Penyakit klamidia merupakan jenis penyakit kelamin yang disebabkan karena adanya serangan bakteri chlamydia trachomatis. Penyakit menular seksual ini tidak memiliki tanda tertentu bagi para penderita yang menderitanya.
Sedangkan pihak yang paling rentan terhadap penyakit klamidia yaitu wanita yang sering melakukan hubungan seksual.
Booking Klinik STD via HonestDocs
Dapatkan diskon hingga 70% paket std hanya dari HonestDocs. Klik dan booking sekarang!
Jika dibandingkan dengan jenis penyakit kelamin yang lainnya, maka penyakit klamidia menjadi penyakit kelamin yang paling berbahaya dan mudah menyebar. Penyakit tersebut dapat menular melalui cairan yang sudah keluar dari alat vital atau alat kelamin yang terinfeksi oleh penyakit klamidia.
Melalui bakteri yang telah menyebar dari kontak seks inilah yang akan memberikan penyebaran lebih cepat.
Banyak wanita tidak mengetahui adanya serangan penyakit klamidia. Hal ini dikarenakan penyakit ini tidak memberikan tanda maupun gejala-gejala seperti penyakit kelamin pada umumnya.
Melihat hal ini, bagi wanita yang aktif melakukan hubungan seks, sangat disarankan bagi Anda untuk lebih rutin melakukan pemeriksaan kepada dokter. Paling tidak setahun sekali. ada serangkaian tes yang bisa dilakukan oleh dokter untuk mengetahui adanya penyakit klamidia.
Ciri Klamidia
Meskipun tidak memiliki gejala pasti, namun orang yang terserang oleh penyakit klamidia akan mengalami beberapa perubahan fisik seperti yang ada di bawah berikut ini:
Booking Klinik STD via HonestDocs
Dapatkan diskon hingga 70% paket std hanya dari HonestDocs. Klik dan booking sekarang!
- Wanita akan lebih sering mengalami keputihan yang berlebihan, baik itu keputihan secara normal maupun tidak normal.
- Ketika buang air kecil merasakan nyeri dan sakit pada bagian vagina.
- Vagina akan mengalami rasa nyeri dan sakit di bagian perut paling bawah ketika sedang berhubungan seksual.
- Ketika menstruasi, produksi darah cenderung lebih banyak, atau sering kali disebut sebagai pendarahan.
- Badan sering kali merasakan sakit kepala, nyeri otot dan demam.
Apabila Anda mengalami beberapa tanda atau gejala yang ada di atas, maka Anda jangan membiarkannya begitu saja. Anda harus segera melakukan pengobatan untuk menyembuhkan penyakit seksual klamidia.
Apabila penyakit klamidia tidak diobati, maka dapat menyebabkan infeksi pada bagian uretra dan terjadi peradangan yang menimbulkan rasa nyeri dan bengkak akibat adanya infeksi yang terjadi pada bagian serviks.
Jika Anda tetap membiarkan penyakit klamidia berkembang di tubuh, meskipun Anda sudah mengetahui keberadaan penyakit klamidia menyerang Anda, maka Anda akan mengalami penyakit infeksi yang lebih parah di dalam uterus, penyakit radang panggul, saluran tuba dan juga rahim.
Kesuburan maupun kehamilan tubuh Anda akan terganggu akibat adanya serangan penyakit ini.
Pemeriksaan penyakit klamidia di awal dapat dilakukan dengan melakukan pengujian pemeriksaan pada bagian urine Anda. Dokter nantinya akan memberikan resep antibiotik yang dapat menyembuhkan serangan infeksi dalam 7 hingga 10 hari.
Anda tidak diperbolehkan melakukan hubungan seks ketika dalam masa pengobatan. Selain melakukan pengobatan klamidia secara rutin, Anda pun juga bisa melakukan cara lain agar bisa melakukan pencegahan penyebaran penyakit klamidia.
Pencegahan penyakit klamidia dapat dilakukan dengan menjaga kesetiaan pada satu pasangan saja. Anda pun juga harus membersihkan bagian vagina Anda secara rutin, baik itu dengan menggunakan air hangat maupun dengan menggunakan produk kewanitaan.
Apabila Anda ingin menggunakan produk kewanitaan, maka Anda dapat menggunakan produk kewanitaan yang mengandung bahan povidone-iodine. Kandungan inilah yang dapat mencegah adanya infeksi vagina, termasuk ketika Anda sedang mengalami menstruasi.
Ada baiknya jika Anda mencegah penyakit klamidia daripada harus mengobatinya. Selain menjaga kebersihan vagina dan setia pada satu pasangan, Anda pun harus selalu menggunakan kondom setiap kali Anda melakukan hubungan badan.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.