Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mempercantik wajah dari kerutan, di antaranya filler dan botox. Kedua jenis perawatan wajah ini sama-sama diberikan melalui suntikan dan tidak melibatkan operasi. Saking populernya, kehadiran filler dan botox di dunia kecantikan bahkan berhasil menggeser operasi plastik.
Walau sekilas tampak mirip, suntik filler dan botox ternyata punya banyak perbedaan. Hati-hati, jangan sampai salah pilih supaya hasilnya lebih maksimal.
Booking Klinik Filler via HonestDocs
Dapatkan diskon hingga 70% paket filler hanya dari HonestDocs. Klik dan booking sekarang!
Perbedaan filler dan botox
Filler dan botox adalah dua jenis perawatan wajah yang sama-sama dapat mengatasi kerutan di wajah. Namun sebelum memilih salah satunya, Anda harus tahu dulu kelebihan dan kekurangannya supaya tidak salah pilih.
Berikut perbedaan filler dan botox yang perlu diketahui.
1. Prosedur
Botox adalah prosedur melemaskan otot-otot wajah dengan memanfaatkan racun dari bakteri Clostridium botulinum. Botox bekerja dengan cara memblokir sinyal saraf di otot dimana bakteri tersebut disuntikkan.
Ketika sinyal-sinyal saraf tersebut terputus, maka otot wajah yang terkena akan beku sementara. Hal inilah yang membuat kerutan jadi lebih elastis, menipis, atau bahkan hilang.
Sementara itu, filler adalah prosedur menggunakan cairan tertentu untuk mengisi volume wajah yang menipis akibat faktor penuaan. Agen pengisi yang banyak digunakan untuk filler di antaranya:
- Kalsium hidroksiapatit: senyawa mirip mineral yang ditemukan dalam tulang. Daya tahan sekitar 18 bulan.
- Kolagen: merangsang pembentukan kolagen lebih banyak dalam kulit. Daya tahan sekitar 4 bulan.
- Asam hialuronat: menambah elastisitas kulit. Daya tahan 6-12 bulan.
- Asam poli-L-laktat: daya tahannya lebih lama, yaitu 2 tahun.
- Polimetil metakrilat: satu-satunya agen pengisi filler permanen.
2. Manfaat
Manfaat filler dan botox memang sama-sama dapat membantu menyamarkan kerutan di wajah. Namun, ternyata ada fungsi lain yang membedakan keduanya.
Booking Klinik Botox via HonestDocs
Dapatkan diskon hingga 70% paket botox hanya dari HonestDocs. Klik dan booking sekarang!
Biasanya, botox dilakukan untuk menyamarkan garis dan kerutan di wajah yang disebabkan oleh pengaruh gerakan otot (ekspresi wajah). Misalnya karena kebiasaan mengangkat alis, menyipitkan mata, senyum atau cemberut, dan sebagainya.
Itulah sebabnya mengapa suntik botox paling sering dilakukan di sekitar mata, mulut, di antara alis, dan dahi. Suntik botox tidak dapat digunakan untuk mengurangi garis-garis halus akibat kerusakan kolagen.
Di sisi lain, suntik filler lebih fokus untuk mengatasi kerutan akibat faktor penuaan. Seiring bertambahnya usia, kulit akan kehilangan elastisitas dan kolagen sehingga timbul garis-garis halus di wajah.
Beda dengan botox, suntik filler lebih banyak dilakukan pada area wajah yang mudah mengendur, seperti bibir, sekitar mulut, dan pipi. Tidak hanya membantu mengencangkan kulit, botox juga dapat mengisi volume pada bibir dan pipi supaya tidak terlalu cekung.
Baca juga: Menghilangkan Kerutan di Sekitar Mulut
3. Efektivitas
Filler dan botox memberikan hasil yang berbeda-beda. Namun secara umum, filler dianggap lebih efektif dan hasilnya bertahan lebih lama daripada botox.
Booking Klinik Botox via HonestDocs
Dapatkan diskon hingga 70% paket botox hanya dari HonestDocs. Klik dan booking sekarang!
Botox mampu membuat wajah Anda tampil cantik dan awet muda hanya dalam waktu 2 minggu. Akan tetapi, diperlukan botox berulang agar kerutan di wajah dapat berkurang secara maksimal. Daya tahan filler cenderung lebih lama, tergantung dari bahan isian yang digunakan.
Baca selengkapnya: Perawatan Setelah Suntik Botox Agar Hasilnya Tahan Lama
4. Efek samping
Berbicara soal perawatan wajah, tentu tidak terlepas dari kemungkinan efek samping yang dapat muncul. Begitu pula ketika Anda melakukan filler atau botox.
Botox
Sejumlah efek samping botox di antaranya:
- Memar di area sekitar bekas suntik
- Kelopak mata turun (ptosis), biasanya memakan waktu beberapa minggu untuk diobati
- Mata merah dan iritasi
- Sakit kepala
Untuk mengurangi efek samping tersebut, dokter biasanya akan memberikan obat tetes mata sebelum suntik botox dilakukan. Anda juga harus berhenti minum obat pengencer darah beberapa hari sebelum tindakan untuk mencegah risiko memar.
Itulah mengapa menurut American Academy of Ophthalmology (AAO), botox hanya direkomendasikan pada orang-orang yang tubuhnya fit. Semakin baik daya tahan tubuhnya, maka semakin kecil pula efek sampingnya.
Hindari melakukan suntik botox jika Anda:
- Sedang hamil atau menyusui
- Mempunyai otot wajah yang lemah
- Sedang memiliki masalah kulit, seperti kulit tebal atau bekas luka yang cukup dalam
- Mengidap multiple sclerosis atau penyakit neuromuskular lainnya
Filler
Suntik filler memang lebih efektif dan memuaskan daripada botox. Namun hati-hati, risiko efek sampingnya pun juga lebih besar.
Beberapa efek samping filler di antaranya:
- Reaksi alergi
- Memar
- Infeksi
- Kulit gatal dan kemerahan
- Kulit kebas atau mati rasa
- Tumbuh jaringan parut di area bekas suntikan
Kompres dingin dapat membantu meredakan bengkak, mati rasa, dan efek samping filler lainnya. Dokter biasanya akan melakukan tes alergi untuk mencegah efek samping setelah difiller.
Sebelum memilih antara filler atau botox, sebaiknya konsultasikan dulu pada dokter atau ahli kecantikan tersertifikat. Dokter akan membantu Anda menentukan mana perawatan wajah terbaik sesuai kebutuhan. Tentunya dengan efek samping seminimal mungkin.
Baca selengkapnya: Amankah Melakukan Filler secara Berulang?
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.