Pentoxifylline adalah obat yang digunakan untuk mengatasi gangguan peredaran darah di tangan atau kaki. Biasanya, obat ini diandalkan untuk mengurangi nyeri otot atau kram selama olahraga yang terjadi dengan klaudikasio intermiten.
Pentoxifylline termasuk agen hermorheologi. Obat ini bekerja dengan mengurangi viskositas (ketebalan) darah, sehingga aliran darah jadi lebih lancar dan mampu melewati arteri yang sudah menyempit.
Dengan demikian, jumlah oksigen dalam tubuh akan meningkat dan bisa digunakan secara maksimal, termasuk saat berolahraga. Anda pun bisa berjalan dengan jarak dan durasi yang lebih panjang.
Mengenai Pentoxifylline
Golongan
Resep dokter
Kemasan
Tablet
Kandungan
Pentoxifylline
Manfaat Pentoxifylline
Pentoxifylline dapat digunakan untuk mengatasi kondisi-kondisi berikut:
- Gangguan peredaran darah di tangan atau kaki;
- Luka di kaki;
- Stroke;
- Penyakit ketinggian (high altitude sickness);
- Gangguan pada mata atau telinga;
- Penyakit sel sabit;
- Neuropati diabetik.
Kontraindikasi
- Alergi terhadap pentoksifilin atau teofilin;
- Alergi teh, kopi, atau produk lainnya yang mengandung kafein.
Efek samping Pentoxifylline
Sama seperti obat pada umumnya, penggunaan pentoxifylline dapat menimbulkan efek samping. Akan tetapi, reaksinya bisa jadi berbeda-beda, tergantung dari dosis obat, usia, dan daya tahan tubuh masing-masing orang.
Sejumlah efek samping pentoxifylline yang mungkin terjadi antara lain:
- Mual;
- Muntah;
- Perut bergas;
- Sendawa;
- Pusing;
- Sakit kepala.
Reaksi alergi yang serius cukup jarang terjadi. Namun, waspadai jika muncul gejala alergi parah (anafilaktik) seperti:
- Ruam;
- Gatal atau bengkak (terutama di wajah, lidah, atau tenggorokan);
- Pusing parah;
- Kesulitan bernapas.
Bila itu terjadi, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Dosis Pentoxifylline
Dosis pentoxifylline bisa jadi berbeda-beda pada setiap orang. Hal ini tergantung dari usia, jenis kelamin, tingkat keparahan penyakit, dan kebutuhan masing-masing orang.
Pentoksifilin dapat diminum 2-3 x sehari 400 mg atau sesuai resep dokter. Anda dapat mengonsumsinya bersamaan dengan makanan agar terasa nyaman di lambung.
Telan obat secara utuh, jangan dikunyah atau dihancurkan. Mengunyah atau menghancurkan obat tanpa anjuran dokter justru dapat meningkatkan risiko efek samping yang bisa membahayakan.
Anda juga tidak disarankan untuk membagi obat menjadi 2 bagian, kecuali jika ada garis pembagi pada permukaan obat dan memang dianjurkan oleh dokter. Ingat, obat tetap harus ditelan utuh, bukan dikunyah atau dihancurkan.
Perubahan positif pada kondisi kesehatan Anda biasanya mulai terlihat setelah 2-4 minggu pengobatan, namun ada juga yang membutuhkan waktu 8 minggu. Bila gejala tak juga membaik lebih dari jangka waktu tersebut, segera konsultasikan ke dokter.
Interaksi Pentoxifylline
Potensi interaksi obat terjadi ketika digunakan bersamaan dengan obat lain, sehingga dapat mengubah cara kerja obat. Sebagai akibatnya, obat tidak dapat bekerja dengan maksimal atau bahkan menimbulkan racun yang membahayakan tubuh.
Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui obat apa saja yang sedang Anda konsumsi dan beri tahukan pada dokter. Jenis obat yang dapat berinteraksi dengan pentoxifylline adalah sebagai berikut:
- Clopidogrel;
- Obat NSAID, seperti ibuprofen, naproxen, atau ketorolac;
- Obat pengencer darah, seperti warfarin atau dabigatran.
Perhatian
Hal-hal yang harus diperhatikan selama menggunakan pentoxifylline adalah sebagai berikut:
- Beri tahukan dokter jika Anda memiliki riwayat alergi obat atau penyakit tertentu, terutama stroke, perdarahan di mata, gangguan ginjal atau hati, riwayat operasi besar, dan luka di lambung;
- Sampaikan pada dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat, suplemen, maupun herbal apa pun;
- Konsultasikan dulu dengan dokter sebelum menggunakan pentoxifylline saat hamil atau merencanakan kehamilan, maupun sedang menyusui;
- Hindari mengemudi atau menjalankan mesin berat setelah minum pentoksifilin sebab obat ini dapat menyebabkan pusing;
- Jangan berhenti menggunakan obat tanpa sepengetahuan dokter. Alih-alih menyembuhkan, hal ini malah bisa memicu reaksi efek samping dan memperparah kondisi Anda.
Artikel terkait: