Stroke Cerebral Sinovenous Thrombosis (CVST) adalah suatu kondisi medis ketika terjadi pembentukan gumpalan darah pada pembuluh darah di otak (sinus vena) otak. Kondisi ini menyebabkan darah yang mengalir masuk ke otak tidak bisa mengalir keluar.
Akibatnya, sel-sel darah pecah dan menyebabkan kebocoran darah ke jaringan otak dan menyebabkan pendarahan.
CVST merupakan salah satu jenis stroke yang dapat terjadi pada orang dewasa dan seringkali terjadi pada anak-anak. Bahkan kondisi ini dapat terjadi pada bayi baru lahir dan bayi dalam kandungan. CVST dapat merusak otak dan sistem saraf pusat, sehingga membutuhkan perhatian medis segera.
Apa yang menyebabkan Stroke Cerebral Sinovenous Thrombosis?
Stroke Cerebral Sinovenous Thrombosis adalah salah satu bentuk stroke yang langka. Kondisi ini terjadi pada sekitar 5 dari 1 juta orang setiap tahun. Stroke jenis ini paling sering terjadi pada bayi baru lahir selama satu bulan pertama kehidupan.
Secara keseluruhan, sekitar 3 dari 300.000 anak-anak dan remaja hingga usia 18 tahun akan mengalami stroke.
Faktor risiko Cerebral Sinovenous Thrombosis pada anak-anak:
- Masalah proses pembentukan gumpalan darah.
- Anemia sel sabit
- Anemia hemolitik kronis
- Beta-thalassemia mayor
- Penyakit jantung - baik bawaan atau didapat
- Kekurangan zat besi
- Infeksi tertentu
- Dehidrasi
- Cedera kepala
- Untuk bayi baru lahir, seorang ibu yang memiliki infeksi tertentu atau memiliki riwayat infertilitas
Apa saja gejala Cerebral Sinovenous Thrombosis?
Gejala stroke Cerebral Sinovenous Thrombosis dapat bervariasi, tergantung pada lokasi trombus. Penanganan stroke yang cepat dalam mengatasi gejala-gejala yang muncul memungkinkan masa pemulihan yang lebih cepat.
Gejala pada anak-anak yang mengalami stroke CSVT:
- Mengalami gangguan dalam kemampuan berbicara.
- Memiliki gangguan dalam berkonsentrasi
- Mengalami kebingungan dan kurang bersemangat
- Mengalami sakit kepala parah dengan atau tanpa muntah
- Wajah, lengan, atau kaki terasa lemah atau mati rasa, biasanya pada satu sisi tubuh.
Gejala pada bayi yang mengalami stroke CSVT:
- Mengalami kejang tanpa alasan yang jelas. Kejang dapat terlihat seperti wajah, lengan, atau kaki yang berkedut.
- Memiliki pola tidur yang tidak normal
Apakah Cerebral Sinovenous Thrombosis dapat dicegah?
Pada orang dewasa,stroke Cerebral Sinovenous Thrombosis dapat dicegah dengan menjalani gaya hidup sehat untuk menjaga kesehatan jantung:
- Makan makanan rendah lemak, termasuk banyak buah dan sayuran.
- Rutin berolahraga setiap hari.
- Menghindari asap rokok.
- Mengendalikan kondisi kesehatan kronis, seperti diabetes.
Sedangkan pada anak, stroke Cerebral Sinovenous Thrombosis lebih cenderung disebabkan oleh kondisi bawaan lahir seperti penyakit anemia sel sabit, thalasemia atau penyakit jantung bawaan.
Oleh karena itu, pemeriksaan rutin selama kehamilan dan pemeriksaan rutin tahun-tahun pertama tumbuh kembang anak sangat penting untuk mendeteksi dan menangani jika terjadi gejala stroke Cerebral Sinovenous Thrombosis.
Bagaimana Stroke Cerebral Sinovenous Thrombosis Didiagnosis?
Gejala stroke pada anak, terutama bayi, kadang sulit untuk dideteksi. Jika Anda menemukan gejala seperti di atas pada anak atau orang terdekat Anda, segera hubungi layanan penyedia layanan kesehatan di kota Anda atau segera pergi ke Unit Gawat Darurat terdekat.
Dokter biasanya akan menanyakan riwayat medis dan melakukan pemeriksaan fisik secara lengkap. Keluarga dan teman-teman dapat menggambarkan gejala yang mereka lihat, terutama jika seseorang stroke terjadi pada anak-anak.
Namun, diagnosis akhir biasanya dibuat berdasarkan kualitas aliran darah ke otak. Pemeriksaan pencitraan dapat menunjukkan area aliran darah. Tes-tes ini dapat digunakan untuk mendiagnosis Cerebral Sinovenous Thrombosis:
- Pemindaian MRI
- CT scan
- Venografi
- Angiografi
- Ultrasonografi
- Tes darah
Bagaimana penanganan Cerebral Sinovenous Thrombosis?
Perawatan harus segera dimulai dan harus dilakukan di rumah sakit. Rencana perawatan dapat meliputi:
- Resusitasi cairan
- Obat anti kejang untuk mengendalikan kejang jika sudah terjadi.
- Memantau dan mengendalikan tekanan di dalam kepala.
- Penggunaan obat yang disebut antikoagulan seperti warfarin, coumadin, dsb untuk menghentikan pembekuan darah.
- Operasi
- Pemantauan aktivitas otak yang berkelanjutan.
- Mengukur ketajaman visual dan memantau jika terjadi perubahan.
- Rehabilitasi
Harapan untuk pulih dan tetap sehat setelah mengalami stroke CVST akan tergantung pada bagaimana stroke mempengaruhi otak. Setiap orang dapat memperoleh manfaat dari diet sehat dan olahraga.
Seorang anak yang mengalami stroke mungkin juga perlu berpartisipasi dalam program rehabilitasi khusus atau terapi fisik, khususnya jika mereka kehilangan kemampuan bergerak atau berbicara.
Efek stroke lain yang mungkin terjadi, seperti sakit kepala atau gangguan penglihatan, dapat ditangani oleh dokter spesialis. Jika seorang anak pernah mengalami stroke jenis ini, hindari penggunaan obat-obatan yang dapat meningkatkan risiko pembekuan darah.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.