Penyebab Sakit Perut Saat Haid dan Cara Mengatasinya

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Nov 10, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 3 menit
Penyebab Sakit Perut Saat Haid dan Cara Mengatasinya

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Pada masa haid, nyeri perut umumnya terjadi pada hampir sebagian besar wanita dan menimbulkan rasa tidak nyaman di perut
  • Nyeri perut disebut juga dengan istilah dismenore, yang terbagi 2, yaitu dismenore primer dan dismenore sekunder
  • Beragam penyebab sakit perut saat haid bisa disebabkan oleh faktor usia, riwayat keluarga, hingga siklus haid yang tidak teratur
  • Cara mengatasi rasa sakit ketika haid adalah dengan mengompres bagian perut dengan air hangat atau mengonsumsi obat pereda rasa sakit

Ketika menstruasi ada banyak perempuan yang terkadang merasakan sakit perut yang menyakitkan sehingga mengganggu aktivitas. Tak hanya itu, terkadang menimbulkan rasa khawatir dan takut apakah hal tersebut juga mengganggu kesuburan.

Siklus haid atau menstruasi adalah siklus setiap bulan yang lazim terjadi pada wanita yang masih dalam masa subur. Menstruasi terjadi ketika lapisan rahim (uterus) akan terkelupas secara periodik yang kemudian dibuang melewati lubang kecil jalan lahir dan keluar sebagai darah haid.

Sakit perut saat haid, baik berupa nyeri atau kram, serta ketidaknyamanan pada perut menjadi hal yang sering dialami oleh kaum hawa. Sebagian besar kondisi itu sebenarnya normal terjadi, namun rasa sakit saat haid yang berlebihan hingga mengganggu aktivitas mungkin memerlukan perhatian lebih lanjut.

Istilah medis saat perut saat haid adalah dismenore yang secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu primer dan skunder:

  • Dismenore primer, ketika nyeri haid memang sudah dialami pada saat seorang wanita mulai haid, biasanya ini merupakan kondisi yang normal tanpa penyakit organik tertentu. Nyeri haid wajar dirasakan pada 6-12 bulan sebelum menopause. Biasa terjadi selama 8-72 jam menjelang menstruasi.
  • Dismenore sekunder, ketika sakit saat haid muncul pada periode menstruasi yang ke beberapa kali, bersifat kronis dan semakin lama semakin memberat. Kondisi ini biasanya bersifat kronis yang mempengaruhi rahim atau organ panggul lainnya. Masalah tersebut seperti endometriosis, adenomyosis, menorrhagia, penyakit radang panggul, myoma.

Baca juga: Memahami Siklus Menstruasi Normal

Penyebab Sakit Perut Saat Haid

Pada dismenore primer mungkin tidak ada penyebab yang dapat diidentifikasi. Namun demikian, ada beberapa faktor risiko yang menyebabkan sakit perut saat haid, seperti:

  • Usia di bawah 20 tahun
  • Riwayat keluarga dismenore
  • Perokok aktif
  • Pendarahan yang banyak saat haid
  • Siklus menstruasi tidak teratur
  • Belum pernah melahirkan
  • Pubertas dini, sudah mencapai pubertas sebelum usia 11 tahun

Zat hormon seperti prostaglandin memicu kontraksi otot rahim untuk membantu mengeluarkan darah mens setiap bulan. Kontraksi ini dapat menyebabkan rasa sakit perut saat haid. Pada beberapa wanita yang memiliki kadar prostaglandin tinggi, maka bisa mengalami sakit perut saat haid (kram) yang lebih berat.

Dalam beberapa kasus, seperti pada dismenore sekunder, nyeri haid dapat disebabkan oleh kondisi medis sebagai berikut:

  • Premenstrual syndrome (PMS)
  • Endometriosis (Sel-sel lapisan rahim yang tumbuh di luar rahim)
  • Adenomiosis, kondisi langka di mana lapisan rahim tumbuh ke dalam dinding otot rahim
  • Fibroid rahim (tumor jinak bukan kanker)
  • Penyakit radang panggul
  • Infeksi Menular Seksual (IMS)
  • Stenosis serviks, kondisi langka di mana saluran pada leher rahim sangat kecil sehingga memperlambat aliran darah haid

Di samping itu, beberapa jenis alat kontrasepsi khususnya intrauterine device (IUD) atau spiral yang terbuat dari tembaga dapat meningkatkan rasa sakit perut saat haid.

Cara Mengatasi Sakit Perut Saat Haid

Tak jarang, perawatan sederhana di rumah bisa berhasil dalam mengurangi gejala dismenore yang menyakitkan. Berikut ini hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi sakit perut saat haid:

  • Menggunakan bantal pemanas atau botol yang berisi air hangat untuk diterapkan pada daerah perut bawah pusar sambil dilakukan penekanan ringan.
  • Memijat perut secara lembut.
  • Mandi air hangat.
  • Menaikkan kaki atau berbaring dengan lutut ditekuk.
  • Latihan fisik secara teratur (dilakukan setiap hari).
  • Makan makanan bergizi yang mengandung kalsium
  • Berlatih teknik relaksasi atau yoga.
  • Minum obat anti-inflamasi atau anti-nyeri seperti ibuprofen, bisa juga untuk pencegahan yaitu diminum beberapa hari sebelum menstruasi datang (jika jadwalnya teratur).
  • Konsumsi multivitamin yang terdiri dari vitamin B-6, vitamin B-1, vitamin E, asam lemak omega 3, kalsium, dan magnesium.
  • Kurangi asupan garam, alkohol, kafein, dan gula untuk mencegah perut kembung.

Pengobatan Sakit Perut saat Haid Secara Medis

Jika perawatan di rumah tidak berhasil dalam mengurangi nyeri haid, maka ada sejumlah pilihan pengobatan medis yang dapat dilakukan. Pengobatan akan tergantung pada tingkat keparahan dan penyebab kram perut yang terjadi. 

Jika rasa sakit disebabkan oleh PID atau IMS, maka ini memang harus diobati secara medis. Dokter akan meresepkan antibiotik untuk membersihkan infeksi. Dokter juga akan meresepkan obat penghilang rasa sakit (analgetik).

Obat nyeri haid yang sering digunakan, termasuk:

  • Obat anti-inflamasi non-steroid (NSAID)
  • Antidepresan
  • Antispasmodik misalnya hyosin
  • Antibiotik (jika penyebabnya infeksi)

Seringkali dokter menyarankan agar mencoba penggunaan KB hormonal untuk mengatasi sakit perut saat haid. KB hormonal tersedia dalam bentuk pil, susuk atau implan, dan injeksi yang akan mencegah ovulasi.

Apabila nyeri haid disebabkan oleh endometriosis atau uterine fibroid tidak berhasil diobati dengan obat, maka diperlukan prosedur bedah atau operasi. Bahkan dalam kasus yang sangat langka, histerektomi (operasi pengangkatan rahim seluruhnya) juga merupakan pilihan terakhir jika pengobatan lain tidak bekerja dan sakit perut saat haid (dismenore) begitu parah.


20 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Rigi N, et al. (2012). Comparing the analgesic effect of heat patch containing iron chip and ibuprofen for primary dysmenorrhea: a randomized controlled trial. DOI: (https://doi.org/10.1186/1472-6874-12-25)
Pelvic inflammatory disease (PID) - CDC fact sheet. (2015). (https://www.cdc.gov/std/pid/stdfact-pid.htm)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app