IUD atau intrauterine device merupakan salah satu jenis alat kontrasepsi yang memiliki bentuk kecil seperti huruf T. IUD biasanya dimasukkan ke rahim untuk dapat mencegah terjadinya kehamilan. Terdapat 2 jenis IUD yaitu IUD yang tertutup tembaga dan IUD yang mengeluarkan hormon progesteron.
Pemasangan IUD sangat efektif untuk menunda kehamilan dalam jangka waktu lama. Sangat cocok bagi Anda yang memang belum ingin atau belum siap memiliki keturunan. Bagi Anda yang penasaran tentang IUD ini, berikut penjelasan lengkap tentang IUD.
Cara kerja IUD
Ada 2 jenis IUD yang dapat Anda gunakan sebagai alat kontrasepsi, yaitu IUD berlapis tembaga dan IUD hormon. Kedua jenis IUD ini memiliki fungsi yang sama yaitu untuk mencegah pembuahan sel telur.
Namun, kedua alat kontrasepsi ini memiliki cara kerja yang berbeda. IUD berlapis tembaga mencegah kehamilan dengan cara menghalangi sperma masuk ke rahim, sehingga tidak akan terjadi pembuahan sel telur.
Sedangkan IUD hormon membuat cairan leher rahim menjadi lebih kental, menipiskan dinding rahim, dan menghentikan terjadinya pembuahan sel telur.
Jenis IUD hormon progesteron juga dapat Anda gunakan untuk mengurangi rasa nyeri yang menyiksa saat menstruasi.
Seberapa efektif penggunaan IUD
IUD terbukti secara efektif mampu mencegah kehamilan dalam jangka waktu yang lama. IUD tembaga bisa bertahan hingga 10 tahun, sedangkan IUD progesteron mampu bertahan 3 sampai 5 tahun. Walaupun bisa bertahan dalam waktu lama, IUD bisa dicabut sewaktu-waktu jika Anda menginginkannya.
Perlindungan penyakit menular seksual
IUD hanya berfungsi untuk membantu mencegah terjadinya ovulasi dan tidak memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual. Untuk menghindari tertularnya penyakit menular seksual Anda tetap harus melakukan seks secara aman dan bila perlu gunakanlah kondom.
Sebelum Anda memasang IUD, sebaiknya Anda mengecek dulu apakah Anda menderita penyakit menular seksual. Pemasangan IUD pada penderita penyakit menular seksual akan menyebabkan peradangan panggul.
Efek samping IUD
Efek samping yang umumnya terjadi setelah pemasangan IUD antara lain, pendarahan yang tidak teratur selama beberapa bulan, menstruasi akan lebih banyak dan mengalami kram, menstruasi akan lebih singkat, serta munculnya gejala PMS.
Ada beberapa efek samping dari pemasangan IUD yang jarang terjadi, seperti insiden pengeluaran paksa IUD. IUD bisa keluar atau bergeser sendiri dari rahim tanpa Anda sadari. Oleh karena itu, Anda bisa mengecek sendiri apakah IUD masih pada posisi yang tepat atau telah bergeser.
Anda dapat memeriksanya dengan menyentuh benang IUD yang terpasang di leher rahim. Jika Anda mengalami kram perut bagian bawah, demam, atau panjang benang IUD yang berubah, kemungkinan posisi IUD sudah bergeser.
Pemasangan IUD juga memberikan risiko kecil masuknya bakteri ke dalam rahim, sehingga Anda tidak akan terkena penyakit radang panggul. Selain itu, terdapat risiko kecil perforasi rahim saat IUD dimasukkan.
Siapa yang bisa menggunakan IUD
IUD dapat digunakan oleh hampir semua jenis wanita. IUD sangat dianjurkan dipakai oleh wanita berusia muda, karena alat kontrasepsi ini mampu bertahan lama, tidak memerlukan perawatan harian, serta efektif dalam mencegah kehamilan.
Pemasangan IUD tidak direkomendasikan pada wanita yang menderita penyakit radang panggul atau infeksi penyakit menular, sedang hamil atau mungkin hamil, ataupun sedang mengalami masalah dengan rahim.
Cara mendapatkan IUD
Anda dapat memasang IUD dengan berkonsultasi dengan dokter di pelayanan kesehatan terdekat dari rumah Anda. IUD tembaga perlu diganti setiap 10 tahun, sedangkan IUD progesteron harus diganti setelah 3-5 tahun.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.