Saat seseorang secara tidak sengaja terpapar HIV, misalnya ketika berhubungan seks tanpa menggunakan pengaman dengan seseorang yang diduga positif HIV atau tertusuk jarum suntik bekas orang yang positif HIV, maka harus segera melakukan post exposure prophylaxis (PEP).
Berikut pada artikel ini akan membahas lebih lanjut mengenai PEP.
Apa itu PEP, atau Post-Exposure Prophylaxis?
Profilaksis merupakan pengobatan yang dapat membantu seseorang mencegah infeksi dari bakteri, jamur, virus, atau parasit, baik sebelum atau setelah terpapar.
Profilaksis pasca pajanan, atau PEP, berarti seseorang harus minum obat setelah melakukan kontak atau tindakan yang beresiko menyebabkan HIV.
Jika Anda pernah terpajan HIV (virus penyebab AIDS), PEP merupakan program dua atau tiga obat yang akan membuat kemungkinan kecil Anda untuk terinfeksi HIV.
Cara kerja pengobatan PEP yaitu dengan memberikan obat-obatan antiretroviral (ARV) dalam kurun waktu kira-kira 28 hari untuk mencegah atau menghentikan paparan terhadap virus HIV agar tidak menjadi infeksi seumur hidup.
Siapa yang perlu mendapatkan PEP?
Pengobatan PEP dapat membantu beberapa kondisi seperti:
- Orang yang berpikir bahwa dirinya mungkin terpajan HIV selama berhubungan seks
- Pengguna narkoba yang baru saja berbagi jarum atau barang terkait lainnya
- Petugas kesehatan yang berpikir bahwa dirinya telah terpajan HIV di tempat kerja
Jika Anda merasa telah terpajan HIV, penyedia layanan kesehatan akan membantu menentukan apakah Anda membutuhkan pengobatan PEP atau tidak.
Anda harus mencari perawatan medis sesegera mungkin setelah mencurigai terpapar HIV.
PEP umumnya hanya pengobatan untuk situasi darurat. Seharusnya tidak digunakan sebagai pengganti seks yang aman atau jarum steril baru.
Jika Anda sering terpapar HIV karena kontak dengan banyak pasangan seks atau penggunaan narkoba suntik, misalnya- segera bicarakan dengan dokter tentang penggunaan profilaksis pra pajanan (PrEP).
PEP menggunakan lebih banyak obat daripada PrEP dan digunakan hanya satu bulan .
Pengaturan waktu untuk penggunaan PEP
Anda harus memulai pengobatan PEP dalam waktu 72 jam setelah paparan. Setelah melewati waktu tersebut, maka pengobatan tidak akan berhasil.
Jika Anda merasa telah terpajan HIV, dapatkan pengobatan dan pertolongan medis sesegera mungkin.
Bagaimana cara kerja PEP?
Maksud di balik penggunaan PEP yaitu menggunakan obat yang sama yang dapat mengobati HIV dengan membantu tubuh melawan virus HIV, ketika virus mencoba menginfeksi tubuh Anda. Obat-obatan yang dimaksud yaitu obat ARV.
ARV melibatkan kombinasi tiga obat. Obat-obatan yang digunakan dengan cara tersebut dapat mencegah HIV memantapkan dirinya dalam tubuh.
Orang yang menggunakan PEP umumnya akan mengkonsumsi obat sekali atau dua kali sehari selama 28 hari:
- Untuk orang dewasa, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) merekomendasikan obat yang disebut tenofovir, dikombinasikan dengan emtricitabine (dua obat ini dikombinasikan dalam satu pil), dan obat ketiga, baik raltegravir atau dolutegravir.
- Wanita di awal kehamilan, atau yang aktif secara seksual dan bisa hamil saat menggunakan PEP, atau wanita yang menjadi korban kekerasan seksual tidak boleh menggunakan dolutegravir sebagai bagian dari PEP. Raltegravir harus digunakan sebagai gantinya.
- Anak-anak yang membutuhkan PEP, hingga usia 2 tahun, mendapatkan obat yang sama, tetapi disesuaikan dengan berat badan mereka
Jika Anda menggunakan PEP, gunakan kondom jika Anda berhubungan seks untuk menurunkan kemungkinan Anda akan terpapar HIV lagi atau Anda akan menularkan virus kepada orang lain jika Anda terinfeksi.
Efek samping penggunaan PEP
PEP merupakan perawatan darurat medis yang tergolong aman untuk dilakukan. Namun, perawatan tersebut mungkin akan menimbulkan efek samping bagi beberapa orang.
Anda mungkin mengalami mual atau kelelahan dengan penggunaan PEP. Obat-obatan PEP juga dapat menyebabkan sakit kepala, susah tidur, dan diare.
Dalam kasus yang jarang terjadi, obat PEP dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius, termasuk masalah hati.
Pemeriksaan sebelum dan sesudah menggunakan PEP
Jika Anda diresepkan obat PEP, dokter akan mengambil spesimen darah pada saat Anda mulai pengobatan dan mungkin pemeriksaan lainya, seperti pemeriksaan untuk penyakit menular seksual selain HIV.
Pemeriksaan tindak lanjut akan diperlukan untuk melihat apakah Anda telah terinfeksi HIV atau tidak
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.