Dalam kurun waktu tahun 2010-2015 diperkirakan masih terdapat 23.164 kasus campak di Indonesia. Jumlah ini diperkirakan masih rendah dibanding angka sebenarnya di lapangan.
WHO mengindikasikan sekitar 30 juta kasus campak dengan angka kematian diperkirakan mencapai 700.000 setiap tahunnya di negara berkembang. Selain itu, campak juga dikaitkan dengan masalah jangka panjang yaitu kebutaan (terutama di Afrika), penyakit paru kronik, malnutrisi, gangguan pertumbuhan, dan risiko terkena infeksi berulang. Oleh karena itu, penting bagi penderita campak untuk mendapat pengobatan yang tepat.
Penatalaksanaan campak berdasarkan ada tidaknya komplikasi
Campak dengan komplikasi berat
Anak dengan tanda campak disertai salah satu dari gejala dan tanda bahaya berikut:
- Kesadaran menurun dan kejang (ensefalitis)
- Nafas cepat dan sesak disertai adanya tarikan/cekungan di dada (pneumonia)
- Dehidrasi berat karena diare yang ditandai dengan anak tampak lemah, tidak respon atau tidak sadar, mata tampak cowong, ubun-ubun besar cekung, kulit tampak berkerut yang apabila dicubit tidak segera kembali ke bentuk semula
- Gizi buruk
- Adanya infeksi pada telinga bagian tengah (otitis media akut)
- Kekeruhan pada kornea
- Luka pada mulut yang dalam atau luas
Penderita dengan campak berat harus menjalani rawat inap di rumah sakit. Dikarenakan campak adalah penyakit yang infeksius makan pasien harus ditempatkan di ruang isolasi
Campak tanpa komplikasi
Campak dikategorikan tanpa komplikasi apabila tidak ditemukan gejala atau tanda yang ada pada campak dengan komplikasi berat. Pasien campak tanpa komplikasi dapat dirawat di rumah.
Pengobatan campak
Pengobatan secara umum
Pengobatan secara umum prinsipnya adalah memberikan vitamin A, memberi perawatan penunjang seperti antipiretik (parasetamol) dan nutrisi serta minum sesuai kebutuhan anak, mengobati semua komplikasi secara bersamaan, dan mengobati sesegera mungkin lesi atau kerusakan pada mata.
Pengobatan khusus sesuai komplikasi
Pneumonia
Untuk campak dengan komplikasi pneumonia, pasien harus mendapatkan antibiotik. Antibiotik yang banyak digunakan contohnya adalah golongan ampisilin/ amoksisilin. Pada kondisi klinis yang berat, antibiotik bisa diberikan kombinasi ampisilin-kloramfenikol atau ampisilin-gentamisin.
Oksigen dan obat-obatan bronkodilator diberikan untuk mengatasi kesulitan bernafas. Pada kondisi yang berat dimana pasien tidak mampu lagi untuk mengambil oksigen yang cukup maka perlu dipasang alat bantu nafas (ventilator).
Infeksi telinga
Penderita campak dengan infeksi telinga berupa otitis media akut perlu mendapat antibiotik. Antibiotik yang bisa diberikan adalah amoksisilin atau kotrimoksazol. Jika ada nanah mengalir dari dalam telinga, bisa dikeringkan menggunakan wicking (sumbu dari kain atau tisu kering yang diputar lancip). Telinga bisa dibersihkan 3 kali sehari hingga tidak ada lagi nanah yang keluar.
Jika keadaan anak memburuk, yaitu membran timpani menonjol keluar atau terjadi mastoiditis akut, maka penderita akan segera dirujuk ke spesialis THT.
Diare dan dehidrasi
Pada kondisi dehidrasi berat maka pasien harus rawat inap di rumah sakit dan segera mendapat rehidrasi cairan lewat infus. Dokter akan menentukan perlunya pemberian antibiotik atau tidak. Pada disentri maka antibiotik akan diberikan.
Gangguan Mata
Untuk konjungtivitis ringan (yang ditandai dengan mata merah) dengan cairan mata yang jernih, tidak diperlukan pengobatan. Jika mata bernanah, bersihkan mata dengan kain katun yang telah direbus dalam air mendidih atau lap bersih yang direndam dalam air bersih. Dokter akan memberikan salep mata antibiotik yang berisi kloramfenikol/ tetrasiklin.
Luka pada Mulut
Jika ada luka di mulut, bisa dibersihkan menggunakan air bersih yang diberi sedikit garam, minimal 4 kali sehari. Setelah itu bisa diberikan Gentian Violet 0,25% pada luka di mulut. Jika luka di mulut menyebabkan berkurangnya asupan makanan, anak mungkin memerlukan makanan melalui selang lewat hidung (nasogastric tube).
Gizi Buruk
Gizi buruk akan diterapi oleh dokter dan timnya melalui 10 langkah Tatalaksana Anak Gizi Buruk.
Peran Vitamin A pada Pengobatan Campak
Kekurangan vitamin A menyebabkan gangguan pada sel-sel yang bertugas melindungi permukaan paru dan usus. Dengan terganggunya fungsi sel-sel tersebut menyebabkan sulitnya untuk memproteksi dan mengontrol adanya infeksi. Terapi vitamin A menurunkan keparahan dari komplikasi akibat campak dan menurunkan lama waktu rawat inap di rumah sakit.
WHO menyebutkan anak-anak usia dibawah 2 tahun dengan kadar vitamin A yang sangat rendah (5mg/dl) memiliki risiko 2 kali lipat untuk menderita campak berat yang dapat berakhir fatal dibandingkan anak-anak dengan kadar vitamin yang lebih tinggi.
Pada bayi usia kurang dari 6 bulan diberikan vitamin A 50.000 IU segera setelah diagnosis campak ditegakkan. Pada anak usia 6-11 bulan, dosis vitamin A yang diberikan adalah 100.000 IU sedangkan pada anak usia diatas 12 bulan sampai 5 tahun dosis vitamin A yang diberikan adalah 200.000 IU.
Jika penderita mengalami gizi buruk atau menunjukkan gejala pada mata akibat kekurangan vitamin A (xeroftalmia), diberikan vitamin A lagi dengan dosis yang sama keesokan harinya dan diberikan lagi 2-4 minggu setelah dosis kedua.
Selain mencegah kematian yang timbul akibat komplikasi yang berat dari penyakit campak, pengobatan yang tepat mencegah terjadinya gangguan kesehatan jangka panjang.
Penting bagi orang tua untuk mengenali gejala dan tanda bahaya pada anak mereka sehingga penanganan yang tepat dapat segera diberikan. Semoga artikel ini dapat menambah pengetahuan tentang penyakit campak.
Salam Dok mau tanya apakah yg terjadi bila kita cek darah pd masa vaksin campak ataupun hepatitis ? Apakah hasilnya gejala campak / hepatitis Ataupun positif tertular ? terimakasih