Pedab adalah obat yang digunakan sebagai anti diabetes tipe 2 atau penyakit kencing manis. Pedab termasuk jenis obat anti diabetes yang diberikan secara oral.
Berikut ini adalah informasi lengkap pedab yang disertai tautan merk-merk obat lain dengan nama generik yang sama.
pabrik
Otto
golongan
Harus dengan resep dokter
kemasan
pedab dipasarkan dengan kemasan sebagai berikut :
- Dos 10 x 10 tablet 80 mg
kandungan
tiap kemasan pedab mengandung zat aktif (nama generik) sebagai berikut :
- Gliclazide 80 mg / tablet
Sekilas tentang zat aktif (nama generik)
Gliclazide adalah obat anti diabetes mellitus tipe 2 yang termasuk ke dalam golongan sulfonilurea. Obat ini juga bermanfaat untuk mencegah penumpukan lemak di arteri. Gliclazide menurunkan kadar gula darah dengan cara mengikat secara selektif reseptor sulfonilurea (SUR 1) pada permukaan sel beta pankreas. Mekanisme ini membuat gliclazide mampu memblokir sebagian potassium chanels antara sel-sel beta dari pulau langerhans pada organ pankreas. Dengan menghalangi potassium channels, sel mengalami depolarisasi yang menyebabkan pembukaan voltage-gated calcium channels. masuknya kalsium mendorong pelepasan insulin dari sel beta. Seperti sulfonilurea lainnya, gliclazide juga menyebabkan penurunan serum glukagon dan mempotensiasi aksi insulin pada jaringan ekstra pankreatik.
Indikasi
Kegunaan pedab (gliclazide) adalah untuk pengobatan diabetes mellitus tipe 2 pada orang dewasa jika diet, latihan fisik dan penurunan berat badan saja tidak cukup mampu mengontrol kadar gula darah seperti yang diinginkan.
Kontra indikasi
- Jangan menggunakan pedab jika anda memiliki riwayat hipersensitif (alergi) terhadap gliclazide atau obat-obat yang termasuk golongan sulfonilurea dan sulfonamide lainnya.
- Orang-orang dengan defisiensi G6PD (enzim yang melindungi sel darah merah), sebaiknya tidak menggunakan obat ini, karena bisa menyebabkan terjadinya hemolisis akut.
- Jika anda menderita gangguan ginjal, hati, kelenjar adrenal atau kelenjar pituitari hati-hati menggunakan obat golongan sulfonilurea.
- Obat ini juga tidak disarankan jika anda akan menjalani operasi, memiliki infeksi berat, atau juvenille diabetes dan pasien usia di atas 70 tahun.
- Penderita diabetes mellitus tipe 1, prekoma dan koma diabetes atau pasien yang dalam urinenya terdapat senyawa keton (ketoasidosis) dilarang menggunakan obat ini.
- Penderita diabetes gestasional (diabetes pada wanita hamil), dilarang menggunakan obat ini.
- Jika anda sedang menggunakan obat anti jamur seperti miconazole, sebaiknya tidak menggunakan obat ini.
- Tidak boleh diberikan untuk pasien yang menderita forfiria (penyakit keturunan yang mempengaruhi hati atau sumsum tulang belakang).
Efek Samping
berikut adalah beberapa efek samping pedab (gliclazide) yang umum terjadi :
- Efek samping pedab (gliclazide) pada saluran pencernaan adalah mual, muntah, diare, sembelit dan nyeri pada ulu hati.
- Hati-hati dengan resiko terjadinya hipoglikemia (kadar gula darah yang terlalu rendah), terutama jika digunakan untuk jangka waktu lama dan dengan dosis yang lebih tinggi. Resiko hipoglikemia lebih rentan pada orang-orang usia lanjut.
- Gangguan pada penglihatan kadang-kadang terjadi pada pemakaian obat ini.
- Obat anti diabetes oral golongan sulfonilurea dapat menyebabkan gangguan fungsi hati, yang bisa menyebabkan jaundice kolestatik, peningkatan kadar enzim hati, hepatitis dan kegagalan fungsi hati meski kejadian ini relatif jarang terjadi.
- Reaksi hipersensitif yang mungkin terjadi berupa alergi pada kulit, demam, dan jaundice.
- Efek samping hematologi sangat jarang. Efek samping ini biasanya berupa leukopenia, trombositopenia, agranulositosis, pansitopenia, anemia hemolitik, dan anemia aplastik.
Perhatian
hal-hal yang perlu diperhatikan pasien jika menggunakan pedab (gliclazide) adalah sebagai berikut :
- Obat diberikan biasanya saat makan pagi.
- Jika anda penderita gangguan fungsi hati, ginjal terutama gagal ginjal, dan pasien lanjut usia (di atas 70 tahun), hati-hati terhadap kemungkinan terjadinya hipoglikemia (kadar gula darah terlalu rendah).
- Jangan menyalakan mesin atau mengemudi selama menggunakan anti diabetes oral seperti pedab (gliclazide), karena obat ini bisa menyebabkan pusing, rasa mengantuk yang berat akibat penurunan kadar gula darah yang terlalu rendah.
- Wanita hamil atau ibu menyusui sebaiknya tidak menggunakan obat ini. Pengobatan sebaiknya menggunakan terapi suntikan insulin.
- Obat ini tidak direkomendasikan untuk anak-anak.
- Untuk mengetahui dosis minimum yang efektif, lakukan pengecekan kadar gula darah secara berkala.
- Pedab (gliclazide) dapat meningkatkan berat badan. Obat anti diabetes oral lain seperti metformin adalah obat pilihan untuk pasien diabetes mellitus yang memiliki kelebihan berat badan.
- Pengaturan pola makan dan aktivitas olahraga akan membantu efektivitas obat ini dalam menurunkan kadar gula darah anda.
- Jangan digunakan tanpa resep dokter atau menggunakannya melebihi dosis yang dianjurkan karena obat ini beresiko menyebabkan penurunan kadar gula darah secara drastis (hipoglikemia) yang bisa berakibat fatal.
- Jika anda mengalami efek samping yang berat misalnya terjadi reaksi alergi atau anda lemas, lapar yang berlebihan, berkeringat banyak, mati rasa ekstremitas karena penurunan gula darah yang drastis segera hubungi pihak medis.
penggunaan untuk wanita hamil
FDA (badan pengawas obat dan makanan amerika serikat) mengkategorikan gliclazide kedalam kategori C dengan penjelasan sebagai berikut :
Penelitian pada reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin dan tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada manusia, namun jika potensi keuntungan dapat dijamin, penggunaan obat pada ibu hamil dapat dilakukan meskipun potensi resiko sangat besar.
Meskipun hasil studi pada hewan tidak selalu equivalen dengan hasil pada manusia, namun efek buruk obat ini pada janin hewan harus menjadi pertimbangan serius sebelum menggunakan pedab (gliclazide) untuk wanita hamil. Mengingat efek buruk yang mungkin terjadi, kebanyakan para ahli menyarankan untuk lebih memilih insulin daripada anti diabetes oral jika digunakan untuk mengontrol kadar gula darah wanita hamil.
Interaksi obat
Obat yang mengandung gliclazide termasuk pedab berinteraksi dengan obat-obat berikut :
- Miconazole, voriconazole, fluconazole, meningkatkan konsentrasi plasma pedab (gliclazide), sehingga meningkatkan efek hipoglikemiknya.
- Trimetoprim, ACE inhibitor (seperti captopril), NSAID (seperti asam mefenamat, diclofenac, ibuprofen dan lainnya), antikoagulan kumarin, MAO inhibitor, disopiramid, dan chloramphenicol juga meningkatkan efek sulfonilurea termasuk pedab (gliclazide).
- Rifampisin mempercepat metabolisme pedab (gliclazide) sehingga mengurangi efek hipoglikemiknya.
Dosis pedab
Dosis obat ini ditentukan secara individual untuk setiap pasien berdasarkan manfaat dan tolerabilitas masing-masing pasien. Pedab (gliclazide) umumnya diberikan dengan dosis sebagai berikut :
- Dosis awal : 40 - 80 mg 1 x sehari. Dosis dapat ditingkatkan sampai mendapatkan kontrol gula darah yang adequat.
- Dosis tunggal maksimal : 160 mg 1 x sehari.
- Bila diperlukan dosis yang lebih tinggi dari 160 mg, pemberian dilakukan 2 x sehari saat makan pagi dan saat makan malam.
- Dosis harian maksimal : 320 mg /hari. Diberikan 1-2 x sehari.
- kalau diperlukan dapat diberikan bersama insulin.
Terkait
- merk-merk obat dengan kandungan zat aktif gliclazide
- obat yang termasuk sulfonilurea
- obat-obat diabetes mellitus
- metformin obat pilihan pertama untuk mengobati diabetes mellitus tipe 2
- glibenclamide salah satu obat pilihan pertama untuk mengobati diabetes mellitus tipe 2
- penjelasan lengkap penyakit diabetes mellitus