Penyebab Nyeri Punggung Setelah Berolahraga dan Tips Untuk Mengatasinya

Tidak mungkin untuk mencegah semua penyebab nyeri punggung akibat berolahraga. Tetapi ada beberapa langkah mudah yang dapat dilakukan oleh seseorang untuk menghindari beberapa penyebab yang dapat menyebabkan nyeri punggung setelah berolahraga.
Dipublish tanggal: Jul 13, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 3 menit
Penyebab Nyeri Punggung Setelah Berolahraga dan Tips Untuk Mengatasinya

Apakah Anda sering merasa nyeri punggung setelah berolahraga? Jika iya, penting untuk mendengarkan tubuh Anda dan mengambil langkah-langkah untuk mengatasi hal tersebut. Nyeri punggung yang muncul setelah berolahraga dapat menyebabkan masalah yang lebih serius. 

Nyeri punggung yang menetap juga dapat berpotensi mempengaruhi gerakan harian Anda seperti bergerak ke bawah untuk mengambil sesuatu dari lantai.

Iklan dari HonestDocs
Fisioterapi Sakit Leher 5 Kali Visit Di NK Health

Untuk pemulihan pasien yang mengalami keluhan pada leher, seperti tightness pada otot-otot sekitar leher sampai ke pundak, timbul gejala neurologis yang terjadi pada penjalaran saraf cervical pada vertebrae dengan menggunakan exercise dan manipulasi. Paket in untuk single visit (5x) dan tidak termasuk konsultasi dokter & Pemeriksaan Penunjang (Rontgen, MRI, CT-Scan).

Nyeri punggung yang disebabkan pasca berolahraga mungkin disertai dengan kaku, dan kram. Rasa sakit yang muncul, sering terasa seperti sakit yang konstan dan tumpul, dan punggung Anda mungkin terasa kaku, tegang, dan berkontraksi. 

Jika Anda mengalami kondisi ini, Anda mungkin akan merasakan nyeri menjalar hingga bagian panggul, pinggul, dan kaki.

Berikut adalah 4 penyebab yang biasanya menyebabkan terjadinya nyeri pada otot punggung setelah berolahraga.

1. Terlalu sering menggunakan otot punggung

Otot punggung yang terlalu sering digunakan adalah penyebab umum nyeri punggung bagian atas. Kondisi ini biasanya terjadi karena mengulangi gerakan yang sama dari waktu ke waktu. 

Contoh klasik adalah kasus yang terjadi pitcher (pelempar bola) dalam baseball, yang melakukan gerakan yang sama setiap kali mereka melempar, yang sering kali dapat berdampak pada bahu mereka.

Kegiatan berulang lainnya dapat menyebabkan rasa sakit yang serupa. 

Iklan dari HonestDocs
Booking Klinik Fisioterapi via HonestDocs

Dapatkan diskon hingga 70% paket fisioterapi hanya dari HonestDocs. Klik dan booking sekarang!

Seseorang yang harus melakukan gerakan yang sama sepanjang hari, atau mengangkat benda-benda di atas kepala mereka sepanjang hari, mungkin akan mulai mengalami iritasi otot, kram, atau tegang. Kondisi ini bisa berubah menjadi nyeri kronis jika mereka mengabaikan tanda-tanda ini.

Perawatan pada kasus penggunaan otot yang berlebihan biasanya dimulai dengan mengistirahatkan daerah tersebut, serta menggunakan kompres panas atau es untuk meningkatkan sirkulasi darah ke jaringan otot. 

Selain itu, jika Anda mengalami kondisi ini, disarankan untuk menghindari latihan berlebih yang menyebabkan gerakan berulang dan mendapatkan waktu istirahat yang cukup dari tiap sesi latihan.

2. Cedera traumatis

Cedera traumatis juga dapat menyebabkan sakit punggung. Cedera traumatis dapat disebabkan oleh olahraga yang memerlukan kontak fisik seperti rugby, sepak bola, bola basket, tinju atau kegiatan olahraga beladiri lainnya. 

Saat seseorang mengalami cedera traumatis pada bagian punggung, Anda dapat melihat munculnya lebam pada daerah tersebut. Namun pada beberapa kasus, lebam tidak akan muncul hingga keesokan harinya.

Cedera traumatis akibat olahraga bisa sangat parah, dan menimbulkan cedera permanen, misalnya, patah tulang belakang yang dapat menyebabkan seseorang mengalami risiko komplikasi yang berkelanjutan, seperti nyeri kronis, kerusakan saraf, dan kelumpuhan.

Iklan dari HonestDocs
Fisioterapi Pasca Stroke 5 Kali Visit di NK Health

Untuk Pemulihan Pasien, pasca pemulihan dari rawat inap stroke. Latihan termasuk Anamnesa dan Tes Khusus, dengan terapi Bobath Method, Breathing Exercise, PNF (Procioceptive Neuromuscular Stabilization), Modality dan Exercise Therapy. Paket in untuk single visit (5x) dan tidak termasuk konsultasi dokter & Pemeriksaan Penunjang ( Rontgen, MRI, CT-Scan).

Seorang dokter harus melihat semua potensi cedera punggung karena sangat penting bahwa mereka sembuh dengan baik untuk menghindari rasa sakit jangka panjang.

Seorang dokter dapat merujuk seseorang yang mengalami cedera punggung ke ahli fisiologi atau ahli terapi fisik untuk membantu mengatasi cedera otot dengan baik. Cedera parah mungkin memerlukan operasi.

3. Pergeseran lempeng antartulang belakang (HNP)

Di antara ruas-ruas tulang belakang, terdapat lempengan yang berfungsi membantu pergerakan tulang belakang Anda dan melindunginya dari benturan .

Lempengan ini dapat mengalami cedera saat Anda melakukan olahraga yang melibatkan lompatan tinggi dan membuat Anda mendarat dengan keras menggunakan kaki.

4. Otot fleksor pinggul yang terlalu tegang

Otot fleksor pinggul berfungsi untuk menyambungkan otot kaki bagian atas dengan perut di bagian depan tubuh. Jika otot-otot fleksor terlalu tegang saat berolahraga, otot panggul akan tertarik ke depan dan menyebabkan beban tubuh berpindah ke arah tersebut.

Bagian belakang tubuh Anda pun mendapatkan tekanan karena harus menahan beban tersebut. Inilah yang menjadi penyebab sakit pinggang begitu Anda selesai berolahraga.

Mencegah nyeri akibat berolahraga

Tidak mungkin untuk mencegah semua penyebab nyeri punggung akibat berolahraga. Tetapi ada beberapa langkah mudah yang dapat dilakukan oleh seseorang untuk menghindari beberapa penyebab yang dapat menyebabkan nyeri punggung setelah berolahraga, seperti:

  • Meluangkan waktu beberapa menit untuk meregangkan otot atau menghangatkan tubuh sebelum melakukan aktivitas apa pun.
  • Orang yang mengangkat beban berat harus menghindari memfokuskan beban pada daerah punggung.
  • Lakukan pemijatan secara teratur untuk membantu mengatasi ketegangan otot.
  • Bekerja dengan terapis fisik untuk menguatkan otot-otot yang lemah dan mengurangi tekanan pada daerah persendian.
  • Hindari memakai ransel yang berat.
  • Perhatikan postur yang tepat saat melakukan olahraga apapun untuk menghindari terjadinya cedera.

14 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Qaseem A, et al. (2017). Noninvasive treatments for acute, subacute, and chronic low back pain: A clinical practice guideline from the American College of Physicians. (http://annals.org/aim/fullarticle/2603228/noninvasive-treatments-acute-subacute-chronic-low-back-pain-clinical-practice)
National Institute of Neurological Disorders and Stroke. (2017). Low back pain fact sheet. (https://www.ninds.nih.gov/Disorders/Patient-Caregiver-Education/Fact-Sheets/Low-Back-Pain-Fact-Sheet)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app