Banyak orang yang menderita akibat sakit maag, agar tidak sampai terkena dampak buruknya, maka sebaiknya lakukan pencegahan dari sekarang. Untuk dapat melakukan pencegahan optimal, maka tentu saja harus tahu penyebabnya. Apa sih sebenarnya penyebab maag itu? Benarkah seperti yang dikatakan banyak orang, yaitu karena terlambat makan atau akibat suka makan yang asam-asam? Temukan jawabannya dalam artikel berikut ini.
Lapisan lambung manusia terbuat dari deretan sel yang mengeluarkan enzim dan asam sebagai bagian dari sistem pencernaan. Namun, asam yang diproduksi lambung itu juga bisa merusak lapisan permukaan yang bersentuhan langsung. Untuk mencegah hal itu terjadi, sel lain dalam lambung kemudian membentuk semacam membran pelindung agar asam tak sampai mengiritasi dinding permukaan lambung tersebut.
Masalah timbul ketika keseimbangan tersebut menjadi rusak. Berbagai hal bisa merusak atau melemahkan membran pelindung lambung. Kalau membran pelindung tadi sampai rusak, maka sel-sel yang melapisi lambung akan terekspos asam dengan mudah. Ketika ini terjadi, maka lapisan teriritasi, terasa sakit, timbul borok atau luka (ulkus), bahkan mengalami pendarahan. Gangguan inilah yang sering kita sebut dengan maag atau gastritis (radang lambung).
Kenali Gejala maag!
Gejala yang paling umum ketika seseorang mengalami maag adalah timbulnya rasa sakit atau sensasi terbakar di perut bagian kiri atas, mual, serta gangguan pencernaan. Gejala maag lainnya antara lain:
- Sering bersendawa. Baca juga: 30 Penyebab Sering Bersendawa dan Cara Mengatasinya
- Turun atau hilangnya nafsu makan.
- Turunnya berat badan.
- Cegukan.
- Tinja berwarna hitam atau berdarah.
- Perut atas terasa penuh atau kenyang usai makan (meskipun sedikit).
Ketika masih berada dalam tahap akut, maag sebenarnya sangat mudah diobati. Namun bila terus-menerus dibiarkan, maka penyakit ini bisa semakin memburuk dan menjadi kronis sehingga memicu munculnya ulkus peptikum atau bahkan kanker lambung.
Penyebab Sakit Maag
Berdasarkan durasi serangan dan tingkat keparahannya, maag dibagi menjadi 2 tipe, yaitu maag akut dan kronis. Mari kita simak penyebab dari masing-masing jenis ini.
Penyebab Maag Akut
Maag akut berarti terjadi secara tiba-tiba, biasanya membuat perut terasa sakit dan kembung, namun berlangsungnya hanya beberapa hari saja. Penyebab maag akut umumnya adalah beberapa hal berikut:
# Infeksi bakteri H.pylori
Ketika Helicobacter pylori masuk dalam tubuh, maka selain memicu naiknya asam lambung, bakteri ini juga dapat memicu maag.
# Efek samping obat
Obat antiradang atau pereda rasa sakit termasuk ibuprofen, aspirin, dan naproxen juga dapat menjadi penyebab maag akut maupun kronis. Terlalu sering mengonsumsi obat-obatan ini dapat melemahkan lapisan pelindung dinding lambung.
# Gangguan autoimun
Pada kasus yang jarang terjadi, maag juga dapat dipicu oleh gangguan autoimun sehingga sel imun menyerang lapisan lambung. Biasanya kondisi ini lebih banyak dialami oleh mereka yang menderita diabetes tipe 1 atau gangguan tiroid Hashimoto.
# Usia
Seiring bertambahnya usia, lapisan pelindung dinding lambung kian menipis. Oleh sebab itu, mereka yang berumur biasanya lebih berisiko terkena maag ketimbang anak-anak muda.
# Stres
Stres atau pasca mengalami kondisi tertentu seperti operasi besar, luka bakar, kecelakaan, hingga beberapa infeksi juga bisa memicu maag akut. Hal ini diperkirakan terjadi karena menurunnya aliran darah ke dalam lambung.
# Konsumsi alkohol berlebihan
Alkohol dapat mengiritasi lapisan lambung sehingga membuatnya lebih berisiko terkena asam.
# Infeksi virus
# Gangguan pencernaan seperti kolitis atau Crohn
# Gagal ginjal
Penyebab Maag Kronis
Kalau gangguan maag berlangsung lebih lama dari sekedar beberapa minggu atau bahkan bulan, maka dapat dipastikan kalau penyakit ini sudah berubah dan masuk tahap kronis. Tak jauh berbeda dari yang akut, maag kronis biasanya juga dipicu oleh beberapa faktor di bawah ini:
- Efek samping obat yang dikonsumsi dalam waktu lama/ jangka panjang.
- Terlalu banyak minum alkohol.
- Infeksi bakteri H.pylori.
- Gagal ginjal.
- Melemahnya sistem imun tubuh akibat infeksi virus.
- Naiknya cairan empedu.
- Stres kronis.
Lebih tahu, simak artikel berikut: Gejala Maag Kronis dan Obatnya
Cara mencegah sakit maag
Lantas, apakah ada cara mencegah sakit maag? Untungnya gangguan lambung ini bisa dihindari dengan cara meminimalisir penyebab maag yang sudah disebutkan sebelumnya, yaitu:
- Dengan berkonsultasi pada dokter kalau obat yang Anda minum menimbulkan efek samping maag (mintalah obat lain yang lebih aman).
- Mengurangi atau berhenti minum alkohol.
- Mengobati gangguan liver, ginjal, atau paru-paru.
- Mengobati gangguan pencernaan yang diderita.
- Berhenti merokok.
- Atasi stres.
- Konsumsi licorice sebelum makan (khusus penderita hipertensi harus konsultasi dulu dengan dokter).
- Minum banyak air setiap hari.
- Dan bila tak alergi, sesekalilah minum air rebusan jahe yang baik untuk kesehatan lambung.
- Mengurangi jenis makanan tertentu.
Ya dikarenakan makanan juga memegang peranan penting dalam pencegahan maag, maka Anda perlu tahu makanan apa saja boleh dan tak boleh dimakan.
Makanan yang tidak boleh dikonsumsi ketika maag
Karena deretan makanan berikut dapat mengiritasi dan menyakiti lambung, maka hindarilah:
- Alkohol
- Kopi dan teh
- Whole milk (termasuk coklat)
- Buah jeruk-jerukan termasuk lemon, jeruk nipis, dan grapefruit
- Merica
- Bubuk bawang
- Daging yang sudah dibumbui (sosis, bacon, salami)
- Tomat dan produk-produknya
Makanan yang masih aman untuk dikonsumsi
Kalau Anda didiagnosa memiliki bawaan maag, maka makanan berikut ini termasuk aman dikonsumsi:
- Sayuran
- Unggas
- Whole grain/ padi-padian
- Nasi coklat
- Biji-bijian
- Telur
- Kacang-kacangan
- Minyak zaitun
Selain langkah pencegahan, upaya pengobatan juga penting untuk mengusir ketidaknyamanan akibat asam lambuh, lebih lanjut silahkan baca: Obat Maag Penurun Asam Lambung
Demikianlah kira-kira bahasan mengenai penyebab sakit maag kronis dan akut beserta pencegahannya yang bisa kami bagikan kali ini. Semoga bermanfaat bagi kita semua.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.