Ketika menstruasi ada banyak perempuan yang terkadang merasakan sakit perut yang menyakitkan sehingga mengganggu aktivitas. Tak hanya itu, terkadang menimbulkan rasa khawatir dan takut apakah hal tersebut juga mengganggu kesuburan.
Siklus haid atau menstruasi adalah siklus setiap bulan yang lazim terjadi pada wanita yang masih dalam masa subur. Menstruasi terjadi ketika lapisan rahim (uterus) akan terkelupas secara periodik yang kemudian dibuang melewati lubang kecil jalan lahir dan keluar sebagai darah haid.
Sakit perut saat haid, baik berupa nyeri atau kram, serta ketidaknyamanan pada perut menjadi hal yang sering dialami oleh kaum hawa. Sebagian besar kondisi itu sebenarnya normal terjadi, namun rasa sakit saat haid yang berlebihan hingga mengganggu aktivitas mungkin memerlukan perhatian lebih lanjut.
Istilah medis saat perut saat haid adalah dismenore yang secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu primer dan skunder:
- Dismenore primer, ketika nyeri haid memang sudah dialami pada saat seorang wanita mulai haid, biasanya ini merupakan kondisi yang normal tanpa penyakit organik tertentu. Nyeri haid wajar dirasakan pada 6-12 bulan sebelum menopause. Biasa terjadi selama 8-72 jam menjelang menstruasi.
- Dismenore sekunder, ketika sakit saat haid muncul pada periode menstruasi yang ke beberapa kali, bersifat kronis dan semakin lama semakin memberat. Kondisi ini biasanya bersifat kronis yang mempengaruhi rahim atau organ panggul lainnya. Masalah tersebut seperti endometriosis, adenomyosis, menorrhagia, penyakit radang panggul, myoma.
Baca juga: Memahami Siklus Menstruasi Normal
Penyebab Sakit Perut Saat Haid
Pada dismenore primer mungkin tidak ada penyebab yang dapat diidentifikasi. Namun demikian, ada beberapa faktor risiko yang menyebabkan sakit perut saat haid, seperti:
- Usia di bawah 20 tahun
- Riwayat keluarga dismenore
- Perokok aktif
- Pendarahan yang banyak saat haid
- Siklus menstruasi tidak teratur
- Belum pernah melahirkan
- Pubertas dini, sudah mencapai pubertas sebelum usia 11 tahun
Zat hormon seperti prostaglandin memicu kontraksi otot rahim untuk membantu mengeluarkan darah mens setiap bulan. Kontraksi ini dapat menyebabkan rasa sakit perut saat haid. Pada beberapa wanita yang memiliki kadar prostaglandin tinggi, maka bisa mengalami sakit perut saat haid (kram) yang lebih berat.
Dalam beberapa kasus, seperti pada dismenore sekunder, nyeri haid dapat disebabkan oleh kondisi medis sebagai berikut:
- Premenstrual syndrome (PMS)
- Endometriosis (Sel-sel lapisan rahim yang tumbuh di luar rahim)
- Adenomiosis, kondisi langka di mana lapisan rahim tumbuh ke dalam dinding otot rahim
- Fibroid rahim (tumor jinak bukan kanker)
- Penyakit radang panggul
- Infeksi Menular Seksual (IMS)
- Stenosis serviks, kondisi langka di mana saluran pada leher rahim sangat kecil sehingga memperlambat aliran darah haid
Di samping itu, beberapa jenis alat kontrasepsi khususnya intrauterine device (IUD) atau spiral yang terbuat dari tembaga dapat meningkatkan rasa sakit perut saat haid.
Cara Mengatasi Sakit Perut Saat Haid
Tak jarang, perawatan sederhana di rumah bisa berhasil dalam mengurangi gejala dismenore yang menyakitkan. Berikut ini hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi sakit perut saat haid:
- Menggunakan bantal pemanas atau botol yang berisi air hangat untuk diterapkan pada daerah perut bawah pusar sambil dilakukan penekanan ringan.
- Memijat perut secara lembut.
- Mandi air hangat.
- Menaikkan kaki atau berbaring dengan lutut ditekuk.
- Latihan fisik secara teratur (dilakukan setiap hari).
- Makan makanan bergizi yang mengandung kalsium
- Berlatih teknik relaksasi atau yoga.
- Minum obat anti-inflamasi atau anti-nyeri seperti ibuprofen, bisa juga untuk pencegahan yaitu diminum beberapa hari sebelum menstruasi datang (jika jadwalnya teratur).
- Konsumsi multivitamin yang terdiri dari vitamin B-6, vitamin B-1, vitamin E, asam lemak omega 3, kalsium, dan magnesium.
- Kurangi asupan garam, alkohol, kafein, dan gula untuk mencegah perut kembung.
Pengobatan Sakit Perut saat Haid Secara Medis
Jika perawatan di rumah tidak berhasil dalam mengurangi nyeri haid, maka ada sejumlah pilihan pengobatan medis yang dapat dilakukan. Pengobatan akan tergantung pada tingkat keparahan dan penyebab kram perut yang terjadi.
Jika rasa sakit disebabkan oleh PID atau IMS, maka ini memang harus diobati secara medis. Dokter akan meresepkan antibiotik untuk membersihkan infeksi. Dokter juga akan meresepkan obat penghilang rasa sakit (analgetik).
Obat nyeri haid yang sering digunakan, termasuk:
- Obat anti-inflamasi non-steroid (NSAID)
- Antidepresan
- Antispasmodik misalnya hyosin
- Antibiotik (jika penyebabnya infeksi)
Seringkali dokter menyarankan agar mencoba penggunaan KB hormonal untuk mengatasi sakit perut saat haid. KB hormonal tersedia dalam bentuk pil, susuk atau implan, dan injeksi yang akan mencegah ovulasi.
Apabila nyeri haid disebabkan oleh endometriosis atau uterine fibroid tidak berhasil diobati dengan obat, maka diperlukan prosedur bedah atau operasi. Bahkan dalam kasus yang sangat langka, histerektomi (operasi pengangkatan rahim seluruhnya) juga merupakan pilihan terakhir jika pengobatan lain tidak bekerja dan sakit perut saat haid (dismenore) begitu parah.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.