Mata silinder dalam istilah medis disebut sebagai astigmatisma. Istilah ini mengacu pada kondisi mata yang memiliki penglihatan kabur dan berbayang akibat bentuk kornea atau lensa dengan kelengkungan yang tidak sempurna. Apa penyebab mata silinder dan kenapa ini bisa terjadi?
Penderita mata silinder umumnya hanya mengenai salah satu mata saja, kondisi ini dapat dialami oleh siapa saja pada semua usia, namun kecendrungan paling banyak pada usia remaja dan ketika memasuki usia dewasa muda tingkat minus dari lensa silinder dapat menurun atau justru meningkat, tergantung dari pemeliharaan kesehatan mata dan bertambahnya usia.
Ketahui 4 Faktor Penyebab Mata Silinder
Tahukah Anda, bahwa mata kita memiliki beberapa bagian yang berperan penting agar mata bisa melihat dengan baik. Salah satunya adalah sistem optik mata yang terdiri dari kornea dan lensa. Keduanya berperan dalam membuat cahaya yang masuk terfokus membentuk gambar yang sempurna di retina.
Lapisan kornea mata memiliki karakteristik yaitu membentuk multi lengkungan yang tersusun secara sistematik dan terdiri atas jaringan kolagen yang mempunyai indeks bias cahaya yang cukup tinggi. Sedangkan karakteristik alamiah lensa mata adalah bentuk lensa mata yang cembung dan dapat berubah sesuai kebutuhan pembiasan cahaya yang diterima yang disebut dengan akomodasi mata.
Pada penderita mata silinder, kornea dan atau lensa mata mengalami ketidaksempurnaan bentuk sehingga cahaya yang masuk dari kornea tidak difokuskan pada satu titik di retina akibatnya membuat penglihatan menjadi kabur.
Hal-hal yang bisa menyebabkan ketidaksempurnaan ini, kemudian kita identifikasi sebagai faktor penyebab mata silinder, antara lain:
# Faktor Keturunan
Merupakan salah satu penyebab utama timbulnya suatu jenis penyakit, termasuk mata silinder ini. Penelitian yang telah dilakukan menyebutkan bahwa kebanyakan penderita mata silinder memiliki faktor keturunan pada keluarganya yang pernah atau sedang menggunakan kacamata silinder.
Radiasi cahaya
Kebiasaan buruk sering menggunakan mata melebihi kemampuannya, yaitu dengan memaksa mata untuk tetap aktif melihat padahal mata anda telah memberi suatu respon untuk beristirahat, dapat menjadi penyebab awal mata silinder, terutama akibat radiasi cahaya yang ditimbulkan dari sinar radiasi TV, cahaya monitor komputer. Penyebab mata silinder lainnya yang sering tidak disadari antara lain; membaca dalam pencahayaan yang lebih atau kurang terang, membaca sambil tiduran, ataupun waktu istirahat mata yang kurang akibat sering begadang.
# Penyakit mata tertentu
Beberapa penyakit tertentu yang dapat menimbulkan pembengkakan, penipisan atau perubahan bentuk pada kornea seperti, Keratoconus / kornea yang membentuk kerucut, Infeksi yang mengakibatkan jaringan parut pada kornea, Ptosis atau kelopak mata yang menggantung, sering bisulan di sekitar area kelopak mata, pasca operasi mata, pasca trauma dari suatu kecelakaan yang mengenai mata dapat menjadi penyebab mata silinder.
# Kekurangan asupan vitamin penting
Vitamin sangat dibutuhkan oleh tubuh, termasuk indera penglihatan kita. Mata sebagai salah satu indera tubuh yang sangat penting memerlukan vitamin A untuk menjaga kesehatannya. Selain itu asupan nutrisi, protein dan lemak yang seimbang juga tidak kalah penting bagi kornea mata.
Ini Gejala yang ditimbulkan...
Seseorang yang memiliki mata silinder pada kornea ataupun lensa mata, maka sinar sejajar yang masuk ke dalam mata tidak dapat dibiaskan dengan kekuatan yang sama pada seluruh bidang pembiasan, sehingga fokus benda pada retina tidak pada satu titik. Akibatnya objek yang terlihat akan membentuk sebuah lengkungan bahkan terlihat sebagai bentuk yang berbeda, baik yang dilihat pada jarak dekat ataupun jarak jauh. Sebagai contoh apabila melihat huruf : O, C, D, G akan terbaca seperti angka : 3, 8, 6, 0.
Selain hal tersebut tanda dan gejala umum lainnya adalah penglihatan kabur atau berbayang. Penderitanya menjadi sering memicingkan mata pada saat melihat jauh maupun dekat, mengeluh kesulitan membaca tulisan yang kecil, bahkan sakit kepala, mata tegang, dan lelah setelah membaca atau menggunakan komputer. Oleh karena itu mata silinder termasuk penyakit mata yang sangat mengganggu.
penglihatan mata normal vs mata silinder (berbayang)
Pada mata silinder yang ringan, gangguan penglihatan mungkin tidak tampak secara nyata, begitu juga pada anak-anak, bahkan kemungkinan besar mereka tidak akan menyadarinya. Hal ini terjadi karena anak memiliki daya akomodasi mata yang kuat dan pengetahuan mereka mengenai suatu benda juga masih kurang.
Bagaimana Pengobatan Mata Silinder?
Penderita mata silinder yang tidak segera diobati akan sering mengeluhkan sakit kepala dan kelelahan mata akibat penglihatannya yang semakin menurun dan kabur saat melihat benda yang berada dalam jarak dekat maupun jauh. Beberapa cara berikut bisa dilakukan untuk memperbaiki penglihatan yang terganggu akibat mata silinder.
1. Memakai kacamata
Memakai kacamata yang menggunakan lensa yang didesain khusus merupakan cara paling mudah untuk mengoreksi penglihatan kabur atau berbayang akibat mata silinder.
2. Memakai lensa kontak
Pada prinsipnya penggunaan lensa kontak sama seperti menggunakan kacamata. Pemilihan antara menggunakan kacamata atau lensa kontak tergantung pada selera penderita. Agar tidak salah pilih, sebelumnya haru berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter spesialis mata.
Melalui prosedur ini, bentuk kornea dapat diubah menjadi lebih baik dengan menggunakan laser. Operasi dilakukan dengan membuka lapisan permukaan kornea (flap) menggunakan alat khusus yang disebut keratom, kemudian laser digunakan untuk mengubah bentuk lapisan kornea di bawah lapisan yang dibuka tadi, setelah selesai Flap ditutup kembali.
4. Operasi LASEK
Prosedur ini hampir sama dengan LASIK, namun flap dibuat lebih tipis, yaitu hanya setebal lapisan epitel.
Apabila anda mempunyai penyakit mata silinder dan ingin memperbaikinya, segera konsultasi dengan dokter spesialis mata untuk menentukan prosedur terapi mana yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan anda.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.