Perlu Anda ketahui, penyakit menular seksual adalah infeksi atau penyakit yang ditularkan melalui hubungan seks baik secara oral, anal, dan vagina. Penyakit kelamin atau infeksi yang ditularkan melalui hubungan seks dapat menyerang alat kelamin dengan atau tanpa gejala dapat muncul dan menyerang mata, mulut, saluran pencernaan, hati, otak, serta organ tubuh lainnya, misalnya HIV/AIDS, Hepatitis B.
Penyakit menular seksual merupakan penyakit yang ditakuti oleh setiap orang. Angka kejadian penyakit ini termasuk tinggi di Indonesia. Kelompok resiko yang rentan terinfeksi tentunya adalah seseorang yang sering “jajan” alias punya kebiasaan perilaku seksual yang tidak sehat atau menyimpang.
Berikut pada artikel ini akan membahas salah satu penyakit menular seksual yaitu Limfogranuloma Venerum. Berikut penjelasannya. Selamat membaca.
Apa sih penyakit Limfogranuloma Venereum itu?
Limfogranuloma venereum termasuk kelompok penyakit kelamin menular yang tersebar luas di seluruh dunia. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis yang dapat menyerang orang laki-laki maupun perempuan.
Bakteri Chlamydia trachomatis ini merupakan bakteri yang hanya tumbuh di dalam sel. Penyakit ini merupakan penyakit endemik di daerah tropis, khususnya di Asia Tenggara, Afrika, India, Amerika Selatan.
Penyakit ini seringkali terjadi pada pasangan homoseksual, terutama sesama pria dan biasanya lebih banyak terjadi pada pria daripada wanita, berusia 20 sampai 40 tahun.
Apa saja tanda dan gejala pada Limfogranuloma Venereum?
Gejala Limfogranuloma venereum bermula dari 1 sampai 4 minggu setelah terinfeksi oleh bakteri, pada penis atau vagina muncul lepuhan kecil berisi cairan yang tidak disertai nyeri. Lepuhan ini berubah menjadi ulkus atau luka terbuka yang segera membaik sehingga seringkali tidak diperhatikan oleh penderitanya.
Kemudian kelenjar getah bening di dalam selangkangan membengkak, memerah, dan menjadi lebih lunak. Peradangan pada kelenjar getah bening ini dapat mengeluarkan nanah atau cairan kemerahan, lalu akan membaik, tetapi biasanya meninggalkan jaringan parut atau kambuh kembali.
Gejala lain juga dapat terjadi seperti:
- Demam
- Nyeri otot
- Sakit kepala
- Kehilangan nafsu makan
- Mual dan muntah
- Nyeri sendi juga mungkin terjadi
Bila penyakit ini tidak segera diobati dan penyakit yang terjadi secara berulang dan berlangsung lama, maka pembuluh getah bening bisa mengalami penyumbatan, sehingga terjadi pembengkakan jaringan.
Pengobatan Penyakit Limfogranuloma Venereum?
- Limfogranuloma Venereum dapat diobati dengan doksisiklin selama 21 hari eritoromisin atau azitromisin. Doksisiklin tidak boleh diberikan pada perempuan hamil atau ibu yang menyusui anaknya.
- Tindakan pembedahan juga dapat dilakukan pada pengobatan penyakit ini. Pemberian pengobatan dengan antibiotik juga dapat dilakukan untuk mengeluarkan nanah abses dengan aspirasi, eksisi striktura rektum, vulvektomi jika terjadi elefantiasis genital.
Tanyakan kembali ke dokter untuk pengobatan yang tepat. Jangan lupa untuk kontrol kembali ke dokter setelah pengobatan, dilakukan pemeriksaan rutin berujuan untuk mengetahui bahwa infeksi telah sembuh.
Pengecekan rutin selama pengobatan dapat berlangsung selama 1-2 minggu bagi penderita Limfogranuloma Venerum tahap awal, dan 3-6 minggu bagi penderita dengan tahap lanjut.
Perlu diingat bahwa baik penderita maupun pasangan hubungan seksualnya harus menghindari hubungan seksual yang tidak aman hingga keduanya selesai menjalani pengobatan.
Pencegahan Penyakit Limfogranuloma Venereum
Pencegahan pada penyakit ini dapat dilakukan dengan tidak melakukan kontak seksual dengan penderita penyakit ini atau penyakit seksual lainnya. Melakukan pemeriksaan rutin terkait risiko Limfogranuloma venerum di klinik atau rumah sakit terdekat untuk memantau adanya Limfogranuloma Venerum terutama di stadium awal.
Untuk mengurangi resiko tertular oleh penyakit ini, sebaiknya menjalani perilaku seksual yang aman dan tidak berganti-ganti pasangan seksual dan menggunakan kondom saat berhubungan seksual.
Limfogranuloma venereum merupakan salah satu penyakit menular seksual yang banyak terjadi di negara-negara yang beriklim panas tidak terkecuali di Indonesia tetapi jarang di negara-negara yang beriklim dingin.
Penyakit ini disebabkan oleh Chlamydia trachomatis. Jika Anda mendapatkan tanda dan gejala seperti yang telah disebutkan diatas, segeralah konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat dan untuk mencegah munculnya komplikasi dari penyakit tersebut.
Hindari berbagai aktivitas seksual yang dapat memicu munculnya penyakit menular seksual.
Hai dok, nama saya Iman suherman…saya sudah pernah hepatitis A sekitar 2th yg lau, nah sekarang ini sepertinya mau kumat lagi, tolong infonya ya dok kira2 saya bisa sembuh total tdk? Thnks