Apa itu Parestesia?
Parestesia adalah kesemutan yang bisa terjadi pada daerah tubuh tertentu seperti tangan, kaki, sampai jari jarinya. Biasanya parestesia terjadi secara mendadak dan tiba-tiba disertai rasa nyeri. Kondisi ini terjadi sebentar dan menghilang dengan sendirinya walaupun tidak diberikan penanganan, namun jika muncul terus dan memberat, parestesia memerlukan pengobatan bahkan sampai pembedahan tergantung penyakit penyebabnya.
Parestesia dapat bersifat sementara atau kronik. Sensasi parestesia sementara muncul ketika saraf tertekan dengan tidak sengaja pada waktu lama, misalnya saat duduk bersila. Sedangkan parestesia kronik dapat menandai adanya suatu penyakit saraf atau kekurangan vitamin. Parestesia kronik membutuhkan pengobatan agar dapat sembuh total.
Penyebab Parestesia
Penyebab Parestesia
Penyebab parestesia sangat tergantung dari penyakit yang mendasarinya dan tidak bisa selalu ditentukan begitu saja. Biasanya penyebab dikarenakan terjadinya penekanan saraf atau terhambatnya sirkulasi peredaran darah pada daerah kesemutan tersebut. Bila terjadi lama atau kronis biasanya akan disebabkan oleh gangguan saraf seperti:
• Radikulopati. Biasanya hal ini disebabkan karena saraf terjepit, teriritasi ataupun karena inflamasi pada saraf. Radikulopati bisa terjadi pada daerah pinggang (radikulopati lumbar) ataupun leher (radikulopati servikal) yang akan menyebabkan keluhan keluhan seperti nyeri pada daerah pinggang ataupun leher.
• Neuropati. Gangguan saraf kronis ini biasanya paling sering disebabkan oleh penyakit diabetes mellitus. Keadaan gula darah tinggi bisa menyebabkan kesemutan di ujung ujung jari tangan ataupun kaki. Neuropati juga bisa disebabkan oleh trauma fisik, cedera, stroke, carpal tunnel syndrome, penyakit autoimun, gangguan ginjal dan hati, tumor otak atau saraf, dll.
Tanda dan Gejala Parestesia
Biasanya parestesia akan menimbulkan tanda dan gejala antara lain:
• Mati rasa
• Kesemutan
• Kaku
• Kelemahan anggota tubuh
• Sensasi seperti geli
• Rasa terbakar
• Dingin
• Perasaan seperti tertusuk-tusuk jarum
Tentunya keluhan keluhan ini hanya akan dirasakan pada daerah daerah tertentu yang mengalami gangguan saraf tersebut seperti jari tangan dan kaki ataupun daerah lainnya.
Ada beberapa faktor resiko yang dikaitkan dengan parestesia seperti penyakit diabetes, autoimun, multiple sklerosis, kebiasaan meminum alkohol dan defisiensi vitamin B dan asam folat ataupun dikarenakan pekerjaan yang memaksa gerakan gerakan berulang seperti mengetik, alat musik atau olahraga seperti badminton, tenis meja, tenis dll.
Pencegahan Parestesia
Pencegahan yang bisa kita lakukan agar tidak menderita Parestesia adalah:
• Menerapkan pola hidup sehat. Mengonsumsi banyak buah dan sayur serta makanan bergizi yang rendah lemak jenuhuntuk menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah terserang infeksi.
• Minum air putih minimal 8 gelas atau setara dengan 2 liter per harinya.
• Hindari gerakan repetitif. Hindarilah gerakan gerakan berulang dalam waktu yang lama, jika anda diharuskan melakukan gerakan repetitif seperti mengetik atau karena olahraga, beristirahat yang cukup merupakan kunci penting agar tidak terkena parestesia. Bila sering duduk dalam waktu yang cukup lama juga harus bangun dan berjalan jalan untuk menghindari terkena parestesia.
• Rutin memeriksakan diri ke dokter untuk memeriksakan kesehatan Anda secara menyeluruh terutama bila memiliki penyakit yang menjadi faktor resiko.
Pengobatan Parestesia
Parestesia merupakan penyakit yang harus diperiksakan secara langsung ke dokter guna memastikan diagnosanya. Adapun beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan seorang dokter bila anda terkena Parestesia ini adalah
• Pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik yang biasa dilakukan adalah pemeriksaan fisik sederhana yang memeriksakan organ-organ dalam yang terkait.
• Pemeriksaan neurologis. Pemeriksaan sistem saraf perifer seluruhnya akan dilakukan sehingga dapat diketahui bagian mana yang mengalami gangguan.
• Lab darah. Pemeriksaan lab darah ataupun cairan serebrospinal bisa dilakukan untuk memastikan penyebab dari keluan yang dialami
• CT-Scan / MRI juga bisa dilakukan untuk melihat permasalahan pada daerah leher dan tulang belakang.
• Pemeriksaan penunjang lain yang sesuai.
Pada umumnya, Parestesia memerlukan suatu penanganan terhadap penyakit yang mendasarinya. Bila penyakit yang mendasari sudah tertangani dengan baik maka biasanya parestesianya akan membaik sering berjalannya waktu.
Pengobatan parestesia bisa bermacam macam antara lain:
• Obat-obatan. Obat-obatan yang diberikan harus sesuai dengan penyebab yang menyebabkan parestesia. Injeksi kortikosteroid untuk menghilangkan peradangan dan mengurangi nyeri bisa dilakukan, antidepresan trisiklik, gabapentin, fenitoin, pregabalin juga bisa diberikan untuk menurunkan rasa nyeri dan mengurangi keluhan kesemutan ini.
• Operasi. Bila sudah tidak bisa ditangani dengan obat-obatan, maka cara lain yang bisa dilakukan adalah dengan membebaskan saraf yang terjepit atau bermasalah dengan jalan pembedahan. Hal ini juga bisa dilakukan pada parestesia kronis lama, namun hal ini biasanya jarang dilakukan.