Phosphatidylcholine adalah sumber kolin yang secara alami ada di dalam sel-sel tubuh. Tubuh menggunakan fosfatidilkolin untuk membuat asetilkolin. Asetilkolin ini penting untuk mengoptimalkan daya ingat dan berbagai fungsi lain dalam tubuh.
Dalam dunia medis, phosphatidylcholine digunakan untuk mengatasi kolitis ulseratif, gangguan daya ingat, penyakit Alzheimer, hingga penyakit liver (hati). Akan tetapi, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut guna mendukung khasiat tersebut.
Selain alami ada di dalam tubuh, phosphatidylcholine juga bisa ditemukan pada beberapa jenis makanan seperti telur, kedelai, hingga bunga matahari.
Mengenai Phosphatidylcholine
Golongan
Tanpa resep dokter
Kemasan
- Tablet
- Suntikan (injeksi)
- Obat oles (topikal)
Kandungan
Phosphatidylcholine
Manfaat Phosphatidylcholine
Karena tubuh menggunakan fosfatidilkolin untuk memproduksi asetilkolin, beberapa penelitian mengungkapkan bahwa zat ini mampu mengobati masalah yang berhubungan dengan otak, seperti:
- Kehilangan memori;
- Penyakit Alzheimer;
- Kecemasan;
- Gangguan manik depresi;
- Gerakan tak terkendali pada wajah atau bagian tubuh lainnya (tardive dyskinesia).
Phosphatidylcholine juga dapat digunakan untuk mengatasi kondisi-kondisi berikut:
- Kolitis ulseratif;
- Hepatitis;
- Eksim;
- Penyakit kandung empedu;
- Gangguan sirkulasi;
- Kolesterol tinggi;
- Gejala PMS.
Pemberian phosphatidylcholine secara intravena (melalui infus) biasanya diberikan untuk mengatasi:
- Nyeri dada;
- Gumpalan lemak dalam darah (emboli lemak);
- Kolesterol tinggi;
- Penyakit hati;
- Timbunan plak lemak di arteri.
Sedangkan bila disuntikkan di bawah kulit (subkutan), fosfotidilkolin dapat membantu mengobati kondisi berikut:
- Tumor lemak non-kanker (lipoma);
- Lemak berlebih di sekitar kelopak mata;
- Timbunan kolesterol di bawah permukaan kulit (xanthelasma).
Efek samping Phosphatidylcholine
Secara umum, fosfatidilkolin cenderung aman digunakan selama mengikuti dosis yang dianjurkan. Hal ini termasuk untuk sediaan tablet, suntikan, maupun obat yang dioleskan pada kulit.
Namun, sama seperti obat pada umumnya, penggunaan phosphatidylcholine dapat menimbulkan efek samping. Akan tetapi, reaksinya bisa jadi berbeda-beda, tergantung dari dosis obat, usia, dan daya tahan tubuh masing-masing orang.
Sejumlah efek samping phosphatidylcholine yang mungkin terjadi antara lain:
- Keringat berlebihan;
- Sakit perut;
- Perut kembung;
- Mual;
- Diare;
- Nyeri, kemerahan, atau bengkak di area kulit yang disuntik.
Reaksi alergi yang serius cukup jarang terjadi. Namun, waspadai jika muncul gejala alergi parah (anafilaktik) seperti:
- Ruam;
- Gatal atau bengkak (terutama di wajah, lidah, atau tenggorokan);
- Pusing parah;
- Kesulitan bernapas.
Bila itu terjadi, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Dosis Phosphatidylcholine
Dosis phosphatidylcholine bisa jadi berbeda-beda pada setiap orang. Hal ini tergantung dari usia, jenis kelamin, tingkat keparahan penyakit, dan kebutuhan masing-masing orang.
Dosis phosphatidylcholine untuk mengobati kolitis ulseratif adalah 1-5 gram setiap hari dalam dosis terbagi. Dalam bentuk injeksi (suntikan), dapat diberikan 5 dosis dengan jarak 2-4 minggu untuk setiap dosisnya.
Ketika dioleskan pada kulit (topikal), phosphatidylcholine dinilai aman digunakan selama 12 minggu. Apa pun sediaan yang Anda gunakan, sebaiknya konsultasikan lebih lanjut dengan dokter untuk mengetahui dosis phosphatidylcholine yang tepat sesuai kondisi Anda.
Interaksi Phosphatidylcholine
Potensi interaksi obat terjadi ketika digunakan bersamaan dengan obat lain, sehingga dapat mengubah cara kerja obat. Sebagai akibatnya, obat tidak dapat bekerja dengan maksimal atau bahkan menimbulkan racun yang membahayakan tubuh.
Jenis obat yang dapat berinteraksi dengan phosphatidylcholine adalah sebagai berikut:
- Obat-obatan antikolinergik, seperti atropine, scopolamine, antihistamin, dan atidepresan: dapat menurunkan efektivitas obat;
- Obat untuk penyakit Alzheimer, seperti donepezil, tacrine, rivastigmine, dan galantamine: meningkatkan efek samping obat-obatan Alzheimer;
- Obat untuk glaukoma dan kondisi lain (obat kolinergik), seperti pilocarpine: meningkatkan terjadinya efek samping obat;
Kemungkinan ada obat jenis lainnya yang juga dapat berinteraksi dengan phosphatidylcholine, tapi belum tercantum dalam daftar di atas. Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui obat apa saja yang sedang Anda konsumsi dan beri tahukan pada dokter.
Perhatian
Hal-hal yang harus diperhatikan selama menggunakan phosphatidylcholine adalah sebagai berikut:
- Beri tahukan dokter jika Anda memiliki riwayat alergi obat maupun penyakit tertentu;
- Sampaikan pada dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat, suplemen, maupun herbal apa pun;
- Konsultasikan dulu dengan dokter sebelum menggunakan phosphatidylcholine saat hamil atau merencanakan kehamilan, maupun sedang menyusui;
Artikel terkait: