Ada berbagai penyebab mengapa perut mengalami kram setelah berhubungan intim.
Salah satunya karena kondisi medis yang disebut dispareunia.
Dispareunia merupakan nyeri yang timbul sebelum, selama, atau sesudah berhubungan intim. Kram perut akibat dispareunia ini sering dirasakan pada area vagina, labia, serta panggul.
Selain dispareunia, infeksi PMS seperti gonore, klamidia, maupun herpes kelamin juga sering menimbulkan nyeri, khususnya di area sekitar vagina. Penyebab nyeri vagina lain pasca berhubungan intim adalah karena:
- Menopause
- Vaginismus (kontraksi vagina yang menimbulkan nyeri ketika berhubungan intim)
- Iritasi di daerah kemaluan
Penyebab Kram Perut Setelah Berhubungan Seks
Lain halnya dengan kram yang timbul di sekitar panggul atau setelah berhubungan intim. Kondisi ini dapat dipicu oleh berbagai faktor, misalnya seperti:
Kehamilan
Ada alasan mengapa bumil sering merasakan kram perut pasca berhubungan intim. Hal ini dikarenakan orgasme membuat rahim berkontraksi sehingga menyebabkan kram.
Gejala ini rata-rata dialami oleh ibu hamil yang usia kehamilan sudah mencapai trimester ketiga. Cara mengatasi kram perut setelah berhubungan seks akibat kehamilan adalah dengan istirahat beberapa menit hingga kramnya mereda.
Efek penggunaan kontrasepsi
Alat kontrasepsi seperti IUD atau KB Spiral memang dapat menimbulkan sensasi kram perut selama beberapa minggu setelah proses pemasangan. Walau begitu, aktivitas seksual biasanya membuat efek tersebut lebih terasa. Oleh sebab itu, segera hubungi dokter bila kram perutnya tak kunjung hilang meski sudah lewat beberapa minggu.
Penyakit radang panggul
Penyakit radang panggul muncul bila organ reproduksi bagian atas, dalam hal ini rahim, tuba falopi, serta ovarium, mengalami radang akibat infeksi. Gejala radang panggul yang paling umum antara lain:
- Nyeri di panggul atau perut bawah
- Rasanya tidak nyaman atau bahkan sakit saat berhubungan intim
- Keluar darah dari vagina setelah berhubungan seks
- Nyeri ketika buang air kecil
- Nyeri saat haid
- Pendarahan berlebihan ketika menstruasi
- Keputihan abnormal - keluar cairan vagina berwarna kuning atau hijau
- Dapat juga disertai demam, mual serta muntah bila kondisinya parah
Fibroid atau miom
Miom merupakan jaringan non-kanker yang berkembang di dalam atau sekitar rahim. Tumbuhnya miom di dekat vagina atau leher rahim juga dapat menyebabkan kram perut setelah berhubungan seks. Selain itu, gejala seseorang mengalami fibroid lainnya adalah:
- Nyeri haid
- Pendarahan berlebih saat menstruasi
- Nyeri punggung bawah
- Meningkatnya frekuensi buang air kecil
- Sembelit
- Nyeri perut
Endometriosis
Endometriosis merupakan kondisi tumbuhnya jaringan di luar rahim, padahal jaringan tersebut seharusnya melapisi sisi dalam rahim. Gejala endometriosis rata-rata berupa:
- Kram perut
- Pendarahan berlebih ketika datang bulan
- Gangguan kesuburan sehingga sulit hamil
Infeksi saluran kemih (ISK)
Dibanding pria, wanita lebih sering mengalami infeksi saluran kemih. Gejala ISK yang paling umum antara lain:
- Nyeri ketika buang air kecil
- Rasanya ingin pipis terus
- Nyeri selama atau sesudah berhubungan seks
- Demam
- Kesulitan menahan pipis
Penyebab lainnya
Selain beberapa kondisi tadi, beberapa hal berikut juga dapat menjadi penyebab kram perut setelah berhubungan intim lainnya:
- Kista ovarium
- Kehamilan ektopik (di luar rahim)
- Adanya luka atau infeksi pada leher rahim
- Terlalu cepat berhubungan intim padahal baru menjalani operasi atau melahirkan
Cara Mengatasi Kram Perut Setelah Berhubungan Seks
Pada umumnya, kram perut usai berhubungan intim tidak perlu terlalu dikhawatirkan, kecuali jika itu disebabkan oleh salah satu penyakit di atas. Untuk ini, Anda memang harus segera memeriksakan diri ke dokter, apalagi kalau sensasi kram perutnya sangat mengganggu kehidupan seksual dan aktivitas sehari-hari.
Namun bila kram perut setelah berhubungan seks bukan disebabkan penyakit, cobalah terapkan beberapa cara sederhana berikut ini:
- Mengonsumsi obat pereda rasa sakit seperti paracetamol - lakukan hanya jika intensitas nyerinya cukup hebat.
- Menggunakan kompres atau mandi air hangat supaya sirkulasi darah kembali lancar.
- Latihan relaksasi seperti yoga atau meditasi.
- Minum suplemen yang kaya vitamin E, B1, B6, magnesium, serta asam lemak omega-3 untuk membantu meredakan otot tegang sehingga kram berkurang. Untuk metode satu ini, masih perlu diteliti lebih lanjut.
- Terakhir, terapkan pola hidup sehat, termasuk tidak merokok atau mengonsumsi alkohol.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.