Penelitan pada hewan menunjukkan adanya risiko pada janin, tapi belum ada penelitian pada wanita hamil. Obat ini dapat diberikan jika manfaatnya lebih besar daripada risiko yang ditimbulkan.
Daftar obat tidur untuk ibu hamil yang mengalami insomnia:
- Obat golongan Benzodiazepines: Zaleplon
- Antikonvulsan: Gabapentin
- Antidepresan dan depresan: Amitriptyline, Doxepin, dan Trazodone.
Daftar obat tidur untuk ibu hamil yang mengalami restless leg syndrome (RLS):
- Analgesik sentral: Clonidine
- Antikonvulsan: Gabapentin dan Lamotrigine
- Obat antiparkinson (Dopaminergics): Carbidopa, Levodopa, Pramipexole, dan Ropinirole
- Analgesik narkotik agonis (Opioid): Codeine, Morfin, Propoxyphene, dan Hydrocodone
- Antidepresan dan depresan: Amitriptyline, Doxepin, dan Trazodone.
Daftar obat tidur untuk ibu hamil yang mengalami narkolepsi:
- Antidepresan dan depresan: Fluoxetine, Paroxetine, Protiptyline, dan Venlafaxine.
- Stimulan: Dextroamphetamine, Mazindol, Methamphetamine, Methylphenidate, dan Modafinil.
Daftar obat tidur untuk ibu hamil yang mengalami parasomnia:
Antidepresan dan depresan, seperti Imipramine, Paroxetine, Setraline, dan Trozodone.
Kategori D
Dapat digunakan dalam kondisi darurat. Terbukti menimbulkan risiko pada janin, namun jika manfaatnya lebih besar dapat dipertimbangkan. Khususnya pada situasi yang mengancam jiwa atau kritis.
Daftar obat tidur yang sebaiknya dihindari oleh ibu hamil insomnia:
Obat golongan Benzodiazepines seperti alkohol, Alprazolam, Diazepam, Lorazepam, Midazolam, dan Secobarbital.
Daftar obat tidur yang sebaiknya dihindari oleh ibu hamil restless leg syndrome (RLS):
Tidak boleh digunakan dalam jangka panjang atau dosis tinggi:
- Antikonvulsan: Clonazepam dan Carbamazepine
- Analgesik narkotik agonis (Opioid): Meperidine, Oxymorphone, Methadone, Oxycodone, Codeine, Morfin, Propoxyphene, dan Hydrocodone.
Daftar obat tidur yang sebaiknya dihindari oleh ibu hamil parasomnia:
- Obat golongan Benzodiazepine, seperti Diazepam
- Antikonvulsan: Clonazepam dan Carbamazepine
Kategori X
Memiliki kontraindikasi dan sangat berbahaya bagi janin. Studi memperlihatkan adanya abnormalitas pada janin dan risikonya pun besar untuk kesehatan ibu hamil.
Obat tidur yang termasuk kategori X adalah obat golongan Benzodiazepines, seperti alkohol dalam jangka panjang, Estazolam, Flurazepam, Quazepam, Temazepam, dan Triazolam. Obat-obatan tersebut harus dihindari oleh ibu hamil.
Konsultasikan ke dokter sebelum minum obat tidur saat hamil
Jangan terburu-buru minum obat tidur untuk mengatasi susah tidur saat hamil. Masih banyak cara yang bisa Anda coba supaya bisa tidur lebih nyenyak, yaitu:
- Konsumsi makanan bergizi.
- Sempatkan olahraga setiap hari selama 30 menit.
- Minum susu atau teh herbal secukupnya sebelum tidur.
- Mandi air hangat sebelum tidur.
- Setel musik yang iramanya lambat dan menenangkan.
- Matikan lampu, bila diperlukan.
- Minum vitamin prenatal yang mengandung zat besi dan folat. Hal ini dapat membantu mengurangi gejala restless leg syndrome yang membuat Anda susah tidur saat hamil.
- Ubah posisi tidur dan cari posisi yang lebih nyaman. Anda disarankan tidur dengan posisi miring ke kiri supaya aliran darah ke bayi dan ginjal jadi lebih lancar.
Pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum minum obat tidur selama kehamilan. Sebab, setiap tubuh dapat memberikan respon yang berbeda-beda selama kehamilan, sekalipun obat bebas. Tanyakan mengenai dosis dan aturan minum obat tidur yang tepat dan sesuai kondisi kehamilan Anda.
Baca Selengkapnya: Posisi Tidur Ibu Hamil Terbaik dari Bulan ke Bulan
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.