Panduan Olahraga Saat Cedera dan Setelah Cedera

Berolahraga ketika cedera tetap dapat dilakukan dengan cara melatih bagian tubuh yang lain sementara bagian tubuh yang cedera dibiarkan beristirahat. Apabila bagian tubuh yang cedera sudah mulai pulih, mulai latihlah otot yang cedera tersebut dengan intensitas ringan dan tidak terlalu membebani. Di bawah ini adalah pilihan olahraga yang bisa Anda lakukan ketika cedera di bagian tubuh tertentu.
Dipublish tanggal: Jul 11, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 2 menit
Panduan Olahraga Saat Cedera dan Setelah Cedera

Berolahraga rutin merupakan hal yang sangat baik untuk menjaga kebugaran dan kesehatan tubuh. Hanya saja tidak semua orang diperbolehkan untuk berolahraga. 

Orang yang menderita kondisi medis tertentu tidak disarankan untuk melakukan olahraga intensitas ringan sampai berat sesuai dengan kedaruratan tubuhnya. Lantas, bolehkah seseorang tetap berolahraga ketika sedang mengalami cedera? Berikut ini ulasan lengkapnya.

Iklan dari HonestDocs
Fisioterapi Pasca Stroke 5 Kali Visit di NK Health

Untuk Pemulihan Pasien, pasca pemulihan dari rawat inap stroke. Latihan termasuk Anamnesa dan Tes Khusus, dengan terapi Bobath Method, Breathing Exercise, PNF (Procioceptive Neuromuscular Stabilization), Modality dan Exercise Therapy. Paket in untuk single visit (5x) dan tidak termasuk konsultasi dokter & Pemeriksaan Penunjang ( Rontgen, MRI, CT-Scan).

Bolehkah tetap olahraga ketika cedera?

Mengalami cedera ketika berolahraga merupakan hal yang wajar. Beberapa orang dapat mengalami cedera seperti nyeri lutut maupun sakit punggung akibat olahraga. Hanya saja, banyak orang terutama kelompok atlet yang tetap memaksakan diri untuk tetap berolahraga meski sedang mengalami cedera. 

Mereka beralasan berhenti olahraga dalam waktu sebentar dikhawatirkan dapat menyebabkan kebugaran tubuh menurun atau tubuh justru semakin sakit. Hal ini umum dikhawatirkan oleh mereka yang rajin atau terbiasa olahraga.

Padahal, ketika seseorang cedera, orang tersebut disarankan untuk beristirahat sejenak agar tubuh dapat segera pulih. Selain beristirahat, mengurangi intensitas latihan juga merupakan cara yang dianjurkan untuk memberi tubuh jeda agar dapat memperbaiki kerusakan. 

Beristirahat maupun mengurangi intensitas latihan sebenarnya tidak akan berpengaruh terhadap penurunan kebugaran maupun kesehatan Anda. Meski begitu, bukan berarti orang yang cedera dilarang sepenuhnya untuk latihan. Anda tetap diperbolehkan latihan selama menggunakan panduan tepat.

Hal yang harus dilakukan ketika cedera

Ketika mengalami cedera, seseorang dianjurkan untuk melakukan pertolongan pertama berupa RICE. RICE terdiri dari rest, Ice, Compression dan Elevation. Rest artinya beristirahat. 

Anda disarankan untuk mengistirahatkan bagian tubuh yang cedera dari aktivitas yang dapat membebani posisi tubuh yang cedera. Misalnya, jika Anda mengalami cedera pada sendi kaki, hindari melakukan aktivitas yang terlalu menumpukan beban di sendi kaki seperti naik turun tangga.

Iklan dari HonestDocs
Fisioterapi Pasca Stroke 5 Kali Visit di NK Health

Untuk Pemulihan Pasien, pasca pemulihan dari rawat inap stroke. Latihan termasuk Anamnesa dan Tes Khusus, dengan terapi Bobath Method, Breathing Exercise, PNF (Procioceptive Neuromuscular Stabilization), Modality dan Exercise Therapy. Paket in untuk single visit (5x) dan tidak termasuk konsultasi dokter & Pemeriksaan Penunjang ( Rontgen, MRI, CT-Scan).

Ice artinya memberikan pendinginan supaya peradangan berkurang. Cedera seperti pembengkakan dan sebagainya dapat diberikan pertolongan pertama berupa pemberian es atau spray es di sekitar area cedera. 

Selanjutnya adalah compression. Compression merupakan pertolongan dengan cara membabat area yang cedera. Terakhir elevation. Elevation berupa meletakkan bagian tubuh yang cedera seperti membengkak di area yang lebih tinggi, misal di atas bantal atau selimut.

Panduan olahraga ketika cedera

Berolahraga ketika cedera tetap dapat dilakukan dengan cara melatih bagian tubuh yang lain sementara bagian tubuh yang cedera dibiarkan beristirahat. Apabila bagian tubuh yang cedera sudah mulai pulih, mulai latihlah otot yang cedera tersebut dengan intensitas ringan dan tidak terlalu membebani. 

Di bawah ini adalah pilihan olahraga yang bisa Anda lakukan ketika cedera di bagian tubuh tertentu.

1. Cedera di lutut

Cedera di lutut merupakan salah satu cedera yang paling banyak dialami oleh pemain basket, sepakbola, futsal maupun sepeda. Jika Anda ingin tetap olahraga ketika cedera di lutut pilihlah olahraga yang hanya fokus di tubuh bagian atas tanpa memberi tekanan di tubuh bagian bawah. 

Anda bisa memilih latihan upper body di gym ataupun renang gaya bebas.

2. Cedera di punggung

Cedera di bagian punggung dapat dialami oleh mereka yang bermain tenis ataupun yang melatih tubuh di gym. Cedera di punggung ketika berlatih di gym bisa terjadi apabila kita tidak menggunakan alat dengan tepat. Agar tetap bisa berolahraga, pilih latihan renang gaya punggung jika Anda tidak cedera di bahu.

3. Cedera pergelangan kaki

Hampir sama seperti cedera di lutut, olahraga yang bisa dilakukan ketika cedera di pergelangan kaki yaitu dengan latihan upper body di gym menggunakan alat latihan otot dada dan punggung.

7 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
How to Stay in Awesome Shape (and Totally Sane) When You're Injured. Greatist. (Accessed via: https://greatist.com/move/stay-fit-positive-while-injured#1)
A Nine-Week Plan for Staying in Shape While Injured. Runner's World. (Accessed via: https://www.runnersworld.com/advanced/a20815079/a-nine-week-plan-for-staying-in-shape-while-injured/)
Workout Injuries: Prevention and Treatment. WebMD. (Accessed via: https://www.webmd.com/fitness-exercise/guide/workout-injuries-prevention-and-treatment)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app