Mengenai Paroxetine
Golongan:
Obat resep
Kemasan:
Tablet
Kandungan:
Obat SSRIs
Apakah Paroxetine?
Paroxetine berdampak pada senyawa kimia dalam otak yang mungkin tidak seimbang pada pasien dengan depresi, kecemasan atau gangguan lain. Termasuk dalam golongan obat anti depresi yang disebut selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs).
Banyak digunakan pada perawatan depresi karena manfaatnya yang meningkatkan hormon serotonin dalam tubuh dan melepasnya ke otak pada pasien obbssesive compulsive disorder (OCD), gangguan kecemasan, gangguan panik, gangguan kecemasan sosial, gangguan kecemasan umum, post premenstrual dysphoric disorder (PMDD) atau post traumatic stress disorder (PSTD).
Dosis Paroxetine
Dokter akan meresepkan dosis berdasarkan diagnosis yang dilakukan dengan pertimbangan usia, kondisi kesehatan, tolerasi pasien pada obat.
Berikut adalah dosis obat paroxetine yang direkomendasikan:
Untuk mengatasi depresi:
- Dosis awal: 20 mg sekali minum sekali sehari dengan atau tanpa makanan, biasanya di pagi hari.
- Dosis pemeliharaan: 20 sampai 50 mg sekali minum sekali sehari dengan atau tanpa makanan, biasanya di pagi hari.
- Perubahan Dosis: Dosis dapat ditingkatkan sebesar 10 mg per hari kenaikan dengan interval minimal satu minggu.
Untuk mengatasi serangan kecemasan:
- Dosis awal: 20 mg sekali minum sekali sehari dengan atau tanpa makanan, biasanya di pagi hari.
- Dosis pemeliharaan: Dosis hingga 60 mg seklai minum sekali sehari dengan atau tanpa makanan, biasanya dapat digunakan di pagi hari,.
- Perubahan Dosis: Dosis dapat ditingkatkan sebesar 10 mg per hari kenaikan dengan interval minimal satu minggu.
Untuk mengatasi gangguan panik:
- Dosis awal: 10 mg sekali minum sekali sehari dengan atau tanpa makanan, biasanya di pagi hari.
- Dosis pemeliharaan: 40 mg sekali minum sekali sehari dengan atau tanpa makanan, biasanya di pagi hari. Dosis sampai 60 mg sekali minum sekali sehari di pagi hari dapat digunakan.
- Perubahan Dosis: Dapat terjadi sebesar 10 mg per hari kenaikan dengan interval minimal satu minggu.
Untuk mengatasi post traumatic stress disorder (PSTD):
- Dosis awal: 20 mg diminum sekali sehari dengan atau tanpa makanan, biasanya di pagi hari.
- Dosis pemeliharaan: 20 sampai 50 mg diminum sekali sehari dengan atau tanpa makanan, biasanya di pagi hari.
- Perubahan Dosis: Dosis dapat ditingkatkan sebesar10 mg per hari kenaikan dengan interval minimal satu minggu.
Ikuti petunjuk dokter dan jangan menambah atau mengurangi dosis tanpa ijin dokter, jika pasien lupa meminum obat pada jadwal yang ditentukan, jangan menggandakan dosis pada jadwal minum berikutnya. Jika terjadi kelebihan dosis, segera mencari bantuan unit gawat darurat.
Efek samping Paroxetine
Laporkan gejala baru atau yang makin memburuk pada dokter seperti: kelakuan atau suasana hati yang berubah, cemas, panik, masalah tidur, merasa terganggu, mudah marah, agresif, sulit istirahat, terlalu aktif secara mental atau fisik, makin depresi, memiliki pemikiran untuk bunuh diri atau menyakiti diri.
Efek samping yang sering dan mungkin terjadi pada pasien pertama kali menggunakan paroxetine adalah:
- Impotensi, kesulitan mengalami orgasme, penurunan keinginan seksual
- Mulut kering, sering menguap
- Sembelit dan kehilangan nafsu makan
- Gangguan masalah tidur (insomnia)
- Keringat, cepat, gemetar
- Lelah, ngantuk, pusing
- Penurunan daya lihat
Efek serius yang juga mungkin terjadi adalah:
- Reaksi kulit yang buruk - kulit rasa panas dan kelupas, demam, sakit tenggorokan, bengkak pada wajah dan lidah, rasa terbakar pada mata, kulit rasa sakit yang diikuti oleh ruam merah atau ungu yang menyebar pada bagian wajah atau tubuh bagian atas.
- Reaksi tegang yang parah - pingsan, gemetar, detak jantung yang cepat atau tidak beraturan, bingung, keringat, demam, otot kaku.
- Tingat sorotonin tinggi dalam tubuh - merasa terganggu, halusinasi, demam, mual, muntah, diare, hilang kordinasi, pingsan
- Mudah memar, pendarahan tidak normal pada dubur, vagina, mulut atau hidung, atau batuk berdarah
- Perubahan nafsu makan atau berat badan
- Sakit yang tidak biasa pada tulang, bengkak, memar
- Penglihatan kabur, penglihatan menyempit, sakit mata atau bengkak, melihat lingkaran cahaya saat melihat sinar
- Pikiran kacau, pengurangan kebutuhan untuk tidur, merasa sangat senang atau sening, lebih sering berbicara daripada biasanya
Beberapa pasien usia muda yang mengosumsi obat anti depresi dapat mengalami keinginan untuk bunuh diri. Pasien harus mengunjungi dokter secara berkala saat sedang dalam pengobatan dan orang sekeliling harus waspada dengan perubahan perilaku pasien.
Penggunaan paroxetine selama kehamilan dapat mengakibatkan masalah pada paru-paru, cacat jantung atau komplikasi lainnya pada bayi. Namun gangguan depresi mungkin akan kembali jika pasien berhenti menggunakan anti depresi, beritahu dokter segera jika pasien hamil.
Sementara itu paroxetine tidak boleh digunakan pada ibu menyusui dan anak dibawah 18 tahun.
Perhatian
Jangan mengkonsumsi alkohol jika pasien menggunakan paroxetine dan beritahu dokter jika pasien menggunakan obatan seperti:
- Obat nonsteroidal anti inflammatory (NSAID) untuk pengobatan demam, bengkak, nyeri atau arthritis yang termasuk ibuprofen, aspirin, naproxen, celecoxib, diclofenac, indomethacin, meloxicam. Jika pasien menggunakan paroxetine dengan NSAID akan mengakibatkan kemungkinan bengkak dan berdarah dengan mudah.
- Tryptophan (yang banyak ditemukan dalam suplemen makanan)
- Pimozide atau thiroidazine.
- Tranylcypromine, selegiline, rasagiline, linezolid, isocarboxazid dan phenelzine atau jenis MAO inhibitor lain Dalam waktu 14 hari sebelum dan sesudah mengosumsi paroxetine.
- Amphetamines seperti methamphetamine atau lisdexamfetamine karena dapat meningkatkan serotonin syndrome
- Risperidone karena dapat mengakibatkan sulit tidurm cemas, sembelit
- Cimetidine
- Quinidine. Dapat meingkatkan resiko cepat lelah, pengurangan nafsu makan, keringat, mulut kering dan penurunan selera seksual.
- Antiarrhythmics
- Phenothiazines
Untuk memastikan bahwa paroxetine aman digunakan pasien, beritahu dokter jika pasien memilki:
- Tingkat sodium rendah dalam darah
- Glaukoma
- Bipolar depression (manic depression) atau riwayat ingin bunuh diri
- Kejang atau epilepsi
- Pendarah atau gangguan penggumpalan darah
- Penyakit organ hati atau ginjal
- Penyakit jantung, tekanan darah tinggi, sejarah stroke
Jika pasien mengalami alergi seperti masalah pernapasan, bengak pada wajah, lidah, mata atau mulut, ruam, gatal, melepuh, demam atau nyeri sendi. Segera hentikan pemakaian.