Pernahkah Anda mendengar tentang istilah fistula ani? Atau pernahkan Anda mengalami keluarnya darah atau nanah saat Anda buang air besar yang biasanya disertai nyerigt;bengkak disekitar anus? Jika hal ini pernah terjadi pada Anda, maka kemungkinan Anda mengalami fistula ani.
Penyakit yang sering dianggap tidak berbahaya. Tidak jarang banyak yang menderita fistula ani sampai bertahun-tahun. Gejala yang tampak ringan seperti bisul atau luka lecet di bokong membuat fistula ani sering mendapat penanganan yang keliru dan menyebabkan keterlambatan pasien untuk datang konsultasi ke dokter.
Dari pada penasaran tentang apa itu fistula ani, untuk itu pada artikel ini akan membahas lebih lanjut mengenai penyakit tersebut. Selamat membaca.
Apa sih Fistula Ani itu?
Fistula ani merupakan saluran abnormal yang menghubungkan antara dua rongga tubuh. Fistula ani adalah saluran yang menyerupai pipa. Penyakit ini berawal dari dalam anus kemudian menembus ke bokong.
Kondisi ini terbentuk sebagai reaksi dari adanya infeksi kelenjar pada anus yang berkembang menjadi abses anus, di mana terbentuk kantung atau benjolan berisi nanah. Pada fistula ani selalu ditemukan 2 buah muara keluar, sering disebut dengan istilah external opening pada daerah perineum dan internal opening pada daerah anorektal.
Lebih mudah untuk menemukan external opening dibandingkan internal opening apalagi kalau internal opening nya lebih dari satu. Karakteristik dibandingkan penyakit atau gangguan lain yang berada disekitar anus adalah pada fistula ani sering terjadi kekambuhan dan infeksi ulang jika tidak mendapat penanganan yang baik.
Apa sih yang menyebakan terjadinya Fistula Ani?
Fistula ani biasanya disebabkan oleh peradangan pada anus dan lubang anus. Rusaknya hal tersebut kemungkinan karena feces atau BAB yang keras, diare berulang, peradangan akibat tindakan endoskopi dan lain-lain. Fistula lainnya dapat terjadi sekunder karena trauma, penyakit Crohn, fisura ani, karsinoma, terapi radiasi, infeksi virus, tuberculosis, dan infeksi klamidia.
Sembelit juga merupakan salah satu pencetus terjadinya fistula ani, BAB yang keras dan lebih besar menyebabkan peradangan dan retak menjadi lebih buruk pada anus. Nyeri juga dapat mempengaruhi system kemih yang menyebabkan ketidaknyamanan saat buang air kecil.
Apa saja tanda dan gejala-gejala pada Fistula Ani?
Terdapat beberapa tanda dan gejala-gejala pada penderita fistula ani. Awal keluhan biasanya berupa keluarnya cairan yang tidak biasa dari anus, cairan tersebut bisa berupa nanah atau cairan serupa darah, nyeri pada anus, bengkak pada tepi anus yang berulang, iritasi dan gatal pada anus.
Kadang-kadang di dahului dengan keluhan hemoroid atau wasir. Sering mengalami abses anal atau nanah pada anus sebelumnya. External opening pada bokong akan terlihat seperti bintik atau bulatan yang memerah, sering disertai rembesan nanah atau darah disekitarnya.
Pasien sering mengira bintik atau bulatan tersebut, bisul atau luka lecet biasa. Selain gejala-gejala tersebut biasanya penderita dengan fistula ani sering mengalami nyeri pada anus pada saat duduk atau saat batuk. Terkadang bisa juga disertai dengan demam.
Bagaimana cara mengobati penderita dengan Fistula Ani?
Tujuan dari penatalaksanaan fistula ani adalah untuk menyembuhkan fistula dengan sesedikit mungkin tidak melibatkan otot sfingter (otot yang salah satunya mempertahankan kemampuan untuk menahan, menjepit pada anus).
Perencanaan akan bergantung pada lokasi fistula dan kerumitannya, serta kekuatan otot sfingter. Dokter akan merekomendasikan atau menggabungkan terapi antibiotik dan pembedahan. Lama terapi, tergantung dari tipe fistula, berat ringan fistula dan cepat atau lambatnya fistula ditemukan.
Hal lain adalah tergantung dari ada atau tidaknya penyakit penyerta serta ada tidaknya penyakit anorektal lainnya yang menyertai. Sebaiknya berkonsultasi dengan spesialis di daerah di mana fistula ditemukan, untuk merencanakan pengaturan perawatan yang terbaik.
Fistula Ani jangan di biarkan terlalu lama. Apabila dibiarkan penyakit ini bisa berakibat fatal (bisa menyebabkan kanker lubang dubur, dan penyakit sejenisnya).
Jika Anda mengalami gejala dan tanda-tanda seperti yang telah dijelaskan diatas atau terjadi kekambuhan setelah melakukan pengobatan, segera periksalah ke dokter bedah untuk mengetahui diagnosis dan penanganan yang lebih jelas.
Malam dok, saya mau tanya kalau gejala penyakit jantung rematik apa saja ya? apa bisa didiagnosa dengan anamnesa, jika bisa, berapa persen tingkat keakuratannya terhadap kemungkinan menderitanya?