Perdarahan rahim disfungsional / Dysfunctional Uterine Bleeding (DUB) adalah suatu kondisi yang dapat terjadi pada hampir setiap wanita pada beberapa titik kehidupannya.
DUB juga disebut pendarahan rahim abnormal (AUB), adalah suatu kondisi yang menyebabkan terjadinya perdarahan vagina yang terjadi di luar siklus menstruasi biasa. Kondisi hormonal tertentu dan obat-obatan dapat memicu terjadinya DUB.
Penyebab utama pendarahan rahim yang disfungsional adalah ketidakseimbangan hormon seks. Seorang anak perempuan yang mengalami pubertas dan wanita yang memasuki masa menopause akan mengalami ketidakseimbangan hormon selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun.
Sehingga menyebabkan pendarahan sporadis, pendarahan hebat, dan / atau timbulnya bercak pendarahan di luar siklus menstruasi normal.
Apa penyebab terjadinya Pendarahan Rahim Disfungsional?
Ketidakseimbangan hormon yang menyebabkan DUB juga dapat disebabkan oleh kondisi medis tertentu atau menjadi efek samping dari obat-obatan.
1.Kondisi medis
Kondisi medis yang sering menyebabkan terjadinya pendarahan rahim yang disfungsional adalah:
- Sindrom ovarium polikistik (PCOS) adalah kelainan endokrin yang menyebabkan seorang wanita mengalami peningkatan jumlah hormon seks. PCOS dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron, sehingga membuat siklus menstruasi menjadi tidak teratur.
- Endometriosis. Kondisi ini terjadi ketika lapisan rahim tumbuh di luar rahim, seperti pada indung telur. Endometriosis sering menyebabkan perdarahan hebat selama periode reguler.
- Polip uterus. Pertumbuhan jaringan berukuran kecil yang tumbuh di dalam rahim. Meskipun penyebabnya tidak diketahui, pertumbuhan polip sangat dipengaruhi oleh hormon estrogen. Pembuluh darah kecil di polip dapat menyebabkan DUB, termasuk munculnya bercak perdarahan di antara periode menstruasi.
- Fibroid rahim. Fibroid rahim adalah pertumbuhan jaringan berukuran kecil yang terjadi di dalam, lapisan, atau otot rahim. Seperti halnya polip, penyebab fibroid rahim tidak diketahui. Tetapi estrogen tampaknya berperan dalam terjadinya kondisi ini.
- Penyakit menular seksual (PMS). PMS yang menyebabkan peradangan, seperti gonore dan klamidia, dapat menyebabkan DUB. Pendarahan yang disebabkan oleh PMS biasanya terjadi setelah berhubungan seks.
2.Obat-obatan
Obat-obatan tertentu juga dapat menyebabkan DUB, termasuk:
- pil KB
- agen hormon
- Warfarin (Coumadin)
Gejala DUB
Gejala DUB yang paling umum adalah pendarahan di luar menstruasi normal. Kondisi ini juga dapat terjadi selama menstruasi yang ditandai dengan pola perdarahan yang mencurigakan seperti:
- perdarahan menstruasi yang berat
- pendarahan yang mengandung banyak gumpalan atau gumpalan besar
- pendarahan yang berlangsung lebih dari tujuh hari
- menstruasi yang terjadi kurang dari 21 hari sejak siklus terakhir
- muncul bercak perdarahan di luar siklus normal
Gejala umum lainnya yang dapat terjadi pada DUB adalah:
- nyeri payudara
- perut kembung
- nyeri pada panggul
- pusing
- pingsan
- tekanan darah rendah
- peningkatan denyut jantung
- kulit pucat
- keluar gumpalan besar
Apakah Pendarahan Rahim Disfungsional dapat dicegah?
Pendarahan rahim disfungsional dapat dicegah sesuai dengan penyakit yang mendasarinya. Sebagai contoh, Anda dapat mencegah terjadinya DUB yang disebabkan oleh infeksi menular seksual dengan mempraktikkan aktivitas seks yang aman dengan tidak berganti-ganti pasangan.
Namun tidak semua penyebab DUB dapat dicegah. Jika Anda mengalami gejala-gejala yang mengarah pada perdarahan rahim disfungsional, segera periksakan diri Anda ke dokter untuk mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut.
Bagaimana pengobatan untuk mengatasi Pendarahan Rahim Disfungsional?
Diagnosis
Untuk mendiagnosis DUB, dokter akan bertanya mengenai riwayat kesehatan dan siklus menstruasi normal. Jawaban-jawaban ini dapat membantu dokter untuk menegakan diagnosa jika seorang wanita mengalami gangguan reproduksi tertentu seperti PCOS dan endometriosis.
Dokter juga akan melakukan beberapa pemeriksaan untuk menegakan diagnosa dari penyebab yang mendasari terjadinya DUB dengan melakukan pemeriksaan seperti :
- Ultrasonografi panggul
- Pemeriksaan Darah
- Pemeriksaan kadar hormon
- Pemeriksaan Biopsi
Pengobatan DUB
Pengobatan DUB akan tergantung dari penyebab yang mendasarinya. Berikut adalah contoh pengobatan DUB berdasarkan penyebab yang mendasarinya :
1.Observasi
Kadang-kadang, dalam kasus pubertas khususnya, tidak ada tindakan apapun yang perlu diambil, karena ketidakseimbangan hormon pada pubertas akan membaik seiring berjalannya waktu.
2.Terapi Hormon
Pilihan pengobatan yang paling umum dan sederhana untuk mengatasi perdarahan rahim disfungsional adalah kombinasi kontrasepsi oral. Kombinasi kontrasepsi oral mengandung estrogen sintetik dan progesteron.
Keduanya berfungsi untuk mengontrol dan mengatur siklus menstruasi. Metode kontrasepsi termasuk beberapa IUD dan implan juga dapat digunakan sebagai pengobatan hormonal.
Jika perdarahan tiba-tiba sangat berat dan obat dosis rendah bukan pilihan, estrogen intravena dapat diberikan sampai perdarahan mereda. Ini biasanya diikuti dengan progestin oral untuk menyeimbangkan hormon.
Jika Anda merencanakan kehamilan dan tidak mengalami menstruasi, dokter mungkin akan meresepkan obat clomiphene yang merangsang ovulasi, juga disebut clomid. Merangsang ovulasi dapat menghentikan perdarahan menstruasi yang berkepanjangan dengan mengatur ulang siklus menstruasi Anda.
3.Operasi
Pendarahan yang berat dan berkepanjangan disertai dengan lapisan rahim yang menebal dapat diobati dengan prosedur yang disebut pelebaran dan kuretase (D dan C). Prosedur ini dilakukan dengan mengangkat sebagian dari lapisan rahim.
Jika sel-sel rahim Anda ditemukan abnormal, dokter Anda dapat memesan biopsi tambahan setelah perawatan. Tergantung pada hasil biopsi - jika sel bersifat kanker, misalnya - histerektomi dapat direkomendasikan. Histerektomi adalah operasi pengangkatan rahim.
Dok, saya pernah divonis memiliki penyakit infeksi rahim dan saya diberi obat untuk dikonsumsi, apakah infeksi rahim tersebut akan sembuh atau bagaimana ya dok?