Apakah Penyakit Krabbe itu?
Penyakit krabbe adalah salah satu jenis penyakit langka berupa kelainan pada sistem saraf pusat dan perifer. Penyakit Krabbe juga dikenal sebagai Leukodystrophy dan Lysosomal Storage Disorder (LSD).
Krabbe adalah satu dari lebih dari 50 Leukodystrophies yang dikenal dan merupakan kelainan saraf secara progresif yang dapat mempengaruhi myelin pada otak.
Mengenai Penyakit Krabbe
Penyakit krabbe merupakan penyakit genetik yang diturunkan dan cukup mematikan. Penyakit trabbe tidak mampu menciptakan atau mengalami kekurangan enzim yang disebut Galactosylceramidase (GALC) yang dibutuhkan tubuh untuk membuat myelin. Myelin sendiri merupakan zat yang digunakan tubuh untuk mengelilingi dan melindungi serat saraf. Tanpa perlindungan ini, sel pada otak akan mati dan saraf pada otak dan sistem saraf lainnya tidak akan berfungsi dengan baik.
Penyakit Krabbe terjadi pada sel lisosom yang tidak berfungsi dengan baik. Pada orang yang sehat, enzim ini memecahkan material yang ada di lisosom, namun jika tubuh tidak menghasilkan cukup enzim spesifik, seperti GALC maka dapat menyebabkan racun berbahaya menumpuk dalam tubuh.
Keracunan pada otak disebabkan ketika terlalu sedikit GALC yang diproduksi dan mengarah ke demielinasi. Kerusakan selubung myelin dapat mengganggu sinyal yang dikirim dan diterima dari sistem saraf pusat dan perifer yang mengakibatkan perkembangan penyakit.
Penyebab Penyakit Krabbe
Penyakit Krabbe yang merupakan kelainan genetik atau bawaan dari orang tua, disebabkan oleh mutasi genetik di mana terjadi perubahan permanen dalam urutan DNA untuk membentuk gen tertentu. Gen abnormal ini baru dapat diturunkan ke anak ketika kedua orangtuanya mewarisi penyakit tersebut.
Tetapi penyebab utama penyakit krabbe adalah mutasi genetik. Gen abnormal akan mengalami kekurangan enzim galactosylceramidase (GALC) akan sulit memproduksi dan memelihara myelin. Penderita penyakit krabbe yang tidak memiliki galactosylceramidase menyebabkan zat galactolopid akan menumpuk pada otak. Galaktolipid sendiri disimpan oeh sel globoid, sehingga penyakit krabbe kadang juga disebut leukodistrofi sel globoid.
Gejala Penyakit Krabbe
Penyakit krabbe biasanya muncul pada bayi dengan usia 2-5 bulan pertama kehidupan dengan kondisi yang dimulai secara bertahap. Jika penyakit krabbe terjadi lebih awal maka semakin cepat pula penyakit akan berkembang. Bayi penderita krabbe biasanya memiliki gejala yang lebih berat dibandingkan mereka yang baru menderita penyakit krabbe di usia lanjutan.
Gejala awal penyakit krabbe pada bayi
Tanda dan gejala umum pada awal perjalanan penyakit krabbe meliputi:
- Kesulitan makan
- Mudah menangis
- Demam tanpa tanda infeksi
- Penurunan respon tubuh
- Kejang otot
- Kehilangan kontrol kepala
- Sering muntah
Seiring perkembangan penyakit, tanda dan gejala menjadi lebih parah sehingga dapat menimbulkan kondisi sebagai berikut:
- Kejang
- Penurunan perkembangan (fungsi mental dan motorik)
- Kehilangan pendengaran dan penglihatan secara progresif
- Otot kaku dan menyempit
- Kehilangan kemampuan untuk menelan dan bernapas secara progresif
Anak-anak yang lebih tua seperti pada Krabbe Infantil Later Onset dan orang dewasa Ketika penyakit Krabbe berkembang kemudian di masa kanak-kanak atau selama dewasa, tanda dan gejala dapat sangat bervariasi.
Gejala penyakit krabbe pada anak usia lanjutan meliputi:
- Hilangnya penglihatan secara progresif (kebutaan)
- Kesulitan berjalan (ataksia)
- Penurunan keterampilan berpikir
- Kehilangan koordinasi tangan
- Kelemahan otot atau otot kaku
Jenis dan Komplikasi Penyakit Krabbe
Terdapat dua jenis penyakit krabbe, yaitu:
- Penyakit Krabbe dengan onset dini terjadi pada bulan-bulan pertama setelah kelahiran biasanya sebelum bayi mencapai usia 6 bulan
- Penyakit Krabbe dengan onset lambat terjadi pada masa anak-anak atau pada remaja awal
Penyakit Krabbe sebenarnya sangat jarang terjadi. Seorang anak memiliki kemungkinan 1 dari 4 untuk mengembangkan kelainan Sindrom Hurter jika kedua orang tua sama-sama memiliki gen yang rusak.
Diagnosis Penyakit Krabbe
Sebelum memberikan diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mengetahui gejala awal yang terjadi. Pengambilan sampel darah atau biopsi jaringan kulit akan dianalisa di laboratorium. Analisa dilakukan dengan menguji aktivitas enzim GALC dalam sampel. Jika tingkat aktivitas GALC sangat rendah maka ada kemungkinan pasien tersebut menderita penyakit Krabbe.
Tes lain juga dapat digunakan untuk mendiagnosis penyakit Krabbe antara lain:
- MRI otak untuk mencari kelainan abnormal
- Studi konduksi saraf untuk mengukur kecepatan impuls listrik yang dikirim melalui sistem saraf
- Pemeriksaan mata untuk mencari tanda kerusakan saraf optik
- Uji genetik untuk mendeteksi cacat genetik penyebab penyakit krabbe
Pencegahan Penyakit Krabbe
Belum ada metode yang tepat terhadap pencegahan penyakit Krabbe yang diketahui. Kondisi penyakit krabbe dapat diketahui melalui riwayat keluarga yang juga memiliki penyakit Krabbe serta pengujian genetik dapat dilakukan untuk menentukan apakah dia membawa gen yang bermutasi atau tidak.
Tes DNA prenatal dapat dilakukan jika ada riwayat keluarga dengan penyakit Krabbe. Namun, ada risiko kesehatan yang terkait dengan tes prenatal, termasuk keguguran. Oleh karena itu, pasien harus mendiskusikan risiko dan manfaat kesehatan potensial dengan dokter. Dokter ahli dalam bidang genetika ini dapat membantu pasien memahami risiko memiliki anak dengan penyakit Krabbe. Mereka juga dapat menjelaskan adanya potensi risiko dan manfaat pada fungsi gen.
Pengobatan Penyakit Krabbe
Hingga saat ini belum ada pengobatan yang dapat menghentikan perkembangan mutasi dari penyakit krabbe. Maka dari itu, pemberian terapi ditujukan pada pengelolaan gejala dan perawatan suportif serta Intervensi yang mencakup beberapa hal berikut:
- Obat antikonvulsan untuk mengatasi kejang
- Obat-obatan untuk mengurangi kelenturan dan iritabilitas otot (obat penenang otot untuk meringankan kejang otot)
- Terapi fisik untuk meminimalkan kerusakan otot
- Terapi okupasi untuk mencapai kemandirian sebaik mungkin dengan kegiatan sehari-hari
- Prosedur transplantasi sumsum tulang dan transplantasi darah tali pusat
Hematopoetic Stem Cell Transplantation
Salah satu jenis perawatan medis yang telah terbukti memiliki beberapa efek adalah Hematopoetic Stem Cell Transplantation (HSCT). Selama prosedur transplantasi ini, seseorang dengan penyakit Krabbe menerima sel baru dari orang yang sehat. Sel-sel baru ini mampu membuat enzim GALC pada tubuh pasien yang tidak dapat membuat enzim GALC sendiri.
Metode ini tampaknya bermanfaat dalam kasus onset kemudian atau pada pasien anak-anak yang telah didiagnosis sebelum atau saat lahir. Tetapi jenis transplantasi ini dapat menimbulkan risiko tersendiri.
Hai dok, nama saya Iman suherman…saya sudah pernah hepatitis A sekitar 2th yg lau, nah sekarang ini sepertinya mau kumat lagi, tolong infonya ya dok kira2 saya bisa sembuh total tdk? Thnks