Penyakit meningitis tidak memandang usia dan jenis kelamin, sehingga bisa menyerang siapapun baik pria maupun wanita, tua maupun muda. Penyakit ini cukup sulit dideteksi di awal karena gejalanya menyerupai gejala flu pada umumnya, sehingga sering kali terlewatkan. Apa penyebab meningitis dan apa bahayanya bagi kesehatan? Berikut ulasan lengkapnya.
Sekilas tentang meningitis
Meningitis adalah penyakit akibat adanya peradangan pada meningen, yaitu lapisan pelindung otak dan saraf tulang belakang. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari infeksi bakteri, jamur, dan parasit. Ketika sistem imun tubuh menurun, maka tubuh akan lebih mudah terinfeksi mikroorganisme penyebab meningitis.
Penyakit meningitis harus ditangani dengan tepat, karena jika tidak maka akan sangat berbahaya untuk tubuh. Bahkan, meningitis juga dapat menyebabkan komplikasi penyakit lain yang cukup berbahaya bila tak segera diatasi.
Baca juga: Mewaspadai Berbagai Gejala Meningitis Awal Sejak Dini
Penyebab meningitis berdasarkan tipenya
Berdasarkan hal yang menyebabkan meningitis, penyakit ini dibedakan menjadi beberapa tipe. Berikut ini ialah tipe meningitis berdasarkan penyebabnya, antara lain:
1. Meningitis bakterialis
Seperti namanya, meningitis ini disebabkan oleh infeksi bakteri yang bisa menular dari satu orang ke orang lain. Salah satu bakteri penyebab meningitis bakterialis adalah Streptococcus pneumoniae, biasanya terdapat pada saluran pernapasan, hidung, dan sinus.
Ada juga bakteri Neisseria meningitis yang dapat menyebar melalui air liur dan lendir saluran pernapasan. Bakteri yang terdapat pada makanan seperti melon, keju, hingga sayuran mentah yakni Listeria monocytogeneses juga bisa menyebabkan seseorang mengalami meningitis.
2. Meningitis virus
Selain disebabkan oleh bakteri, penyebab meningitis juga bisa karena penyebaran virus. Namun, meningitis yang disebabkan oleh virus ini cenderung ringan dan tidak dapat berbahaya.
Penyebaran meningitis virus cenderung lebih mudah dibandingkan dengan meningitis bakteri. Virus yang dapat menyebabkan meningitis diantaranya ialah coltivirus, West Nile, serta HIV.
3. Meningitis jamur
Orang yang sistem imunnya lemah biasanya lebih rentan terkena meningitis jamur. Hal ini termasuk juga bagi para penderita kanker maupun AIDS. Jamur yang umumnya bisa menyebabkan meningitis di antaranya ialah Histoplasma, coccidioides, dan blasstomyces.
Cara mendiagnosis meningitis
Dokter akan melakukan berbagai tes untuk memastikan apakah seseorang mengalami meningitis atau tidak. Diagnosis meningitis ini juga bisa dilakukan untuk memastikan penyebab meningitis yang dialami pasien.
Sejumlah pemeriksaan yang dapat dilakukan oleh dokter antara lain:
1. MRI dan CT scan
Dokter biasanya akan melakukan CT Scan dan MRI untuk mengetahui apakah ada pembengkakan di dalam tubuh pasien.
2. Tes darah
Tes darah dilakukan untuk melihat apakah ada mikroorganisme berbahaya dalam darah. Dokter akan mengambil sampel darah pasien, lalu dibawa ke laboratorium untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Guna pemeriksaan awal, biasanya dokter akan melakukan tes sederhana dengan menggunakan gelas. Dokter akan menekan gelas ke area kulit yang ruma. Jika ruam tidak kembali ke bentuk semula, maka pasien dicurigai mengalami meningitis.
Komplikasi meningitis
Penyakit meningitis bukanlah penyakit sepele, sehingga harus segera diatasi. Semakin lama dibiarkan, maka penyakit ini bisa memicu komplikasi yang lebih berbahaya.
Berbagai komplikasi meningitis di antaranya:
- Sulit berkonsentrasi
- Kejang-kejang
- Kehilangan penglihatan
- Migrain
- Gangguan ingatan
- Gagal ginjal
- Syok
- Kerusakan otak
- Hidrosefalus
- Radang sendi
Baca selengkapnya: Waspadai Komplikasi Mengitis yang Dibiarkan Tanpa Penanganan
Setelah pasien dipastikan mengalami meningitis, maka pengobatan akan dilakukan sesuai dengan penyebab meningitis itu sendiri. Yang terpenting, selalu jaga pola hidup Anda lebih sehat dan bersih untuk meminimalisir risiko terkena penyebab meningitis.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.