Pemfigoid adalah kelainan autoimun langka yang dapat muncul pada usia berapa pun, termasuk pada anak-anak. Tetapi kondisi ini paling sering muncul pada lansia. Pemfigoid disebabkan oleh kerusakan sistem kekebalan tubuh yang dapat menyebabkan munculnya ruam kulit dan lepuh pada kaki, lengan, dan perut.
Pemfigoid juga dapat menyebabkan lepuh pada selaput lendir seperti mata, hidung, mulut, dan alat kelamin. Kondisi ini juga sering ditemukan pada wanita hamil.
Semua jenis pemfigoid disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang menyerang jaringan sehat. Jenis-jenis pemfigoid dibedakan berdasarkan lokasi pada tubuh dan waktu munculnya kelainan kulit.
Pemfigoid Bulosa
Dalam kasus pemfigoid bulosa - yang paling umum dari tiga jenis - lepuh kulit paling sering terjadi pada lengan dan kaki di mana gerakan terjadi. Ini termasuk area di sekitar sendi dan perut bagian bawah.
Pemfigoid Cicatricial
Pemfigoid Cicatricial, juga disebut pemfigoid selaput lendir, mengacu pada lepuh yang terbentuk pada membran mukosa seperti mulut, mata, hidung, tenggorokan, alat kelamin.
Bagian tubuh yang paling umum terkena adalah mulut dan mata. Ruam dan lepuh dapat muncul pada salah satu area ini dan menyebar ke area yang lain jika tidak diobati. Jika pemfigoid yang muncul pada mata tidak diobati, maka dapat menyebabkan kebutaan.
Pemfigoid Gestationis
Ketika kelainan kulit muncul berhubungan dengan kehamilan, maka disebut pemfigoid gestationis. Kondisi ini sebelumnya disebut sebagai herpes gestationis, meskipun tidak terkait dengan virus herpes.
Luka lepuh biasanya muncul selama trimester kedua atau ketiga, tetapi dapat terjadi kapan saja selama kehamilan, atau hingga enam minggu setelah melahirkan. Lepuh cenderung muncul pada lengan, kaki, dan perut.
Apa penyebab dan faktor risiko terjadinya Pemfigoid?
Pemfigoid adalah penyakit autoimun yang berarti bahwa sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan tubuh yang sehat. Dalam kasus pemfigoid, sistem kekebalan tubuh menciptakan antibodi untuk menyerang jaringan yang berada tepat di bawah lapisan luar kulit.
Sehingga menyebabkan lapisan-lapisan kulit terpisah dan menyebabkan munculnya luka lepuh yang menyakitkan. Hingga saat ini tidak sepenuhnya dipahami mengapa sistem kekebalan tubuh dapat bereaksi seperti ini dan menyebabkan pemfigoid.
Dalam kebanyakan kasus, umumnya tidak ada pemicu spesifik yang dapat menyebabkan pemfigoid. Namun, dalam beberapa kasus, kondisi ini mungkin disebabkan oleh:
- Efek samping obat-obatan
- terapi radiasi
- paparan sinar ultraviolet
Orang yang memiliki penyakit kelainan autoimun lain memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami pemfigoid. Pemfigoid juga lebih umum terjadi pada orang tua daripada kelompok umur lainnya. Selain itu pemfigoid juga tampaknya lebih banyak ditemukan pada wanita dibandingkan dengan pria.
Gejala Pemfigoid
Gejala pemfigoid yang paling umum adalah luka lepuh yang muncul pada lengan, kaki, perut, dan selaput lendir. Kelainan kulit pada pemfigoid juga dapat menyebabkan gatal. Lepuh memiliki karakteristik tertentu yang membedakannya dengan luka lepuh akibat kelainan kulit yang lain. Kelainan ini meliputi:
- munculnya ruam merah sebelum terjadinya lepuh
- luka lepuh berukuran besar dan berisi cairan yang biasanya bening, tetapi mungkin mengandung darah
- luka lepuh memiliki lapisan yang tebal dan tidak mudah pecah
- kulit di sekitar lepuh mungkin tampak normal, kemerahan atau agak gelap
- luka lepuh yang pecah biasanya sensitif dan menyakitkan
Bagaimana cara mencegah terjadinya Pemfigoid?
Pemfigoid disebabkan oleh penyakit autoimun yang hingga saat ini, belum diketahui pencegahannya. Anda dapat mengurangi risiko terbentuknya pemfigoid dengan mengurangi paparan sinar UV berlebih.
Anda juga disarankan untuk segera memeriksakan diri ke dokter jika Anda mengalami gejala yang mengarah pada pemfigoid, untuk mencegah kondisi ini berkembang menjadi lebih parah.
Bagaimana penanganan Pemfigoid?
Dokter kulit dapat menentukan jika Anda menderita pemfigoid hanya dengan memeriksa kelainan kulit yang muncul pada tubuh Anda. Pemeriksaan penunjang mungkin diperlukan untuk menentukan pengobatan yang tepat.
Dokter perlu melakukan pemeriksaan biopsi kulit, yang dilakukan dengan pengambilan sampel kulit dari daerah yang mengalami lepuh.
Setelah dilakukan pengambilan sampel, teknisi laboratorium akan melakukan pengujian sampel kulit, untuk mengetahui karakteristik antibodi dari sistem imun yang mungkin dapat ditemukan pada sampel tersebut. Antibodi ini juga dapat dideteksi dalam darah.
Oleh karena itu, pemeriksaan darah untuk memeriksa keberadaan antibodi juga dapat dilakukan.
Pengobatan Pemfigoid
Pemfigoid tidak dapat disembuhkan, tetapi ada beberapa penanganan yang dapat meringankan gejala. Pemberian kortikosteroid, baik dalam bentuk pil atau topikal, adalah pengobatan utama.
Obat-obatan kortikosteroid dapat mengurangi peradangan dan dapat membantu menyembuhkan lepuh dan mengurangi rasa gatal. Namun, pemberian kortikosteroid juga dapat menyebabkan efek samping yang signifikan, terutama jika digunakan dalam jangka panjang.
Oleh karena itu, dokter Anda akan mengurangi dosis penggunaan kortikosteroid setelah luka lepuh membaik.
Pilihan pengobatan lain adalah minum obat yang dapat menekan sistem kekebalan tubuh (imunosupresan) Anda, yang sering kali digunakan bersamaan dengan kortikosteroid.
Penggunaan imunosupresan dapat membantu dalam mengurangi gejala, tetapi penggunaan imunosupresan dapat meningkatkan risiko mengalami infeksi. Penggunaan antibiotik tertentu, seperti tetrasiklin, juga dapat diresepkan untuk mengurangi peradangan dan infeksi.